7

324 55 2
                                    

Bagian 7

*
>>INFO KARAKTER<<

[Lee Jihoon/DG]
>SMA tahun ke-3
>Hidupmu bukan hidupku
>Rambut stroberi, bisa ganti-ganti selama ada Janghyun

[Han Shinwo]
>SMA tahun ke-3
>Picek sebelah
>No Duit tapi Handsome
>Milik Yeonhe
>Iya deh, segalanya untukku

[Yoojin/Eugine]
>SMA Tahun ke-2
>Tampan dan berwibawa
>Gamtenk
>Titid Gede

[Janghyun/Hyun]
>SMA tahun ke-2
>Duda anak 1
>Papa muda
>Miskin tapi gamtenk

[Vasko/Lee euntae]
>SMA tahun ke-2
>Polos
>Pacar saya

Sisanya menyusul nanti.

Loading...
.
.
.
.

--Lokasi sekitar Mall--

Senyuman yang sama. Ekspresi yang sama. Suara yang sama.

Jungoo merasa ia bisa saja melompat kembali kedalam mobil dan bergegas pulang ke rumah. Meski harus berdebat dengan Jonggun, itu lebih baik dibandingkan bertemu orang ini.

Wajah Jungoo seolah-olah telah menggambarkan segala niatnya saat ini.

Detik itu juga Nomen meraih pergelangan tangan Jungoo dan menangkap kunci otomatis mobil tersebut.

"Kok gitu sih? Kek habis ngeliat hantu aja." Nomen cemberut saat menatap Jungoo.

"Heh gak usah sok kenal ya. Mau gue teriakin begal lo?? Lepas!"

Jungoo mengibaskan tangannya berusaha melepaskan diri dari cengkraman makhluk gaib tersebut.

Nomen mengerutkan kening, menahan lengan Jungoo lebih erat. "Ei ei ei, diemmm. Kamu kek mau diperkosa aja teriak teriak begitu."

"Heh jaga mulut lo ya! Gue slepet sandal lo!" Jungoo berhenti mengibas dan menoleh menatap sinis kearah Nomen.

"Aduduh matanya~ sinis banget."

Jungoo: "...." /merinding. Horor amjink!

Jungoo merasa roh nya akan keluar dari tubuh kapan saja jika bertemu orang ini karena emosi.

Oh tuhan... Cukup kau kirimkan makhluk prasejarah dirumah. Jangan lagi makhluk abstrak ini...

--Mall--

Seperti yang ia duga, perjalanan hari ini tak akan semulus biasanya ketika keluar bersama Jonggun.

Orang sebleng dibelakangnya terus ikut membuntuti sampai kedalam mall seperti penjaga bayangan.

"... Harusnya gue bawa Gun juga tadi. Ni orang rese banget!"

Selama perjalanan, Jungoo mau tak mau pada akhirnya berhenti dan berbalik dengan kesal.

"Lu ngapain?!"

Nomen tersenyum dan menjawab santai. "Jalan-jalan."

"Jalan-jalan kok ngikutin gue?"

"Siapa yang ngikutin?"

"Situ yang ngikutin!"

"Penyakit kepedean nya memang gak bisa sembuh ya." Nomen tertawa dan bergerak ke sebelah Jungoo. "Kalo memang iya, kenapa?" ucapnya kemudian dengan nada jahil.

Goo tertegun, tak tahu harus menjawab apa. Wajahnya semakin suram. "Lu ngeselin banget."

"Arigatoo^^"

Mau tak mau Jungoo harus berjalan bersama orang tersebut untuk membeli beberapa barang di mall.

Sambil berjalan, Nomen juga tidak hanya diam.

Ia beberapa kali mencari topik untuk mengajak Jungoo berbicara meski jawaban yang ia dapat selalu tidak sesuai ekspektasi.

"~Kok kamu gak ada nelepon sih?"

Jungoo yang tau arah pembicaraan menjawab dengan  cetus. "Gak dapat duit gue nelpon lo."

"Ooo, jadi bayar dulu kalo mau telponan nih?"

"Gak gitu anji*g."

"Terus? Padahal udah kukasih nomer loh."

"Haram gue telponan sama lu."

"Padahal aku ganteng."

Jungoo memandang Nomen dengan pandangan merendahkan.

"Bilangin orang kepedean dianya sendiri pede sama tingkat langit." cibir Jungoo mengalihkan pandangannya.

Nomen tertawa renyah. "Lah?  Kalo aku mah emang ganteng, jadi gak papa kepedean. Kalo kamu...." ucapannya terpotong ditengah-tengah membuat Jungoo merasa kesal.

"Gue apa?? Hah?"

"Lu bilang jelek gue tabok beneran."

Seakan-akan Nomen mengerti arti dari tatapan Jungoo ia mengunci jawaban di bibirnya dan yang keluar dari mulutnya segera berubah.

".... Ntah lah~ gak tau." Sahut Nomen tak ketinggalan senyum jahil. Sebelum Jungoo akan bertanya lebih lanjut, Nomen segera mengubah topik pembicaraan.

"Oh! Btw kita belum ada perkenalan resmi nih. Nama kamu siapa?"

Jungoo berpikir dan mengingat-ingat sejenak. Mereka memang tak pernah berkenalan secara langsung.

Lagi pula, pertemuan mereka sebelumnya selalu tidak disengaja. Goo juga tidak pernah berharap untuk bertemu lagi setelah ini:v.

Jungoo mendengus dan melirik sekilas sebelum berucap malas. "Gak sopan. Kalo mau kenalan perkenalkan diri sendiri dulu, baru nanya orang. Gak diajarin lu ya?"

"Oh? Gitu ya?" Nomen berkedip beberapa kali seperti baru pertama kali mendengar ucapan Jungoo barusan.

Ia menundukan kepalanya. Alisnya berkerut ketika mempertimbangkan sesuatu sebelum mengangguk kecil 2 kali.

"Oke. Kalau gitu," Nomen mengulurkan tangannya kepada Jungoo. Kurva dibibir tak pernah hilang saat wajahnya menujukan senyuman secerah matahari.

"Namaku Ryuhei, panggil aja Ryu. Salam kenal, hm?"

Jungoo menatapnya lagi dan lagi. Melihat tangan yang terulur Goo menjangkau telapak tangannya dan mengangguk singkat.

"Jungoo." balas Jungoo seadanya.

"... Jungoo doang nih?" Nomen tampaknya merasa sedikit kecewa.

"Terus? Atau harus gue tambahin, Jungoo Saripudin Mulyono Syapri?"

Nomen tersenyum kosong. "... Gak. Gak usah. Jungoo juga bagus."

"Good." -Goo

Bersambung.....
Mon maap klo ad typo:v
>>[⭐]<<

Favorite Trash NomenxGoo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang