08

8 2 0
                                    

"Balik ya, Ra?"

Singkat cerita, Regan pun putus dengan pacarnya yang baru berjalan sekitar 3 bulan lamanya. Ia merasa tidak cocok dengan perempuan baru yang menemaninya akhir-akhir ini. Daira tetap menjadi wanita yang selalu ia inginkan.

Daira tetap menjadi rumah untuk Regan. Bagaimanapun ceritanya, Regan akan kembali pada Daira. Masalah utamanya, Regan adalah seorang gemini dengan gengsi yang tinggi. Walaupun sekarang dia benar-benar membutuhkan Daira, ia tak ingin menghubungi Daira lagi. Ia merasa malu dengan apa yang sudah ia lakukan pada Daira ketika itu.

Di lain sisi, ia ingin Daira tau bahwa dia akan kembali pada Daira. Mengingat Daira yang selama ini masih terlihat sedih akan perilaku Regan yang meninggalkannya begitu saja dari status Whatsapp yang sering Daira buat. Malam harinya, Regan pun memberanikan diri untuk menghubungi Daira lagi.

Daira

Assalamu'alaikum, Daira

Waalaikumsalam, Regan

Aku ganggu kamu ga?

Ga kok, aku lagi santai. Ada apa?

Gaada kok, cuma pengen ngobrol aja

Oh, mau call?

Boleh?

Iyaa, boleh

Okee, aku call yaa

Mereka pun mengobrol dalam telepon. Terlihat sangat kaku. Keduanya sudah lama tidak mengobrol. Bahkan hanya untuk bertukar kabar pun tidak.

"Gimana kabarnya, Ra?" tanya Regan membuka obrolan.

"Biasa aja," jawab Daira dengan sedikit malas.

"Kok gitu? Kamu males yaa sama aku?" tanya Regan dengan perasaan yang sedih.

"Ga kok, mau ngapain call?" tanya Daira tanpa basa basi.

"Aku kangen,"

"Inget, kamu dah ada cewe. Jangan kaya gini, kasian cewemu," ucap Daira memberikan nasehat. Dia tidak tau saja bahwa Regan sudah putus dengan kekasihnya.

"Hmm, cewe mana sih? Ceweku kan kamu," jawab Regan dengan sedikit gombal.

"Apa sih kamu," jawab Daira kesal.

"Ra, aku udah putus,"

"Oh, gitu. Terus?" tanya Daira dengan sangat cuek. Ia melakukan ini karena dia tidak ingin dirinya berantakan lagi jika jatuh pada Regan untuk kesekian kalinya.

"Berarti sekarang aku gapunya cewe kan? Aku bebas mau ngapain aja,"

"Ohh,"

"Ra, aku tau kamu pasti marah banget sama aku. Aku minta maaf yaa, Ra. Kemarin aku emang ngambil keputusan yang salah banget. Aku berusaha nutupin kenyataan kalo aku tuh cuma butuh kamu. Aku ga butuh cewe lain, Ra," jelas Regan pada Daira yang membuat Daira tak berkutik.

Hal yang sama pasti terjadi pada Daira. Apalagi Daira sangat susah untuk membuka hatinya kepada pria lain selain Regan.

"Terus apa Regan? Kamu mau aku ngapain?"

"Balik ya, Ra?" Regan dengan nada lembutnya mengajak Daira untuk kembali pada dirinya lagi.

"Regan, kamu kan yang minta aku buat lupain kamu? Sekarang aku dah lupa, kok. Udah yaa, jangan buat aku kesiksa lagi. Tolong ngerti," ucap Daira sembari memutus telepon yang tersambung itu.

Regan sangat tertampar dengan kalimat yang Daira ucapkan semalam. Benar yang diucapkan oleh Daira, Regan sendiri yang sudah membuat Daira melupakan dirinya. Ia merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri sekarang. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan agar Daira bisa kembali kepadanya lagi.

Regan tak dapat memungkiri perasaannya. Ia masih sangat sayang dan sangat membutuhkan Daira saat ini. Mungkin, kemarin adalah penyesalan terbesar Regan karena berusaha melupakan Daira dengan cara yang salah. Move on adalah hal yang tidak mudah, tidak hanya dengan menggantikan seseorang yang ada di hati dengan yang baru. Namun, bagaimana seseorang dapat berdamai dengan masa lalunya.

