02

10 3 0
                                    

12 Desember 2021

Malam tadi Daira tidur dengan tidak nyenyak. Namun sebaliknya, Regan malah tidur dengan sangat nyenyak tanpa gangguan apapun. Ia terlihat nampak bahagia hari ini. Matahari menyinari kamarnya melalui jendela yang sedikit terbuka.

Suara burung berkicau pun sangat terdengar ditelinganya. Regan meraih ponsel yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Rencananya ia akan mengirim pesan kepada Daira pagi ini.

Daira

Morninggg

Morning, Regan!

Dah bangun ajaa

Iyaa dong, emang kamuu, kebo!

Engga dihh

Seperti itulah percakapan mereka di pagi hari ini. Di hari itu mereka menghabiskan waktu bersama lumayan lama. Mereka juga tak habis-habis mendapat topik pembicaraan sehingga tak henti-henti mengobrol lewat telepon.

Regan merasa ada sesuatu berbeda dalam dirinya. Begitupun Daira. Keduanya sudah sama-sama jatuh cinta. Argh, ini sangatlah lucu. Dua sejoli ini di mabuk asmara. Asmara virtual pula.

Sesekali mereka melakukan aktivitasnya masing-masing. Walau sedang sibuk berdua, mereka tidak melupakan dunia mereka. Ada masa dimana mereka akan beraktivitas dan tidak hanya bertelepon setiap jamnya.

Daira tak henti senyum setiap kali mengobrol dengan Regan. Begitupun dengan Regan. Selalu saja memasang muka bahagia. Sesekali ia melempar candaan yang sebenarnya biasa saja, tapi bisa menggelakkan tawa Daira.

Pernah ada seseorang berkata ketika orang yang kita sukai sedang membuat suatu candaan, walaupun candaan itu tidak lucu atau bahasa sekarang freak dan cringe, tapi kita pasti akan tetap tertawa. Entah apa magnet yang terkandung didalamnya.

Malam pun tiba. Regan kembali berniat untuk mengajak Daira telepon. Bahasa yang sering dipakai anak muda sekarang, sih sleepcall. Iyaa, mereka akan sleepcall malam ini karena merasa belum puas mengobrol.

Daira pun dengan senang hati menerima ajakan Regan. Mereka tak hentinya tertawa dan saling berbagi cerita seru yang pernah mereka alami.

Mengingat Regan yang tidak suka berinteraksi dengan wanita tanpa adanya hubungan, ia pun meyakinkan dirinya untuk menembak Daira malam ini juga. Rasanya ia sudah sangat yakin dengan keputusannya ini.

Rasanya ia sudah sangat yakin dengan keputusannya ini. Rasa jantung yang berdebar sangat mengganggu Regan. Nafasnya tersengal dan memburu seperti sedang dikejar rentenir, hahaha.

Mulailah Regan membuka pembicaraan yang awalnya bercanda menjadi serius dan menegangkan bagi Daira.

"Ra, aku mau ngomong deh,"

"Bukannya daritadi dah ngoceh yaa, Gan?" tanya Daira sembari terkekeh pelan.

"Ga gitu, sekarang agak serius dikit, nih!" sangga Regan dengan agak tegas tetapi suaranya tak bisa berbohong bahwa ia sedang tegang kali ini.

"Kenapa ihh? Serius banget kamu,"

"Kita dah 4 hari kan yaa kenalnya?" tanya Regan membawa pembicaraan ke arah yang ia tuju.

"Yapp, exactly, so?" tanya Daira agak bingung.

"Ra, jadi gini. Sebelum ini jujur aku gapernah deket sama cewe yang sedeket ini. Dan aku juga emang gapernah mau deket sama cewe tanpa ada hubungan. Aku takut nanti banyak salah pahamnya. So, Daira Anum Nediva, will you be my girlfriend?"

Jelas saja Daira kaku. Dia tak dapat berkutik sama sekali. Terdapat banyak sekali pertanyaan di pikirannya. Ia sangat kacau. Pada satu sisi, Daira pun telah jatuh hati dengan pria ini, Regan Ananta Aarav. Namun, ia juga berpikir bagaimana kelak ia akan menjalani hubungan dengan Regan.

Setelah berpikir lumayan lama dan Regan pun sudah memanggil Namanya karena terlalu lama tidak menjawab, akhirnya Daira memutuskan satu keputusan.

"Yes, I will, Mr. Regan Ananta Aarav," jawabnya dengan sangat yakin dan bahagia.

Mereka berdua terkekeh dan menunjukkan kebahagiaan diantara keduanya Regan sangat bahagia telah mempunyai Daira di hidupnya. Begitupun Daira, akhirnya setelah sekian lama ia menutup hatinya untuk orang lain, hati itu terbuka lagi untuk Regan.

Setelah itu mereka diam cukup lama. Mungkin sedikit aneh dan awkward dalam kondisi sekarang ini. Regan pun mencoba untuk membuka pembicaraannya lagi dengan Daira.

"Ra, terus gimana?" tanya Regan tiba-tiba tanpa konteks yang jelas.

"Apanya, Regan?" Daira ikut bingung.

"Kamu maunya dipanggil apa? Kan udah pacaran sekarang, hehe" tanya Regan sembari tertawa malu.

"Terserah kamu ihh" jawab Daira malu-malu. Padahal sebenarnya ia ingin sekali menjawab Sayang aja gimana?.

"Hahaha, gimana kalo sayang?" seakan tau isi hati Daira, Regan menawarkan apa yang diinginkannya.

"Iyaa boleh," jawab Daira sangat singkat. Sekarang ia sedang sangat malu. Pipinya memerah merona menandakan ia sedang terkesima.

"Okee sayang, dah malem nih, ayo bobo!"

Lalu, telepon pun ditutup. Di kamar masing-masing, mereka merasa sangat bahagia mala mini. Kupu-kupu terasa sangat nyata sekarang. Senyum-senyum dan juga tertawa tipis sendirian. Bahkan untuk memenjamkan mata pun mereka tak kuasa karena setiap pejaman selalu ada bayang-bayang kebahagiaan.

***

Pagi harinya, seperti pasangan virtual pada umumnya. Sudah sedari pagi mereka berkirim pesan. Tampaknya kedua insan ini memang sedang di mabuk asmara. Bagaimana tidak? Mereka terlihat saling menyayangi saat ini. Mereka bahkan sudah saling mengganti nama kontak masing-masing.

Sayang

Morning, sayangg!

Haloo, morning, Regan!

Kok Regan, sih?

Eh, iyaa lupaa

Sayang maksudnyaa hehe

Nahh, good girl, hehe

Sayang dah makan?

Udah sayang, kamu udah belom?

Belom hehe

Makan ihh, cepett!

Iyaa, nanti yaa sayang

Begitulah perbucinan mereka pagi ini. Masih sangat normal layaknya orang yang berpacaran.

Pagi ini mereka banyak sekali bercengkrama mengenai diri masing-masing. Maklum saja, karena mereka belum mengenal terlalu dalam satu dengan lainnya. Hari ini terasa sangat panjang dan membahagiakan bagi dua insan ini.

***

Virtual FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang