Kericuhan

103 18 1
                                    

Happy reading

Matahari menyingsing menghalau penglihatan seorang gadis yang masih terlelap tidur membuat nya mau tak mau beranjak dari ranjang. Dengan nyawa yang belum sepenuh nya terkumpul ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Waktu berjalan dengan cepat, 25 menit berlalu. Gadis itu sudah tampil cantik dengan seragam sekolah yang melekat di tubuh nya. Dirasa semua nya selesai, ia bergegas turun ke bawah dan mendapati semua sudah berkumpul di meja makan.

Detingan sendok menggema di meja makan, tak ada yang ingin membuka suara semua nya sibuk dengan makanan nya masing - masing. Hingga suara Ajeng membuyarkan keheningan yang tercipta.

“Astrit, bagaimana sekolah kamu?”.

“Baik”. Jawab Astrit seadanya

“Oh ya, kemarin malam kamu kemana?”. Tanya nya membuat semua atensi menatap nya termasuk Arseno yang masih merasa penasaran dengan kejadian semalam, apa benar itu dia?.

“Keluar”.

“Kem-- ”.

“Kamu tuh kalau ditanya dijawab yang benar jangan setengah - setengah, gak tahu sopan santun”. Serempet Aris memotong ucapan sang bunda

Astrit hanya menatap mereka datar, tanpa membalas ucapan sang ayah ia beranjak pergi meninggalkan meja makan tanpa berpamitan. Mood nya hari ini sangat buruk

__Ω__

Astrit terdiam menatap pagar besi yang menjulang tinggi dengan papan bertuliskan SMA Pagar Nusa, gerbang sudah tertutup sejak 15 menit yang lalu dan bisa di katakan bahwa gadis itu terlambat. Lagi

Disana, laki - laki berbadan kekar berjalan ke arah nya dengan tatapan tajam mengiringi setiap langkah nya.

“Buka saja pak, biar dia jadi urusan saya”. Ujar nya lantas lelaki paruh baya dengan pakaian formal khas satpam itu mengangguk-- pak Bejo.

“Ikut saya”.

Dengan malas ia mengikuti setiap langkah laki - laki itu, ia hanya diam tak bersuara sedikit pun. Sedangkan laki - laki jangkung di depan nya hanya fokus menatap lurus ke depan.

Tiba - tiba dia berhenti dan berbalik badan menghadap ke arah nya dengan bersedekap dada menatap diri nya dari atas sampai bawah.

“Kamu tahu kesalahan kamu apa?”.

“Hem”.

“Alasan nya?”.

“Kesiangan”.

“Terus?”.

“?”.

“Pasal 2 ayat 25 di larang bagi siswa maupun siswi SMA Pagar Nusa untuk merwanai rambut nya, tidak menerima alasan! Jadi-- mau kamu hilangkan sendiri atau saya potong rambut kamu sekarang?”.

“Siapa?”.

“Kam-- ”.

“Yang tanya”. Potong Astrit santai

“Ini demi nama baik sekolah kita”. Geram lelaki itu

“Punya hak apa anda memerintah dan mencampuri urusan saya? Pasal 2 ayat 39 tertulis baik guru, OSIS, siswa maupun siswi di larang memerintah yang tidak mereka kehendaki dan mencampuri urusan pribadi orang lain, karena dianggap melanggar privasi orang. Apa itu masih berlaku?”.

“Dan-- pasal 3 ayat 11 guru, anggota OSIS dilarang keras dalam menasehati atau menegur para murid SMA Pagar Nusa”.

So, jika kalian-- teruntuk anggota OSIS jika ingin menegur para siswa - siswi, tegur mereka dengan sewajar nya jangan hanya mengandalkan jabatan saja”. Sinis nya

“Tet-- ”.

“Seberapa mengganggu nya sih mewarnai rambut sampai - sampai dilarang disekolah? Apa mewarnai rambut dapat menghambat pembelajaran para murid?”.

Tangan laki - laki itu mengepal, rahang nya mengetat, mata nya memerah dengan hidung nya yang kembang kempis. Terlebih ia tak percaya ada siswa yang mampu menghafal sebagian peraturan SMA PN, bahkan hanya sebagian anggota OSIS yang mengetahui nya. Baru kali ini ada yang berani perlakukan gua seperti ini.

( Rata - rata memang jarang ada yang hafal karena mereka tinggal menaati nya tanpa tahu ada pasal yang membantah opini tersebut )

“Dasar tempramen”.

“Gak pantas kamu jadi ketos”.

( Ketos = ketua OSIS )

Setelah mengatakan itu ia berlalu pergi meninggalkan laki - laki itu, tanpa ia sadari sebagian orang yang memang ada kegiatan olahraga di area tersebut menatap perdebatan antara diri nya dan ketos SMA PN-- Geo Pratama.

( PN = Pagar Nusa )

Mereka terkejut dengan apa yang dikatakan Astrit barusan, ada yang percaya ada juga yang tidak, karena suara Astrit yang cukup kencang membuat mereka dapat mendengar nya. Sedangkan pak Salem-- guru Olga menganga mendengar penjelasan rinci Astrit, dari mana dia tahu?.

__Ω__

📍 Votement 📍
Matur nuwun = sami - sami

Astrit You? (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang