10

314 55 5
                                    

Bagian 10

Loading...
.
.
.
--Rumah Bersama--

Jungoo duduk diatas kasur nya dengan wajah kusut. Pintu kamar diketuk 3 kali diikuti suara terendam Jonggun dari balik pintu.

"Boleh masuk?"

Goo menjawab tanpa pertimbangan. "Gak."

"Gue masuk."

"....."

Sepertinya pendapat seseorang memang tidak dianggap sama sekali disini. Lagipula ini rumah Jonggun, untuk apa bertanya jika ia bisa melabrak masuk tanpa salam.

Mengetuk dan meminta izin, Gun sudah cukup bertoleransi.

Jonggun masuk dengan sebuah nampan berisi makanan dan segelas air. "Sarapan. Ntar mati lu."

Jungoo melirik isi nampan dan membuang muka. "Gak usah sok perhatian lo. Keluar, gue gak laper."

"Siapa yang sok perhatian? Kalo lu mati gue yang susah. Minimal kalo mau mati jangan dirumah gue lah." Jonggun meletakkan nampan ke atas meja dengan kasar. "Makan."

"Dibilang gue nggak laper!" Jungoo menolak dan memalingkan wajahnya.

"Lu udah gak makan 4 hari."

"Terus? Gak makan 4 hari gue tetap hidup kok. Gak usah lebay."

"Jangan bikin susah gue lo!! Disuruh makan aja banyak drama. Jangan keras kepala!" Gun meninggikan nada bicaranya sambil menarik lengan Jungoo agar melihatnya.

Jungoo tertegun. Hatinya segera ikut tersulut emosi. "SIAPA YANG BIKIN SUSAH?? LO YANG NYUSAHIN HIDUP SENDIRI! GUE GAK MINTA MAKAN SAMA ELO KAN?!" Jungoo berdiri kemudian berbalik, menepis tangan Jonggun dari lengannya.

"GAK USAH IKUT CAMPUR URUSAN GUE. MAU GUE PULANG MALEM, PAGI, SIANG, SORE, 2 TAHUN KEK GUE GAK PULANG. LO GAK ADA HAK BUAT IKUT CAMPUR!"

Jonggun tersentak dan tampak terkejut ketika Jungoo menaikkan nada bicaranya.

Beberapa tahun terakhir Jungoo memang tidak pernah terlihat semarah ini. Entah karena masalah apapun Jonggun selalu bisa mengendalikannya.

"Sialan."

Gun menggigit giginya dan menarik nafas panjang sebelum kemudian menghembuskan nya. Ia menatap Jungoo dan memelan kan suaranya.

"Okay, fine. Lu gak suka kalo gue dicampuri urusan lu kan? Kalo gitu kenapa gak pindah aja. Kan lo bisa jadi lebih bebas?"

Jonggun membelalakkan matanya. Otaknya berdering seolah-olah alarm bahaya telah dibunyikan.

Ini hanya berarti 1 hal.

Ia sudah menyentuh titik tertinggi tingkat rasa kesabaran Jonggun yang tidak pernah digapai Siapapun sebelumnya.

"......" mati gue. -Goo

........

--Disisi lain--

Nomen merenung sambil duduk dimotor nya yang terparkir didepan basecamp. Para bawahannya tampak prihatin ketika melihat boss mereka.

Sejak 5 hari yang lalu setelah boss pulang malam itu, mood nya seakan-akan tenggelam dalam lubang tanpa dasar.

Sangat kontras dengan ekspresinya ketika baru saja berangkat di siang hari. Senyuman tidak pernah pudar sedetikpun seperti seorang pria yang sedang jatuh cinta.

Lalu sekarang... Apa yang telah terjadi??

"Uyy~ jangan bengong gitu lah. Ayo kita hepi hepi, kita goyang 2 jari, kanan kiri kanan kiri, muter-muter jari~ Ayo kita—"

Favorite Trash NomenxGoo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang