Pagi telah tiba. Regan terbangun dari tempat tidurnya dan meraih jam digital yang ada di nakas. Iya, dia telat lagi. Sosok Regan memang tak jauh dari kata terlambat.
Ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus. Padahal jarak rumah dan kampusnya terhitung jauh. Perlu waktu 30 menit untuk sampai ke kampusnya. Namun, pria satu ini terkesan sangat santai.
Ia berjalan gontai menuju garasi rumahnya dan mengeluarkan motor kesayangannya. Setelah dirasa siap, ia pun pergi menuju kampusnya.
Berbeda dengan Daira. Walaupun ia masih melaksanakan kuliah secara online, namun ia sudah bersiap sedari pagi di depan laptop. Memang terkesan sangat rajin, tapi jangan salah. Daira bukan fokus mendengarkan dosen menjelaskan materi, ia sangat pulas tertidur di depan laptop.
Begitulah dua pasang manusia ini. Sama-sama malas. Namun, walaupun malas, nilai mereka dijamin aman karena mereka sama-sama pintar. Tidak lupa mereka saling berkabar. Kali ini Regan yang mengawali pesan.
Daira
Pagi, Raaa
Pagi, Regan
Aku baru aja sampe kampus,
tadi hampir telat, sorry ya
baru ngabarin
Ga perlu ngabarin juga
Udah makan belum, Ra?
Udah, kamu?
Belum, ga sempet tadi
Yauda ntar makan
Okee, semangat yaa hari ini
Kamu jugaa
Regan menghela nafas panjang. Ia tau bahwa apa yang ia perbuat pada Daira memang salah. Tapi dia tidak berpikir bahwa dampaknya akan sangat besar bagi hubungannya dengan Daira.
Sekarang dia tak tau harus berbuat apa. Regan bahkan sudah menurunkan egonya hanya agar tetap berkomunikasi dengan Daira. Namun respon Daira justru membuatnya malas.
Regan sudah tak tau harus berbuat apa. Jika memang Daira sudah tak menginginkannya lagi dia harus apa? Biasanya, Regan hanya bisa menenangkan dirinya dengan tidur seharian tanpa melakukan aktivitas apapun.
Iya, Regan adalah orang dengan tipe jika ada masalah di hidupnya, maka dia akan menenangkan pikirannya dengan tidur. Tanpa makan dan minum. Ini adalah kebiasaan buruk yang tidak boleh terus menerus dilakukan. Hal seperti ini sudah termasuk pada self-harm tentunya.
"Huft, kenapa cobaan hidup gue gini banget yaa?" keluh Regan dengan bermonolog didepan kaca toilet kampusnya sembari melihat pantulan dirinya yang sedikit berantakan itu.
Tak lama dari itu ia pun bergegas menuju kelas untuk mengikuti mata kuliah hari ini. Ia berjalan gontai melewati lorong kampus yang dipenuhi lalu lalang mahasiswa.
***
Sepulang dari kampusnya, Regan memutuskan untuk langsung pulang ke rumahnya dan mengistirahatkan fisik dan mentalnya yang sedang tidak karuan.
Ia memilih untuk bermain game sembari merelaksasikan otaknya. Dengan begitu, dia akan merasa tenang dan dunia seperti baik-baik saja setelahnya. Walau setelah selesai bermain game, ia akan tetap merasa kacau.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Dengan malas ia membuka pintu itu dan menampakkan dua lelaki yang memasang senyum lebar didepan pintu. Mereka adalah sahabat Regan sedari kecil. Namanya Lingga dan Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Feelings
Teen FictionHubungan ini rumit, banyak senang dan sakit yang terjadi dalam satu waktu. Apakah aku terlalu bodoh jika masih terus saja menerima kembalimu? Ataukah hal itu yang memang harus aku lakukan supaya kamu kembali menjadi milikku? Entahlah. Semuanya terli...