Bagian 3

60 10 0
                                    

Yerin, telah terlihat kembali ke kos-kosan bunda Hyo. Dia sedang berada di kamar Umji untuk membantunya meminum obat guna memulihkan kondisinya.

"Udah gue bilangin bandel. Elu tuh gak boleh capek-capek Ji" ujar Yerin sambil menyuapi Umji semangkok bubur tanpa bumbu yang baru saja dia beli dari kampus.

"Kan aku mau ikutan masak juga kayak kakak-kakak lainnya" ujar Umji dengan nada suara sedikit menyesal karena dia tidak mendengarkan apa yang Yerin katakan.

"Iya, tau... Gue tau lu mau ikutan masak juga, tapi jantung lu itu lemah Ji. Lu gak bisa terlalu capek, liat sekarang! Lu malah terkapar di kamar begini" Yerin kembali memarahi Umji karena dia sedikit bersikap egois saat keinginannya belum terpenuhi.

Usut punya usut, Umji sebenarnya sudah lama memiliki penyakit lemah jantung. Dia tidak bisa banyak beraktivitas yang menyebabkan tubuhnya terlalu lelah. Karena penyakitnya itulah kegiatan Umji hanya sebatas sekolah, kuliah, dan tidur dirumah. Kalau Umji bosan, dia akan membaca banyak sekali buku sekaligus mengkhayal tentang dirinya yang hidup dalam kondisi sehat.

Selain Yerin yang memang diberitahu dokter secara langsung saat tak sengaja menemukan Umji pingsan di jalan Minggu lalu, tidak ada satu orang pun yang tau mengenai penyakit Umji ini, termasuk sahabatnya sendiri, Yuju. Gadis baik ini sangat tertutup tentang penyakitnya karena dia tidak mau menjadi orang yang merepotkan bagi orang lain, apalagi bagi sahabat sekaligus cinta pertamanya, Yuda Jauzan Urdha.

Umji tidak mau Yuju tau tentang penyakitnya ini karena menurutnya hal itu bisa membuat pria itu bersedih, dan dia tidak menginginkan itu. Dia tidak ingin Yuju merasa bersalah jika dia tau kalau Umji memiliki penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit bahaya nomor sekian setelah kanker. Umji juga tidak ingin Yuju nekad mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk membantunya berobat, pasalnya sejak pertama kali mereka bersahabat, keluarga Yuju sudah banyak membantu Umji dengan membiayainya sekolah. Apalagi sejak Umji kehilangan sosok pemimpin dalam keluarganya, itulah yang membuat Yuju menjadi lebih dekat dengan Umji.

Begitu sedikit informasi mengenai apa yang terjadi dengan Umji, dan alasan kenapa dia tidak pernah terlihat beraktivitas di luar ruangan seperti teman-teman satu kosannya yang lain.

"Kak, kayaknya kaki Umji bengkak lagi deh. Obat suntik buat bengkaknya masih ada gak kak?" tanya Umji yang merasa kalau kakinya sedikit membesar.

"Habis Ji, soalnya minggu ini lu belum kontrol lagi. Kemarin tuh obat full di pake karena kaki lu gak kempes-kempes" ujar Yerin memberitahu kalau obat untuk kaki Umji yang bengkak akibat darah yang tak mampu mengalir pada pembuluh darah di kaki Umji telah habis tak bersisa.

"Kalo begitu kita ke rumah sakit yuk, kak!" ujar Umji mengajak Yerin pergi.

"Jadwal kontrolnya besok pagi, lagi pula sekarang mau dianter siapa? Yuju sama SinB lagi gada di kosan. Yakin mau naik angkot dengan kaki bengkak kayak gitu?" ujar Yerin mencoba meyakinkan Umji terkait niatannya pergi ke rumah sakit.

"Kalo pun ada kak Yuju, Umji juga gak bakal pergi kak. Umji gamau kak Yuju tau tentang penyakit Umji" ujar Umji seraya menundukkan kepalanya dengan raut wajah sedih.

"Iya gue paham kok Ji" ucap lembut bibir Yerin sembari mengusap pelan punggung Umji untuk menenangkan gadis itu.

***

Hari sudah larut malam, beberapa penghuni sudah terlihat tertidur. Hanya ada tiga orang yang belum tertidur, yakni Yerin, Umji, dan Yuju. Umji tidak bisa tidur dengan nyaman akibat dadanya yang semakin terasa sesak meski dia sudah minum obat. Sementara, Yerin harus menemani Umji sementara waktu di kamarnya untuk memastikan gadis itu tidak pingsan lagi seperti kejadian minggu lalu.

Persahabatan Berubah Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang