Malam hari pun tiba, suasana di lantai dua kos-kosan bunda Hyo sangat sepi, tapi tidak dengan lantai satu. Umji dan SinB se-daritadi berusaha mengetuk pintu kamar Yuju karena mereka berdua mendengar Yuju beberapa kali berteriak mengikuti suara hantaman keras yang menggema dari dalam kamar Yuju. Apa yang pria itu lakukan? Sungguh hal itu membuat SinB dan Umji merasa khawatir.
Dok dok dok~
Dok dok dok~
"Bang Juy, buka pintunya! Abang kenapa?" ujar SinB yang masih berusaha memanggil Yuju agar dia mau membuka pintu.
"Bang, kalo abang ada masalah, abang bisa cerita ke SinB. Buka pintunya bang!" ujar SinB.
Tak ada jawaban
Yuju tidak menjawab panggilan dari SinB dan terus saja berteriak seperti orang yang tengah kesakitan, tapi semakin lama suaranya semakin lirih dan memilukan, membuat SinB dan Umji yang berada di depan kamar Yuju merasa semakin takut.
"Kak SinB, kakak bisa panggilin yang lain tidak? atau panggil kak Sowon buat bantu kakak dobrak pintu kamar kak Yuju! Aku takut kak Yuju kenapa-kenapa" ujar Umji meminta SinB untuk pergi ke atas.
"Oke, lu tunggu sebentar ya! Gue..." belum juga SinB melanjutkan ucapannya, suara kunci pintu kamar Yuju terdengar.
(Ceklik)
Kedua mahasiswa itu langsung mengarahkan atensi mereka pada pintu kamar Yuju yang perlahan terbuka.
"Um... Ji" ujar Yuju perlahan mulai keluar dari kamarnya.
Umji dan SinB melihat Yuju bertelanjang dada dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah mengalir deras dari luka itu menjadi khawatir. Rupanya pria itu tengah melampiaskan rasa kesal, marah, dan bersalah dengan menyakiti dirinya sendiri.
"Um... Ji... Jangan tinggalkan aku!" ujar Yuju langsung saja memeluk Umji dengan erat.
Dia menyembunyikan wajahnya ke dalam pundak Umji, dan menangis dengan keras di sana. Baru kali ini Umji melihat Yuju bersikap seperti ini, menyakiti dirinya sendiri demi melampiaskan rasa kesal dan benci yang tertahan di lubuk hatinya. Dan, baru kali ini juga Yuju menggunakan kata-kata yang sopan dihadapan Umji, biasanya dia akan selalu memanggil Umji sebagai pentol korek, sobat cebol, ataupun kata-kata kasar lainnya.
"Aku janji gak akan ninggalin kamu lagi... Aku janji gak akan bikin kamu kesepian lagi... A-aku... Kembalilah padaku!" ujar Yuju semakin mengeratkan pelukannya pada Umji.
"Kak Yuju" gumam Umji hanya terdiam ketika Yuju memeluknya. Hatinya menangis karena melihat Yuju yang putus asa seperti saat ini. Fikrahnya juga tak tega terus menerus menyiksa Yuju dengan mendiamkannya. Tapi... Dia tidak ingin bergantung pada Yuju, sebab dia tau Yuju juga berhak bahagia dengan kehidupannya dan tak perlu selalu mengkhawatirkan dirinya.
"Ji, ka-kamu tidak mau berkata apapun kepadaku? Ka-kamu tetap akan mendiamkan aku seperti ini?" tanya Yuju melepaskan pelukannya lalu menatap sangat dalam pada Umji.
"Bang Juy, ba..." belum juga SinB menyelesaikan ucapannya, Yuju sudah membentaknya.
"Diam, SinB! Kau tidak lihat aku sedang ada urusan dengan Umji? Pergi ke kamarmu dan mulailah tidur!" ujar Yuju.
SinB mengangguk lalu dia pergi ke kamarnya dan mulai tertidur.
Yuju kembali mengarahkan atensinya pada Umji yang masih terdiam mematung di hadapannya. Masih tak percaya kalau saat ini Yuju tengah bertelanjang dada dengan luka hampir di seluruh tubuhnya. Umji juga tak sengaja melihat beberapa gear, pisau kecil, dan pecahan botol kaca yang Yuju gunakan untuk menyiksa dirinya sendiri, membuat hati Umji semakin teriris-iris melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan Berubah Jadi Cinta
Fanfic"Sahabat gue... Ganteng banget, sayang gak pekaan orangnya" -Umji-