Selamat membaca. Jangan lupa tandai typo.
23/Juli/2022
Selamat hari anak Nasional
Ini sudah memasuki satu bulan, sejak Alif memberikan resep rahasia agar Sinta dapat memikat hati kedua orang tuanya. Selama rentang waktu tersebut, Sinta tak melewatkannya tanpa latihan memasak dan membuat kue.
Perempuan itu bersikeras ingin memberikan hasil yang terbaik, kalau bisa dia ingin mendapatkan hasil sempurna. Itulah sebabnya, Sinta selalu menolak jika Alif cepat -cepat ingin mengenalkan dirinya.
Seperti hari ini, Sinta sudah siap dengan apron berwarna kuning yang melekat sempurna di badannya. Bibir Sinta membaca note kecil yang dia tempelkan di pintu kulkas, yang tak lain adalah jadwal harian memasaknya.
Rabu
Masak ayam kecap dan cah kangkung
Setelah tahu apa yang akan dimasaknya Sinta dibantu mbok Yati mulai mempersiapkan semua bahan-bahan.
“Mbok.”
“Iya, Non.”
“Mama tadi bilang mau ke mana?” tanya Sinta sambil mencuci bahan pertama yang akan diolah. Pilihannya jatuh pada si tanaman herbaseus, yang batangnya berongga sehingga mempermudahnya mengapung di atas air. Panjangnya bisa mencapai dua sampai tiga meter dengan akar tunggang. Sukanya hidup di air atau tempat yang lembab.
“Nyonya pergi arisan, Non. Kalau enggak salah di rumah Pak Lurah,” sahut Mbok Yati. Tangannya dengan terampil membersihkan bumbu-bumbu, lalu menempatkannya dalam wadah. Setelah itu mbok Yati menghidupkan kompor gas.
“Kalau gitu nanti Mbok Yati aja yang nyicipin masakan aku, ya?”
Sinta melirik sekilas wanita paruh baya yang tengah menatapnya dengan senyum teduh.
“Siap, Non! Ini kita masak cah kangkung duluan, kan?”
“Iya, Mbok. Kita masak yang gampang-gampang duluan. Tapi Mbok keluarin ayamnya aja, terus dicuci biar nanti langsung Sinta masak,” pinta Sinta pada ART-nya.
Mbok Yati dengan senang hati melakukan perintah sang majikan muda. Wanita paruh baya yang sudah mengabdi selama satu dasawarsa itu lantas segera mengambil ayam dan mencucinya sesuai keinginan Sinta.
Di tengah-tengah acara masak-memasak mereka, tiba-tiba dering telepon rumah berbunyi. Mbok Yati melepaskan pekerjaannya, meminta izin pada Sinta untuk menjawab panggilan.
“Non, Mbok angkat telepon dulu, ya,” kata Mbok Yati.
Tanpa menatap mbok Yati, Sinta menyahut, “Iya, Mbok.”
Ditinggalkan sendirian oleh mbok Yati, Sinta tak merasa kesulitan. Terlihat dari caranya memotong-motong kangkung, sangat telaten. Tak lupa bibirnya menyanyikan potongan lagu kesukaannya, “Who Says”.
Beberapa menit kemudian mbok Yati kembali.
“Siapa yang telepon, Mbok?” tanya Sinta saat mendapati mbok Yati berdiri di sampingnya.
“Nyonya. Katanya habis arisan mau ke rumah sakit. Mau makan siang bareng,” jawab Mbok Yati dengan senyum tertahan.
Sinta malah tertawa mendengarnya. “Astaga. Kenapa enggak ngajak-ngajak Sinta, sih?”
“Mungkin Tuan sama Nyonya enggak mau ganggu waktu Non Sinta. Akhir-akhir ini, kan, Non Sinta sibuk belajar masak,” sahut Mbok Yati.
Memang benar, sebulan ini Sinta lebih banyak menghabiskan waktu di dapur. Tidak peduli dengan jadwal kuliahnya yang padat, Sinta selalu bisa mencuri waktu, lebih tepatnya menyediakan waktu khusus untuk meningkatkan kemampuan memasak dan membuat kue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Singgah [End] ✓
RomansaNaskah pilihan WattpadRomanceID - SPOT LIGHT ROMANCE OF FEBRUARY 2024 Cinta terlalu manis, bahkan sekali pun terluka kamu akan tetap tersenyum. Aku dan kamu adalah perencanaan masa depan yang dipertaruhkan. Dan di sini kisah kita dimulai. Selamat...