Sedangkan Regan tidak berdamai dengan masa lalunya. Ia masih ingin bersama Daira. Daira pun begitu. Mereka adalah dua insan yang memiliki ego serta gengsi yang teramat tinggi. Dua orang ini tidak dapat mengutarakan rasa cintanya dengan baik.

Kembali Daira menemui Syarla. Kali ini bersama juga dengan sahabatnya yang lain. Namanya Naisha. Bertemu di tempat favorit mereka, yaitu coffee shop yang selalu mereka kunjungi.

"Hai, Ra. Disini!" ucap Syarla sedikit berteriak sembari melambaikan tangan pada Daira yang baru saja datang.

"Haiii, sorry yaa, guys. Gue telat dikittt, dikit banget kan?" tanya Daira untuk memastikan kedua sahabatnya tidak terlalu menunggu lama atas kehadirannya.

"Engga kok, Ra. Santai ajaa. Kaya sama siapa ajaa," jawab Naisha dengan santai sembari meneguk kopi pesanannya.

"Ya karena sama kalian ini gue janjian, jadinya kan gaenak," ucap Daira dengan senyum jahilnya.

"Idih, sok gaenak aja lo kalo sama kita ini wkwk," jawab Syarla sambal menahan tawa.

"Hahaha, iya ih Daira," timpal Naisha setuju dengan statement Syarla.

"Udah, udah. Sekarang fokus nih. Gue tau lo lagi ada yang mau diceritain kan, Ra?" tanya Syarla pada Daira. Sekarang suasananya sedikit serius dan menegangkan.

"Hehe, iyaa nih. Tapi ntar aja itu mah. Gue mau pesan makan dulu, laperrr," jawab Daira sambil melangkah ke meja kasir untuk memesan.

Sembari menunggu pesanan Daira datang, Syarla dan Naisha melahap makanan mereka yang terlebih dahulu datang. Bahkan sebelum Daira datang.

Setelah pesanan Daira datang dan ia lahap hingga habis, Daira pun bersiap untuk menceritakan keluh kesahnya pada dua sahabatnya yang siap menampung segala masalahnya itu.

"Jadi gini, lo semua tau kan kalo gue dah ga sama Regan lagi? Bahkan dia punya cewe waktu itu. Tapi lo tau ga sih? Semalem dia minta balikan sama gue," ucap Daira dengan nada julid yang membuat pendengarnya excited.

"Hah? Demi apa sih? Itu cowo gaada malu juga ternyata yaa! Udah ninggalin lo gitu aja padahal," respon Syarla terlihat sangat emosi.

"Kok bisa? Berarti lo ada hubungan lagi dong sama Regan?" tanya Naisha.

"Engga, gue tolak dia semalem," jawab Daira dengan sedikit nada menyesal.

"Lah, bagus itu! Itu baru temen gue! My sist!" ucap Syarla penuh bangga dan menepuk-nepuk punggung Daira.

"Eh, apa sih lo! Gue tuh nyesel tau! Gue juga gabisa bohongin perasaan gue sendiri kalo gue masih mau balik sama dia. Dia tetep jadi orang yang berharga buat gue," ucap Daira sembari menghela nafas panjang.

"Ra, dengerin gue deh sekali-kali. Gue tau gue bukan pakar cinta. Lo ga harus percaya ucapan gue, tapi kali ini please dengerin gue. Keputusan lo itu dah bener, Ra. Dia tuh toxic buat lo. Dia bukan cowo baik yang perlu lo perjuangin segitunya,"

Naisha terkejut mendengar ucapan Syarla yang sangat bijak. "Wow, bisa bijak juga lo, Syar?" tanya Naisha pada Syarla sembari terkekeh pelan.

Daira hanya diam meresapi apa yang diucapkan Syarla. Ada benarnya juga ucapan itu. Tapi jika dinilai dari perasaan Daira pada Regan, ucapan Syarla seakan tak perlu pembenaran.

Daira menyayangi Regan sedemikian. Dia rela untuk melakukan apa saja asal bersama Regan. Cinta memang selalu begitu, membutakan.

***

Virtual FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang