Bagian 4
Loading...
.
.
.
.
--masih dikelas--"Napa lo?"
"Sssttt, duitnya ilang. Jangan diganggu nanti kena semprot juga lo." Lee Jihoon ikutan nimbrung dimeja Jungoo sambil memakan potato chips.
"Hilang? Kok bisa?" Han Shinwo yang baru saja datang bertanya ragu-ragu.
Jihoon mengendikkan bahunya dan menjawab asal. "Di palak kali."
Wajah Shinwo berubah terkejut. Nada suaranya terdengar tidak percaya. "Yang bener aja lu, Goo di palak? Orang gila mana yang malak?"
"Dia kena palak?" Jonggun menunjuk kearah Jungoo yang tak tahu menahu. "Miskin 7 turunan gue kalo beneran ada yang mau malak ni orang. Muka kek preman gitu..."
"Gembel pun lihat-lihat dulu kali mau malak dia." celetuk Seongeun sambil memainkan ponselnya.
"Huss jangan gitu. Ntar Rasenggan-nya keluar." Gimyung ikut-ikutan.
"Muka boleh miskin, dompet jangan. Makanya jangan suka menilai buku dari sampulnya. Hasil didikan setan ya gini." setelah waktu yang lama akhirnya Jungoo membuka mulut.
"Buku kalo sampulnya jelek juga gak bakal laku kali Goo." Shinwo membalas seadanya.
"Lah, buku porno cuman modal angka [18+] doang laku tuh."
"Itu beda circle ganteng, dari judulnya aja sudah melenceng jauh." Jonggun memukul belakang kepala Jungoo tak berperasaan.
Jungoo meringis dan menggosok kepalanya. "Mana boleh gitu, orang sama-sama buku kok dibeda-bedain. Rasis terhadap buku lo."
"Makin lama makin gak nyambung aja topiknya. Mending diem." Gimyung menyudahi perdebatan.
Jonggun: "Masalah buku aja diperdebatkan."
"Masih jaman kah pake buku?" kata Seongeun tak mendengarkan.
"Gue sih tim Telegram." -Jihoon
"Tim Twitter sih kalo gue." -Gun
"Yutub kids nyimak." -Gimyung
"Lu pada gak berguna banget anjir. Balik kelas sono! Bikin tambah pening aja."
"Lu aja yang bikin ribet hidup." Seo berdiri dan melangkah keluar kelas.
"Gue sih masa bodo, yang ilang bukan duit gue." Jihoon berdiri dan berbalik pergi.
"2 in. Shin, ikut gue bentar ada yang mau gue omongin." Jonggun berlalu juga.
"Bye." Shinwo melbai pada Jungoo dan mengikuti Gun di belakang.
Jungoo: "......" amjink.
Jungoo menghela nafas pasrah dan menyadari ada satu orang yang masih tidak pergi.
"Terus lu ngapain masih disini?" celetuk Jungoo pada Gimyung.
"Memang kenapa, gak boleh? Elu yang punya kelas?"
"Mending cari duit lu sana buat bayar kos."
"Ngutang dulu lah bro."
"Rumah 5 hektar, bapak mapia, anak tunggal kaya raya, bayar uang kosan nunggak 3 bulan?? Lu orang kaya bukan sih?" Jungoo menatap Gimyung dengan pandangan merendahkan.
"Ya emang susah sih jadi gue. Gak kek elu tinggal berantem dapat duit."
"MINGGAT LO!"
--Pulang sekolah--
Sepulang sekolah Jungoo pergi ke kelas orang-orang susah terlebih dahulu untuk menagih uang kos.
Sebagai pemilik kos-kosan yang baik, Jungoo selalu tepat waktu menagih uang kos selama sebulan sekali. Jadi para menyewa tidak perlu repot-reot mencari Jungoo lagi.
Sesampainya dikelas Jungoo dengan semangat membuka pintu tanpa kendala seakan-akan takdir merestui.
"Halo sobat miskin, waktunya bayar sewa kos~"
Seperti telah menunggu badai datang, sekumpulan penyewa sudah siap berkumpul menunggu disalah satu kelas.
"Tumben [telat] nagih." celetuk Wonseok.
"Jangan dipotong. Artinya jadi beda." balas Park Serim sambil menyenggol lengan Wonseok.
"Iya."
"Cepetan, Yena belum makan." Janghyun melirik jam tangannya dengan cemas.
"Oh iya! Hari ini bayar kos!" Hyungseok menepuk dahinya seakan-akan baru mengingatnya.
Jungoo mengerutkan kening. "Lupa lo? Gak da drama lupa, bayar sekarang. Lu udah nunggak 6 bulan ya gembel, melebihi Gimyung lu."
"Oh? Nggak kok. Tadi baru minjam uang sama Jay." jawab Hyungseok dengan senyum ramah.
"....." malah gali lubang tutup lubang lo.
Tanpa banyak perkataan lagi mereka segera menyerahkan uang segepok masing-masing pada Jungoo.
Jungoo menghitung dengan wajah penuh senyum. Setelah merasa ada yang kurang Jungoo berhenti dan melihat orang-orang didepannya.
"Eh? Tabasco mana?" tanya Jungoo.
"Meksiko?" -Wawan
"Posko?" -Serim
"Vasko." -Janghyun.
"Ya itu. Mana orangnya? Ini gak nunggak sih, tapi tetep aja harus ditagih. Duitnya Gun soalnya."
"Pulang tadi bang, katanya ada aura jahat yang sedang berkumpul dan bisa membahayakan nyawa orang-orang dikota." Hyungseok menjawab sembari membereskan tasnya.
Jungoo berfikir sejenak. "Bakal ngomel lagi Jonggun. Dah lah, biarin. Gak usah pulang aja gue."
Setelah diputuskan untuk melepaskan Vasko, Jungoo berbalik dan pergi meninggalkan kelas.
Ia berjalan ke luar gerbang sekolah dan bersiap untuk menghubungi supir pribadinya tetapi gerakannya segera terhenti ketika melihat sosok diluar gerbang.
Wajahnya segera berubah muram seolah-olah sedang melihat kecoa yang berkeliaran.
"Hai!" teriak Nomen dengan senyuman cerah.
Selain Nomen, para bawahnya juga stay didepan gerbang sekolah. Seluruh jalanan dipenuhi motor-motor dan segala macam jenis makhluk barbarian.
Jungoo: "Apa lagi ya tuhan..."
"Mati aja lu." pungkas Jungoo kemudian berbalik untuk kembali masuk ke dalam sekolah.
Nomen. "....."
Bersambung....
Mon maap klo ad typo:v
>>[⭐]<<
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Trash NomenxGoo [BL]
Teen FictionKim Jungoo dikenal sebagai siswa yang suka membuat masalah disekolah, tiba-tiba terpaksa terikat dengan seorang ketua geng motor karena suatu kejadian tidak disengaja. NomenxGoo FF Lookism Karakter sepenuhnya milik PTJ Warn! OOC! Tidak bermaksud men...