13

1K 87 1
                                    


Hiiii!!

I'm back!!

Hahaha...

Apa kabar kaliannn???
Semoga baik-baik aja yaa

Oke deh langsung aja yuppss

Happy Reading all!!



~o0o~







Yuna melenguh pelan sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing bukan main. Ia menatap sekeliling, sorot cahaya matahari menembus gorden yang terpasang di ruangan itu. Ruangan yang ia tempati ini adalah sebuah kamar dengan cat dinding berwarna pastel yang mendominasi dengan aroma kopi yang menyeruak. Dan ia yakin bahwa kini ia berada di apartemen Jaehyuk. Gadis itu mencoba untuk bangkit dan duduk bersandar pada kepala ranjang.

Suara kenop pintu yang diputar itu mengalihkan perhatian Yuna. Tak lama, pintu terbuka dan Jaehyuk datang dari balik pintu itu dengan nampan ditangannya.

"Yuna udah bangun? Baru aja kakak mau bangunin kamu. Makan dulu, ya? Kakak takut maag kamu kambuh lagi." Ucap Jaehyuk sembari mengangkat mangkuk yang berisi bubur. Ia bangun pagi hanya untuk memasakkan bubur untuk Yuna. Jelas ia khawatir semalam. Gadis itu mengalami panic attack. Dan untungnya hanya sesak nafas biasa karena terlalu sering menangis. Beruntungnya ia selalu sedia tabung oksigen portabel di apartemennya ini.

"Kak Jaehyuk?" Panggil Yuna membuat kegiatan Jaehyuk mengaduk bubur terhenti.

"Kenapa?"

"Makasih, ya. Dan maaf Yuna nyusahin kakak-kakak terus."

"Udah... Nggak perlu bilang maaf dan makasih. Udah kakak bilang, kan? Kami udah nganggap kamu sebagai adik. Jadi udah kewajiban seorang kakak buat jaga adeknya." Ujar Jaehyuk sembari mengusak rambut Yuna gemas.

"Kamu nggak mau cerita sesuatu?" Tanya Jaehyuk membuat Yuna terdiam.

"Nggakpapa kalau belum mau. Kakak nggak maksa kok. Nggak usah cerita aja." Jaehyuk tersenyum manis.

Yuna menghela nafas dan akhirnya, ia bercerita semuanya kepada Jaehyuk. Tentang ia yang tidak diizinkan untuk menemani Jihoon, dan semuanya. Tidak ada yang ia kurangi dan tambahi.

Jaehyuk tersenyum simpul. "Lain kali kalau ada masalah, jangan kaya semalem lagi ya? Kakak khawatir sama kamu. Kamu bisa cerita ke kakak, ke kak Ochi, Haruto, Junghwan atau siapapun. Kami bakal dengerin kamu."

Yuna hanya mengangguk, sedikit menyesal karena tindakan bodohnya semalam. "Kakak nggak kuliah?" Tanya Yuna sambil menggeleng saat Jaehyuk mengulurkan sesendok bubur kearah mulutnya.

"Iya habis ini. Setelah nyuapin kamu, kakak ke kampus."

Yuna kembali merasa bersalah. "Yaudah kakak ke kampus aja. Yuna bisa makan sendiri kok. Kakak cepet siap-siap, nanti telat."

"Beneran kamu bakal makan sendiri? Ah nggak ah. Nanti pas kakak tinggal kamu malah nggak makan." Gerutu Jaehyuk mengerucutkan bibirnya.

Yuna sontak terkekeh geli melihat ekspresi Jaehyuk. "Beneran kak. Yuna bakal makan sendiri kok. Janji deh." Ucap Yuna mengulurkan jari kelingkingnya.

"Beneran, ya? Janji kamu kakak pegang. Kalau kamu bohong, kamu dosa. Awas aja kalau kamu bohong. Kakak awasin kamu, karena disini ada cctv. Hahahaha."

Yuna refleks celingak-celinguk keatas, mencari cctv yang dimaksudkan Jaehyuk. "Mana? Nggak ada tuh."

He's My Brother || Park Jihoon Treasure  [[END]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang