9. Keributan.

4.7K 958 252
                                    

"Mbak!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak!"

Senin pagi, baru saja masuk ke dalam ruangan, Maria langsung menghambur dan menyeretku agar segera duduk di tempatku.

"Ada apa nih?" tanyaku heran, sambil menatap tiga orang yang tiba-tiba mengerumuni mejaku. Siapa lagi kalau bukan, Maria, Yeye dan Hilda. Sepertinya, sebelum kedatanganku mereka sedang membahas sesuatu. "Habis ghibah pasti ya kalian? Ada berita apa?"

Maria menowel-nowel lenganku dengan alis naik-turun. "Habis kencan sama Mas ASN yaaaa," godanya.

Aku terkejut. "Kok tahu?" tanyaku keheranan. "Perasaan aku gak bikin story apa-apa. Kamu lihat aku?"

"Mbak gak bikin story, tapi Masayu rumpik sama Prita, tadi di parkiran dan aku denger, " tutur Maria.

"Oh, gitu." Cepet banget lambe turah cilik itu menyebar cerita.

"Yang jadi pertanyaanku. Mbak beneran papasan sama Masayu dan Roni? Atau memang double date?" Maria bertanya penasaran. "Karena kursi kalian saat nonton katanya sebelahan. Kok kebetulan banget gitu lho."

Astaga. Aku melirik Hilda yang juga penasaran. Dia memang belum tahu kalau malam minggu kemarin, aku pergi nonton dengan Bisma. Hmmm, jika dipikir kembali, sepertinya Masayu dan Prita jenis orang yang suka ghibah di tempat umum. Sama seperti saat mereka membicarakanku di toilet, tanpa memeriksa lebih dulu apakah ada orang lain yang berpotensi mendengar obrolan mereka.

Kalau kayak gini, apakah salah jika aku menilai Masayu seperti sengaja rasan-rasan agar didengar orang lain dan gosip bisa menyebar bebas, tergantung siapa yang mendengar dan siapa yang menceritakan ulang. Lama-lama makin ilfil.

"Bukan double date. Gak sengaja saja ketemu. Aku juga baru tahu kalau kursinya sebelahan" jawabku kalem. "Aneh ya? Karena bisa sekebetulan itu?"

Mereka mengangguk.

"Terlepas dari kebetulan yang tak disengaja, yang membuatku gedek cuma satu." Yeye berkata pelan, seolah takut yang lain mendengar. "Setelah Mbak Nia udah punya cowok, Masayu jadi sering posting di medsos tentang hubungan mereka. Ya meskipun gak langsung gamblang wajah, tapi kelihatan banget kalau itu Mas Roni. Jangan-jangan, hubungan Mbak Nia sama Mas Roni gak lanjut karena kehadiran Masayu? Iya kah?"

"Gak ada hubungannya." Aku mengibaskan tangan.

"Dulu kalian terlihat dekat, terus tiba-tiba renggang. Sudah pasti pihak ketiga kan?" Maria ikut menimpali. Sumpah ya, dua anak ini benar-benar cocok jadi wartawan gosip.

"Hey, ladies." Hilda menyela, dengan senyum manis dan wajah yang lembut. "Pernah dengar tentang filosofi sepatu gak?" tanyanya.

"Kayak pernah denger, tapi lupa. Kenapa sih?" tanya Yeye heran.

"Jadi gini, proses mencari pasangan hidup itu, seperti mencari sepatu untuk kaki kita." Dia mulai berpetuah. "Harus pas ukuran dan bahannya, agar awet dan nyaman untuk berjalan. Coba bayangkan, kalau kita pakai sepatu yang kekecilan atau kebesaran, terus disuruh jalan naik turun tangga kantor, gak nyaman kan? Sama kayak cari pasangan hidup, kalau gak pas, ya gak akan nyaman. Seumur hidup itu lama lho."

Marry My Neighbor (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang