Selamat membaca. Jangan lupa tandai typo!
27-Juli-2022
Jangan merasa bangga kalau kamu dikenalkan oleh kekasihmu pada kedua orang tuanya, tetapi, banggalah jika kekasihmu membawa kedua orang tuanya untuk melamarmu.
Rumah Singgah***
Telapak tangan Alif yang menggenggam gagang pintu kembali turun, entah sudah berapa kali hal itu dilakukannya. Di tatapnya daun pintu berwarna cokelat yang terbuat dari kayu jati, entah ukiran atau kokohnya kayu jati yang membuat Alif betah menatapnya.
Namun, niat untuk berbicara dengan sang ayah membuat Alif menghentikan kegiatannya. Sebelum mengetuk pintu, Alif menarik napas panjang untuk menetralkan rasa gugupnya.
Setelah tiga kali ketukan, Alif menunggu.
"Masuk!" Suara berat dari balik pintu terdengar, membuat debaran di balik dada Alif menggila.
Dengan penuh keberanian Alif memutar kenop pintu, kakinya melangkah masuk ke dalam ruang kerja ayahnya. Begitu masuk, hal pertama yang Alif lihat adalah foto keluarganya yang terpampang di dinding. Melihat foto itu, tiba-tiba rasa gugup yang bersarang di diri Alif luntur.
"Tumben, ke ruang kerja Ayah?"
Mendapat pertanyaan dadakan dari sang ayah, Alif langsung salah tingkah. Tangannya spontan menggaruk tengkuknya, jujur, Alif bingung harus menjawab apa. Dia memang jarang sekali masuk ke dalam ruang kerja ayahnya.
Alif ingat terakhir kali dia masuk ke sana adalah saat berumur dua belas tahun. Selebihnya, Alif tak pernah lagi menginjakkan kaki di sana.
"Maaf, Alif ganggu Ayah kerja, ya?" Alif melempar balik pertanyaan, dan masih berdiri kikuk.
"Sebenarnya ganggu, Lif. Tapi Ayah nggak mungkin ngusir kamu keluar, Bunda kamu bisa marah besar," kata Gaza dengan seulas senyum tipis.
Gaza lantas menggeser laptopnya, melepas kacamata yang dikenakannya dan mengisyaratkan agar Alif duduk.
"Sini, duduk. Sejak Ayah datang kita belum ngobrol banyak," kata Gaza begitu Alif duduk di hadapannya.
"Ayah, kan, sibuk," kilah Alif.
Gaza menyandarkan punggungnya ke kursi kerja, menghela napas berat. "Ayah minta maaf kalau akhir-akhir ini Ayah jarang ngumpul bareng kamu sama Gewana," sahut Gaza. Akhir-akhir ini dia memang disibukkan dengan proyek barunya.
"Tapi setelah proyek Ayah ini selesai, kita bakalan ngumpul lagi kayak biasa."
Alif mengangguk. Sejujurnya, dia juga merindukan waktu bersama sang ayah. Sebelum di posisi sekarang, Alif banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya. Setiap akhir pekan, mereka pasti akan berlibur bersama. Sayangnya semua itu sudah jarang terjadi.
"Oh, ya, Lif. Kamu ke sini pasti ada yang mau diomongin sama Ayah, kan? Ada apa?" Gaza yang teringat dengan kedatangan putranya, kembali menanyai Alif.
Astaga!
Rasanya Alif ingin menyembunyikan dirinya di dalam kamar, rasa gugup yang tadinya terkubur di dasar bumi kini timbul ke permukaan. Namun, Alif sudah terlanjur berada di ruang kerja ayahnya. Dan, niatnya yang besar untuk memperkenalkan Sinta pada kedua orang tuanya membuat Alif harus memberanikan diri mengutarakan niatnya.
Alif menatap wajah pria yang paling diseganinya, lalu berkata, "Ayah, Alif sebenarnya ingin mengenalkan seseorang sama Ayah dan Bunda. Jadi, Alif harap Ayah bisa meluangkan waktu. Nggak lama, kok. Mungkin hanya satu atau dua jam."
![](https://img.wattpad.com/cover/315059714-288-k21528.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Singgah [End] ✓
RomanceNaskah pilihan WattpadRomanceID - SPOT LIGHT ROMANCE OF FEBRUARY 2024 Cinta terlalu manis, bahkan sekali pun terluka kamu akan tetap tersenyum. Aku dan kamu adalah perencanaan masa depan yang dipertaruhkan. Dan di sini kisah kita dimulai. Selamat...