Alasan kedua

80 16 1
                                    

Saat mereka sudah tiba di istana, se jeong dibawa keruangan perawatan untuk menggunakan obat obat tradisional

Begitu juga dengan profesor samuel yang sudah di obati luka lukanya itu

"hai boleh aku duduk"

Ujar profesor samuel kepada hyo seop yang sedang duduk itu

"tentu saja"

Jawab hyo seop dengan posisi duduknya yang tegas layaknya raja

"kami sudah berusaha untuk menjauhi manusia. Tetapi kenapa manusia tetap mendatangi kami lalu membuat kehancuran disini"

Ujar hyo seop dengan sangat tegas

"manusia itu suka membuat kehancuran! Aku benci kepada manusia!"

Jelas hyo seop lagi dengan mata yang memerah dan berkaca kaca seperti mempunyai suatu tragedi dengan manusia

"benar. Manusia itu memiliki sifat penghancur! Mereka terlalu ingin tahu sehingga membuat makhluk lain menderita"

Jawab profesor samuel dengan setetes air mata jatuh ditangannya

"baguslah jika kau menyadarinya!"

Ketus hyo seop sambil meminum secangkir darah hewan

"apa yang sedang kalian bicarakan?"

Tanya se jeong yang baru saja muncul dihadapan mereka berdua dan melihat ayahnya seperti menangis

"tidak ada apa apa"

Jawab profesor samuel

"ayah, kenapa kau menangis?"

Tanya se jeong

"tidak ada apa apa"

Jawab profesor samuel tersenyum

"beristirahatlah ini sudah malam"

Tegas hyo seop lalu pergi meninggalkan ayah dan anak itu

"ayo tidur"

Ajak profesor samuel kepada putrinya yang terlihat cemas

"ayah, malam ini aku sangat bahagia"

Ujar se jeong yang sudah berbaring di tempat tidur disebelah ayahnya

"kenapa?"

Tanya profesor samuel kebingungan

"sudah sebesar ini, malam inilah pertama kalinya aku bisa tidur disampingmu! Diwaktu kecil aku mendengar cerita temanku tidur bersama ayahnya sambil dibacakan cerita tidur, lalu aku berfikir “bagaimana rasanya tidur disamping ayah dan dibacakan cerita?” “bagaimana rasanya bisa bermain dengan ayah?” tetapi malam ini rasa penasaranku sudah terjawab. “oh, ternyata sangat menyenangkan” Andaikan ibu masih hidup aku ingin kita bertiga tidur bersama!"

Ujar se jeong sambil tersenyum penuh kebahagiaan

Sementara profesor samuel cukup lama terdiam ketika mendengar ungkapan putri satu satunya itu

"maafkan ayahmu yang lebih memperdulikan pekerjaanku daripada kalian! selama ini ayah membiarkanmu tumbuh dewasa tanpa sosok seorang ayah. Maafkan aku juga tidak berada disamping ibumu saat detik detik terakhirnya meninggalkan dunia ini. Kau boleh membenci ayah semaumu!"

Ujar profesor samuel sambil menangis tersedu sedu

"ayah jangan menangis! Kami mengerti bagaimana posisi ayah yang harus mencari nafkah untuk kami sehingga kami tidak pernah merasa kekurangan. Dulu aku pernah bertanya kepada ibu seperti ini “ibu, apa ayah tidak memperdulikan kita sehingga selalu meninggalkan kita berdua?” kemudian ibu menjawab “ayah sangat mencintai kita, oleh sebab itu ia bekerja keras demi ibu dan masa depanmu”. Semenjak mendengar jawab dari ibu, hari itu aku memutuskan untuk tidak membenci ayah dan selalu menunggu kepulangan ayah"

The island of devil✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang