8

316 60 6
                                    

Bagian 8

>>INFO KARAKTER<<

SMA tahun ke-3
>Kim Jungoo
>Park Jonggun
>Lee Jihoon
>Han Shinwo

Tahun ke-2
>Kim Gimyung
>Seo Seongeun
>Yoojin
>Jang Hyun
>Vasko
>Park Hyung Seok
>Wawan
>Park Serim

Sisanya menyusul nanti🗿

Loading...
.
.
.
.
--Taman--

Sruuuupp~

"....."

"....."

"Terus motivasi lo ngikut duduk disini apaan ya?"

"Nggak ada. Suka aja^^"

Jungoo menyeruput habis coklat panasnya dihari yang begitu terik. Panas dalam hatinya sama sekali tidak bisa di netralisir.

Pasalnya orang disebelahnya ini tetus menerus mengikuti Jungoo kemanapun dia pergi. Sampai ia selesai berbelanja sedikit kebutuhan ekonomi rumah tangga, Jungoo masih diikuti.

Nomen melihat gelas yang hampir kosong dalan sekali teguk itu.

"Memangnya gak gerah minum itu? Harinya panas gini."

Jungoo menatapnya penuh senyuman cerah. "Gak kok~ lebih gerah ngeliat muka lu."

Nomen tersenyum dan mengangguk. "Arigato^^ memang banyak yang bilang muka ku gampang membangkitkan horny sih."

Seketika Jungoo tersedak sedotan.

"... Mulut lu dijaga ya goblok. Banyak orang!"

"Kenapa kalo banyak orang?" alis Nomen mengernyit heran.

"Lo malu-maluin tau gak... Pantes bungkus cewek aja nggak bisa." Goo menutupi wajahnya dengan satu tangan. Menunjuk Nomen sambil menggerakkan jarinya memutar.

"Itu bukan nggak bisa."

"Terus?"

"Ceweknya terlalu mahal, Debit ku gak cukup. Lagian dia sudah gak penting lagi."

Nomen menyandarkan dirinya ke sandaran dibelakang, lalu menyilang kan lengannya didepan dada.

Sudut bibir Jungoo berkedut. Ia melempar gelas plastik masuk ke tong sampah, kemudian membersihkan tangan dengan sapu tangan.

"Gampang banget gonta-ganti crush."

Nomen terdiam, matanya berkedip beberapa kali. Ia melirik Jungoo sekilas sebelum tertawa renyah kemudian beralih menatap langit.

"... Ada yang pernah bilang ke aku, langit itu indah tapi kita gak bisa memeluknya. Jaraknya seperti dari Korea ke Bogor, jauh." ucapnya dengan wajah datar.

"Kita gak boleh mengejar apa yang tidak seharusnya kita miliki. Kalau tetap dikejar yang ada ujung-ujungnya malah sakit sendiri.

Jungoo melirik Nomen dan menatap profil samping lelaki tersebut.

"Dari pada sibuk mengejar yang udah pasti dapat akhir yang Sad Ending, mending nunggu yang mau Happy ending bareng. Ya nggak?"

2 kata terakhir ditunjukkan kepada Jungoo. Nomen menoleh lagi kearah Jungoo yang tampak tertegun sejenak.

"Kalau tanya aku, aku bukan orang yang sabaran. Jadi mau itu sad ending atau happy ending dua-duanya sama aja. Kalau ketemunya aku ya tetap sad ending..."

Sesaat, Jungoo merasa orang ini benar-benar berubah menjadi orang yang sangat berbeda dalam seperkian detik.

Ia tersadar dan untuk pertama kalinya, Jungoo tertawa mendengar kalimat puitis Nomen barusan.

"Sok SadBoy anda. Mending lajut kerja cari duit sono." Goo berdiri dan menepuk pahanya yang sedikit kram.

Nomen terpana ketika melihat tawa alami Jungoo. Ia mendengar perkataan Jungoo dan ekspresi nya segera berubah cemberut.

"Kerja apa? Aku masih SMA."

Gerakan Jungoo mendadak berhenti diudara. Ia berbalik dan menatap Nomen dari atas ke bawah seakan-akan tak percaya.

Nomen memiringkan kepalanya bingung.

"Apa?"

Jungoo sontak menatap wajah Ryuhei. "BOHONG!"

"Ha—"

"BADAN BEGINI MASIH SMA?! Sorry, bercanda lu gak lucu..." Jungoo menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Bener. Masih kelas 2 SMA."

.... Amnjime.

"Lu gak naik kelas apa gimana?"

"... Ini namanya pertumbuhan konsisten. Otak ku memang bego tapi gak sebego itu juga sampai gak nak kelas." Nomen menjelaskan dengan senyum pasrah.

"Sifat kek preman gitu masih bisa keterima disekolah? Sekolah mana yang nerima anjir serlok!"

"Kamu gak nyadar diri." -Nomen

--Malam Hari--

Akhirnya sampai pada malam hari Jonggun masih belum pulang.

Gun duduk disofa dengan kaki di silang. Jemarinya mengetuk pelan meja kaca disamping sofa tesebut.

Matanya tak pernah lepas dari jam dinding yang terus berbunyi samar.

"Jangan tegang, nanti juga pulang." celetuk Yoojin sembari menyeruput secangkir kopinya.

Jonggun mendengar ucapan Yoojin refleks berdecak. "Siapa yang tegang? Kalo emang gak mau pulang ya sudah, tinggal kunci pintu beres. Ngapain khawatir..."

"Gue gak bilang khawatir loh^^"

"....." -Gun

Jonggun mnghela nafas tak berdaya lalu menghidupkan sebatang rokok.

Sudah jam 9 malam tapi Jungoo belum juga pulang, sejak siang tadi ponselnya tidak bisa dihubungi. Yang lain juga tak ada yang tahu kemana makhluk abstrak itu menghilang.

Entah kenapa Jonggun merasa seperti barang pribadinya telah disentuh oleh sesuatu yang tidak layak.

"Makanya punya pacar jangan dilepas tali kekangnya. Dicuri orang nangis lu." kata Seongeun tanpa dosa.

"Najis gue." cetus Jonggun sambil menjentikkan abu rokok ke asbak.

"Mulut doang bilangnya najis." cibir Seongeun dengan pandangan merendahkan.

"Mau gue sumpal bako lu ya? Diem!"

"Mulut kalah, tangan bertindak. Nice Try."

Bersambung...

Mon maap klo ad typo:v
>>>[⭐]<<<

Favorite Trash NomenxGoo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang