Prolog

548 28 2
                                    

Semanis-manisnya cinta, pasti ada pahitnya. Bahkan mungkin pahitnya lebih banyak ketimbang manis.

Dua manusia yang tengah dimabuk cinta itu seolah lupa jika cinta yang sedang mereka kembangkan mungkin saja lebih banyak pahit daripada manis. Namun sekali lagi, jika cinta sudah melekat tai kucing rasa cokelat.

"Lif, kamu cuma cinta sama aku, kan?"

"Iya. Kenapa harus ditanyakan lagi?"

Sinta tersenyum. Perempuan itu meraih tangan kekasihnya, menautkan jari-jemari keduanya. "Takut kamu berubah pikiran, Sayang."

"Cinta aku ke kamu takarannya tetap sama, Sin. Jadi jangan berpikir untuk meragukan aku. Aku masih Alif dan cintaku masih untuk Sinta seorang."


Rumah Singgah [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang