5

330 60 3
                                    

Bagian 5

Loading...
.
.
.
.
--Gerbang Sekolah--

Nomen mencekat lengan Jungoo yang baru saja berbalik untuk kembali memasuki halaman sekolah.

"Ey, kok gituuu."

"Gitu apa sih anying??" Goo menepis tangan yang menahannya dan menoleh. "Kita udah gak ada urusan lagi ya."

"Tau kok." Nomen mengangkat tangan tanda menyerah dan bergerak mundur sedikit.

"Terus ngapain lu kesini???"

"Loh memang gak boleh?"

"Nggak. Ganggu pemandangan banget lu."

"Ya sudah sih tinggal tutup mata."

"Mata lo yang gue tutup biar gak bisa kebuka lagi sekalian!"

"Sadis amat de."

"Siapa adek lo?!" Jungoo menatap sinis kearah Nomen seakan-akan ingin membunuh orang didepannya.

Nomen bergidik dan menjawab dengan cepat. "Iya-iya, yailah galak amat. Lagi dapet lu?"

"... Pernah ditikam golok gak sih lo?"

"Gak pernah." Nomen menggeleng sambil tersenyum ketika menjawab seadanya.

"Mau nyoba?" nada bicara Jungoo terdengar serius.

"Gak perlu. Karna hatiku baru saja tertikam golok asmara ketika memandang mata indah mu..."

Jungoo: "....." stres ni orang.

"Gue gak ada urusan lagi sama lo. Perjanjiannya kan kita pura-pura gak kenal lagi sehabis uangnya ditransfer. Jangan ganggu gue."

Goo menatap serius kearah Nomen yang tertegun dengan mata yang tampak kaget. Untuk beberapa saat suasana diantara keduanya hening tanpa suara.

Ada perasaan canggung yang muncul saat Nomen tidak membalas.

Namun tiba-tiba tubuh Nomen bergetar, Jungoo menatap Nomen lekat-lekat. Alisnya mengernyit heran...

Napa lagi nih orang. Pikir Jungoo dalam benaknya.

"Oy, lu kenap—"

Perkataan JunGoo belum selesai ketika suara tawa Nomen mendadak pecah ditengah keheningan.

Ryuhei tertawa terbahak-bahak sampai sudut matanya basah.

Jungoo mengerutkan alisnya, wajahnya bingung dan bibirnya terbuka dan tertutup.

"... Apa?" tanya Jungoo sedikit tidak nyaman.

Tawa Nomen sediki demi sedikit perlahan surut. Dia menyingkap rambutnya yang sedikit basah kareka keringat, kebelakang. Mengungkapkan dahi putih dan mata hitam yang dalam.

Senyuman Nomen semakin melebar. Dia berjalan maju beberapa langkah mendekati Jungoo, kemudian menundukkan kepalanya sedikit.

Seolah-olah adegan kemarin kembali terulang, Jungoo tidak bergerak dan merasakan perasaan dejavu.

Udara disekitarnya segera berbaur dengan harum bunga lavender yang samar.

Jungoo mengernyitkan alisnya, merasa sedikit pusing.

Mendadak suara rendah orang dihadapannya telah sampai ke telinganya.

Ringan dan samar, nafas hangat menyapu helaian rambut disekitar pelipis Jungoo.

"Jadi orang jangan suka kepedean. Aku kesini bukan buat kamu." ucap Nomen sambil berbisik. Mata Jungoo membelalak dan jantungnya berdegup lebih cepat.

"Tapi kalau soal kenal gak kenal, bisa dibicarakan baik-baik..."

Setelah serangkaian kata-kata terlontar, Nomen kembali berdiri tegak dan mundur 2 langkah. Menatap Goo yang masih berdiri mematung ditempat.

Mulutnya sedikit terbuka saat pikirnya untuk sesaat menjadi kosong. Wangi aroma lavender ringan masih menyerbu masuk pada saluran pernafasan nya.

Jungoo mengambil nafas panjang lalu menghembuskan dengan sangat pelan. Mencoba untuk tetap tenang seperti biasa.

Ketika dia mendongak, sesuatu yang padat dan dingin tiba-tiba menyelinap diantara bibirnya.

Jungoo kembali membeku. 3 detik kemudian rasa manis dan sedikit asam menyerbu lidahnya.

"Manis?" tanya Nomen sembari tertawa kecil.

Jungoo: "......"

"Seperti kamu." sambungnya kemudian mengedipkan matanya dengan jahil.

Rasa muak dihati Jungoo seketika melonjak ke titik teratas batas kesabarannya selama 18 tahun hidup didunia.

Jungoo tak bersuara, menggigit lolipop di mulutnya dalam sekali gigitan. Permen dengan cepat hancur menjadi butiran-butiran kecil yang melebur.

Sisa tangkai lolipop yang menggantung disela bibirnya jatuh ke tanah.

"Memukul hewan itu dosa, tapi karena lu babi jadi dihalalkan." celetuk Jungoo dengan wajah suram.

"Ha?"

BUAKK!

.....

Bersambung...
Mon maap klo ad typo:v

>>>[⭐]<<<

Favorite Trash NomenxGoo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang