17. Close

3.9K 473 37
                                    

Close - Nick Jonas ft Tove lo
.
.
.
.
🎶 I'm so perplexed
On that, it's almost shocking
I know, I know you know you're scared
Your heart, your mind, your soul, your body
They won't, they won't, they won't be careful
But I guess that you don't know me

Thommas membuka pintu sambil berdehem, hari pertama kepindahannya di kost yang sudah full terisi dengan perabotan pilihan Diva dan dirinya sendiri itu membuat lelaki 18 tahun itu merasa tidak karuan.

"Div?"

Thommas meletakan bungkusan berisi roti yang ia beli sewaktu perjalanan, lelaki itu berjalan melewati dapur yang merangkap ruang makan itu menuju kamar.

Diva menoleh saat pintu terbuka, lelaki itu terlihat sedang merapikan kasur besar mereka dengan bedcover baru. kaca besar yang langsung menuju balkon itu pun sudah terlihat dipasangi tirai blackout tebal "Kapan dateng? Ayah sama mama keluar sebentar tadi beli lampu buat dikamar mandi." Ucap Diva.

Thommas menaikan alis "Bokap nyokap lu belum pulang?"

"Hari ini pulang." Ucap Diva, Thommas mengangguk dan meletakan kunci sepeda motornya.

Tanpa sadar ia memperhatikan seisi ruangan kamar yang nampak sangat familiar, kamar itu benar-benar duplikat kamar Diva meski dengan ukuran diperbesar.

Diva benar-benar membuat dirinya seperti berada dirumah.

"Barang-barang kamu udah abis? ini aja?" Thommas mengangguk menatap beberapa barang bawaannya yang tidak terlalu banyak, hanya beberapa tas berisi pakaian dan barang-barang yang menurutnya penting, sisanya semua masih ia tinggalkan dikost lamanya yang kini ditempati adiknya.

Suara orang bercengkrama terdengar dan kedua remaja itu bergegas keluar kamar, melihat kedua orang tua Diva datang dengan cukup banyak barang bawaan baru mulai dari stand lampu hingga tanaman dengan pot.

"Ini ditaroh dibalok bagus kayaknya, ya kan Yah?"

"Iya, lagian udah dibilang ma ini cuma kostan bukan pindah rumah." Ucap sang ayah nampak pasrah dengan semua barang-barang random yang dibeli istrinya untuk anaknya itu, sedangkan wanita itu hanya tertawa dan membawa tanaman bunga cukup besar itu kearah balok dan meletakannya dengan rapi.

Diva nampak tidak sangsi sedikitpun meski Thommas masih merasa agak canggung.

"Ini bohlam sama cadangannya ya, Tom kamu bisa pasang sendiri kan? Om sama tante ada urusan mendadak jadi nggak bisa lama-lama disini." Dalam hati Thommas bersorak meski remaja itu menuembunyikan hal itu lewat ekspresinya "Nggak makan dulu om? saya tadi beli roti pas dijalan kesini."

"Ah nggak usah, ini ya semua barang-barangnya, isi kulkas juga udah penuh buat seminggu, Kalian berdua hati-hati ya," Wanita itu berucap, nampak memperhatikan Diva dengan senyuman janggal karena untuk pertama kalinya anak semata wayangnya itu berpisah darinya.

Thommas menutup pintu dan menghela nafas, Diva tertawa kecil dan melempar senyum lebarnya yang sekarang nampaknya sudah biasa Thommas dapatkan tanpa ragu itu "Capek?" Diva melihat Thommas yang berjalan mendekat kearahnya.

Thommas mengangguk, satu minggu terakhir kedua remaja itu memang sangat hectic mengingat kepindahan mereka berdua cukup mendadak dan kedua orang tua Diva yang masih terlalu baru untuk berpisah dengan anak semata wayang itu sangat membuat Thommas kewalahan.

"Gue peluk Dip." Diva mengangguk mendengar ucapan Thommas sambil merentangkan tangannya menerima pelukan ringan dari lelaki besar didepannya itu.

Thommas dapan mendengar tawa kecil dari Diva, remaja itu mengusap punggung Thommas dengan kedua tangannya, remaja itu mengigiti bibir karena menyadari jika mulai dari detik ini mereka berdua bebas, hanya berdua setiap waktunya.

FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang