A Plan

4.2K 195 14
                                    

Keheningan tejadi beberapa saat setelah aku dan phi bright menemukan tempat duduk untuk berbicara satu sama lain.

Namun, yang kita lakukan hanya saling memandang satu sama lain tanpa sepatah katapun.

Apakah aku harus memulai percakapan terlebih dahulu? Tetapi dia yang mengajakku kesini untuk mengobrol dengannya, bukankah seharusnya dia yang memulai percakapan terlebih dahulu?

"phi bright...."

Tatapan matanya yang begitu sanyu saat melihatku terlihat seperti anak kecil yang sedang memohon sesuatu kepada ibunya.

"eiiss sudah cukup... Apa yang yang ingin kau bicarakan padaku, bukan kah kau mengajakku kesini untuk mengobrol.. Lalu mengapa kau hanya terdiam"

Namun sepatah katapun tak kunjung ia keluarkan dari mulutnya, hanya menatapku dengan tatapan sanyu miliknya itu membuatku tak bisa berkata-kata lagi.

Aku menghembuskan nafasku dan memilih untuk memulai percakapan ini, entah apa yang harus ku katakan namun aku hafus memulainya, dari pada hanya duduk terdiam tanpa sepatah katapun seperti patung yabg akan di penuhi oleh lumut.

"okey phi bright.. Biar aku saja yang memulai nya... Bagaimana kabarmu selama ini?"

Dia hanya terdiam dan masih menatapku tanpa berkedio sedikit pun.

"smapai kapan kau akan menatapku seperti itu.. Bisakah kau menjawab ku terlebih dagulu atau kau bisa menatapku sambil berbicara bukan? Jika tidak ingin bicara.. Aku akan pergi"

Dengan segap ia meraih tanganku untuk duduk kembali saat aku beranjak banun untuk pergi.

"mm winnnn... Aku hanya ingin menatapmu lebih lama untuk memastikan kalau ini benar-benar dirimu dan aku tidak lagi bermimpi"

"plaaakkk" suara cempreng di pipinya sâat aku menamparnya dengan sedikit keras

"auuuu win... Apa yang kau lakukan, kenapa kau menamparku?"

"apakah terasa sakit?"

"tentu saja... Ini sangat sakit"

"owh berarti kau tidak lagi bermimpi, saat ini aku di hadapanmu terpampang nyata dan bahkan tadi melakukan itu apakah terasa mimpi bagimu?"

"bukan begitu maksudku... Auuu pipiku sangat sakit... Kenapa tamparan begitu snagat kuat... Apakah sekarang kau yang akan menindasku?"

"sepertinya.. Jika kau macam-macam padaku.. Aku bisa saja memotong masa depan mu"

"ei sat... Kau begitu jahat.. Apa yang kau pelajari di luar sana sehingga memiliki mulut jahat seperti itu padaku?"

"lalu bagaimana denganmu? Apakah kau tak begitu jahat padaku?"

"mmmmmmm aku minta maaf"

"jadi cepat katakan padaku.. Bagaimana kabar mu selama ini?"

"aku baik-baik saja, kau melihatku didepanmu kalau aku masih hidup bukan?"

"aku tidak berfikir begitu.. Aku berfikir saat ini sedang bervicara dengan mayat hidup"

"au win..."

"phi bright... Bisakah aku menanyakan sesuatu padamu?"

"mm tentu saja.. Apa yang ingin kau ketahui?"

"mmm apakah selama ini kau snagat tersiksa karena ku?"

Lagi dan lagi.. Dia hanya terdiam tnpa sepatah katapun. Ini benar-benar membuat ku muak.

"apakah selama ini kau tersiksa karena menungguku?"

"mmm aku tidak bilang aku tersiksa karenamu ataupun karena menunggumu... Aku hanya tidak mengurus diriku saja"

NAUGHTY BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang