One

229 36 0
                                    

Gumpalan awan hitam di langit siap menumpahkan beban nya membasahi bumi, tetesan demi tetesan berjatuhan dari atas sana, banyak orang berlalu lalang kesana kemari mencari tempat berteduh dan ada juga yang langsung menerobos hujan dengan laju kendaraan nya.

Berbeda dengan seorang gadis yang lebih memilih berdiam diri di halte bus menatap pemandangan di depan nya? mata nya menyipit, melihat dengan jelas kedua insan berbeda genre itu menerobos deras nya hujan dengan jaket yang hanya melindungi bagian atas mereka.

Ouh apa ini? melihat dengan mata kepala nya sendiri, bagaimana orang yang begitu ia cintai begitu menghianati nya, mata nya memanas menahan bulir bening yang menggenang di sudut mata nya dan berusaha sekeras mungkin agar tak tumpah. Bibirnya tertarik membentuk senyuman kecil yang mengerikan,

"Dasar bedabah sialan".

Setelah mengatakan itu dirinya bergegas pergi mengejar kedua insan tadi sebelum kehilangan jejak, namun naas nya dari arah depan tanpa di duga kendaraan beroda empat tersebut melaju kencang di tengah derasnya hujan dan menghantam keras dirinya.

"Shit, tunggu pembalasan gue". Gumam nya

Tangan nya mengepal menahan sakit di sekujur tubuh ringkihnya, namun- itu tak sebanding dengan rasa sesak yang memgrogoti dadanya membuat ia kesulitan untuk bernafas.

Mulai detik ini juga, tanggal 29 Januari 2016 seorang Astrit Geolma Putri telah berpulang menghadap sang Khaliq dengan rasa sakit yang ia bawa.

__Ω__

Di situasi yang sama namun berbeda tempat, seorang gadis di seret paksa masuk ke rumah dengan air mata yang ikut membasahi kedua pipinya. Astritana Shintera Laksana gadis malang dengan seribu kian rasa sakit yang ia alami baik verbal maupun nonverbal, semua orang membenci nya begitu juga dengan keluarga nya sendiri terkecuali sang ibu-- Ajeng Laksana.

"Kak sa--sakit".

"Le--lepas hiks".

Astritana memberontak tapi tenaga nya kalah jauh dibanding pria ini-- Arseno Gimetrik Laksana, salah satu dari banyaknya orang yang amat membenci Astritana tanpa tahu alasan nya, Arseno adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Sifat nya yang temperamental, tak pernah memandang bulu siapa yang ia hadapi, keras kepala, ingin menang sendiri, membuat nya ditakuti semua orang.

"Ada apa ini". Suara tegas keluar dari mulut pria paruh baya yang sekarang menatap tajam pergulatan antara Astriana dan Arseno.

"Pah-- ".

"ARSENO APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN PUTRIKU?".

Mereka semua menatap ke arah pintu, di sana terpampang wanita paruh baya dengan amarah yang sekuat ia tahan, dan dua pemuda yang berdiri tepat di belakang nya. Bagaimana tidak? beliau dengan mata kepala nya sendiri melihat bagaimana anak kedua nya memperlakukan adiknya sendiri layaknya hewan. Well, dia sangat menyayangi Astritana lebih dari apapun.

Dengan langkah menggebu Ajeng menghampiri mereka, mata nya menatap Arseno tajam dan tanpa aba - aba dia menampar pipi remaja tersebut cukup keras. Mereka semua tentu terkejut dengan apa yang barusan terjadi, meski bukan kali pertama kejadian ini terjadi.

"Mah-- ".

Plak

"Mamah gak pernah ya ngajarin kamu berbuat kasar kepada perempuan terlebih lagi ini adik kamu sendiri, Seno". Geram nya memotong ucapan Arseno.

"Mamah nampar aku demi cewek sialan ini".

"Kenapa mah? Kenapa mamah lebih sayang dia dari pada aku".

"Sen-- ".

"KENAPA? KENAPA MAMAH SELALU PERDULI SAMA ANAK GAK BERGUNA ITU? APA UNTUNG NYA DIA? DIA CUMAN CEWEK BODOH YANG GAK BISA APA - APA! DIA CUMAN CEWEK LEMAH YANG BISANYA MEMBUAT MASALAH, DIA PROBLEMATIK! MAMAH TAHU, DIA INI PEMBULLY YANG SELALU BULLY ORANG YANG GAK BERSALAH TAPI KENAPA MAMAH SEOLAH - OLAH TUTUP MATA AKAN HAL ITU! MAU BERIBU KESALAHAN PUN YANG IA LAKUKAN MAMAH SELALU MENGANGGAP ENTENG SEMUA NYA! SEMUA NYA! MAMAH GAK PERNAH NGERTI PERASAAN AKU! AKU JUGA PENGEN ADA DIPOSISI DIA! KAPAN MAH KAPAN? APA HARUS NUNGGU AKU MATI DULU?".

"SEJAK DIA LAHIR PERHATIAN MAMAH SELALU TERTUJU KE CEWEK ITU! MAMAH TANYA APA AKU IRI? YA, AKU IRI SAMA DIA! KALO AKU BISA MEMILIH AKU TIDAK INGIN CEWEK ITU LAHIR KE DUNIA!".

"GUA BENCI SAMA LO ASTRITANA!". Teriak nya penuh amarah

Sedangkan mereka yang menyaksikan itu hanya mampu terdiam, begitupun Astritana yang sekarang menatap sendu saudaranya. Apakah ini alasan kak Seno membenci ku? Batin gadis itu.

Tanpa mereka sadari lelaki itu menyeringai, dengan langkah yang tak terduga ia berjalan mendekati gadis yang tengah terkapar di lantai dengan tangan yang tetap menopang tubuh nya. Tatapan tajam mengiringi setiap langkah nya hingga dia berdiri tepat di depan gadis tersebut, tangan nya terangkat dan-

Pyur

Brak

Plak

Srett

"ARSENO".

Ajeng menghampiri Astritana dan memangku kepala gadis itu yang sekarang mengeluarkan pendarahan hebat akibat kelakuan bejat Arseno, mata Ajeng memanas menahan diri untuk tidak menangis. Sedangkan Astritana hanya tersenyum tipis lalu membelai pipi Ajeng dan mengusap nya pelan, dada nya sesak. Gadis itu rapuh, sudah cukup ia berpura - pura kuat di depan semua orang selama ini- ia sudah tak tahan lagi.

Gelap.

Hingga kesadaran nya menghilang di barengi dengan suara teriakan histeris dari Ajeng yang memenuhi seluruh ruangan.

__Ω__

Vote nggih kalo gak aku marah 🤬
haii aku comeback. Ada sedikit perubahan dalam
cerita nii yaa, buat kalian yang udah bacaa
mending dibaca lagii hehe.. biar tahu perubahan nya dimana okeeii 👌

Astrit You? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang