Hari-hari berlalu cukup cepat, perut Umji sudah semakin membesar karena kedua janin yang dikandungnya telah tumbuh dan berkembang selama 7 bulan lamanya. Sejak hari pertama perut Umji kedatangan dua malaikat kecilnya, Yuju terlihat sangat sibuk bahkan dia menjadi orang paling sibuk diantara yang lainnya.
Yuju juga perlahan menjadi pria yang sedikit lebih tertata, pasalnya dia tidak ingin Umji marah-marah hanya karena dirinya yang kurang disiplin saat menaruh barang sehingga dia perlahan merubah sikapnya itu agar Umji tak perlu repot-repot memarahinya yang mungkin saja itu bisa berpengaruh terhadap janin yang di kandungnya.
Kedatangan dua malaikat kecil itu juga merubah posisi rumah kediaman keluarga Urdha. Biasanya Yuju dan Umji menempati kamar di lantai dua, tapi kali ini mereka akan menempati kamar di lantai satu untuk sementara waktu mengingat Umji tak lagi bisa berjalan cukup jauh atau menaiki tangga sehingga dengan sigap kedua orang tua Yuju meminta anak mereka merapihkan kamar yang biasa dipersiapkan untuk tamu agar bisa di gunakan Umji dan dirinya selama masa kehamilan.
Pokoknya semua kegiatan Umji yang membuatnya menguras tenaga lebih dikurangi bahkan digantikan oleh Yuju seorang diri.
*Di kamar sementara Umji dan Yuju*
Yuju terlihat sedang merebahkan dirinya dengan kepala berada di pangkuan Umji. Dia terus-menerus mencium dan mengelus lembut perut istrinya itu.
"Aduh, kok papah di tendang nak? Sakit nih" canda Yuju saat merasakan perut Umji ada yang menendang-nendang dari dalam.
"Papah nya nakal ya nak, masa mamah minta jalan-jalan gak di kasih, kan bosen dirumah terus" ujar Umji ikut bercanda.
"Duh, jangan kemana-mana dulu deh! Nanti mamah capek gimana?" ujar Yuju masih fokus pada perut Umji.
"Huft... Kan ada papah yang mijitin mamah kalo capek. Bilang aja papahmu males ya nak!" ujar Umji semakin menyudutkan Yuju.
"Tuh, kan. Mamah mu nakal nih nak, masa papah disuruh mijitin mamah. Mana sekarang papah gak dapet jatah dari mamah, minta kiss aja gak boleh." ujar Yuju mengadu pada anaknya.
Umji terkekeh mendengar ucapan Yuju. Maklum, saat hamil seperti sekarang Umji tidak bisa mendekati beberapa benda yang menurutnya memiliki bau yang sangat menyengat, sehingga dia lebih memilih menghindari hal itu daripada membuat dirinya muntah. Sayangnya, Yuju termasuk hal yang Umji hindari, menurutnya Yuju itu bau apalagi saat pria itu baru saja selesai bebenahan. Umji langsung berteriak meminta Yuju menjauhinya sebelum pria itu mandi, dan karena hal itu Yuju jadi sering mandi berkali-kali sampai Umji mengizinkan dirinya mendekat karena bau menyengat yang Umji cium dari Yuju sudah menghilang. (sumpah punggung gue kerokan semua thor *Yuju pov)
"Sayangku, ini kakak mu datang bersama istri dan anaknya. Temui mereka dulu!" panggil ibunda Yuju memberitahu kalau Sowon dan Eunha datang mengunjungi mereka.
Mendengar suara itu, Yuju langsung bangun dari pangkuan Umji kemudian dia memapah Umji perlahan keluar dari kamar untuk menemui Sowon dan Eunha yang sudah tiba dan sedang menunggu mereka berdua di ruang tamu.
Sesampainya di ruang tamu, Sowon menampakkan senyuman sumringah ketika melihat Umji yang tengah berbadan dua. Dia tak menyangka kalau adik angkatnya yang tak pernah dia lihat sejak kepindahannya ke spanyol akan segera melahirkan anak pertama mereka. Sowon pun membantu Yuju menyiapkan tempat duduk yang nyaman untuk Umji.
"Bagaimana kabarmu, adikku?" tanya Sowon ramah.
"Seperti yang kakak lihat, perutku besar" ujar Umji.
"Aku senang akhirnya kamu bisa hamil dan sepertinya sebentar lagi mereka akan lahir" ujar Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan Berubah Jadi Cinta
Fanfiction"Sahabat gue... Ganteng banget, sayang gak pekaan orangnya" -Umji-