3. Cewek Emosian

11 2 0
                                    

Sepi, itu yang dirasakan seluruh siswa yang berada didalam kelas XII IPA 1.

Shelyn duduk dibangku kedua paling ujung tepat dibawah jendela ketiga.

Kesal, itu yang dia rasakan. Dia bingung ingin melakukan apa. Moodnya buruk. Ingin sekali dia pergi ke base tinju untuk meluapkan emosinya.

Sudah dua puluh menit semenjak kejadian tadi di jendela. Dimana Gangga memarahi Shelyn yang tak sengaja membuka jendela sembarangan.

"Sial, ngapain gue jadi ke-inget inget sih." Shelyn mendumel.

Marshelyn Argoenna Erlan, cewek emosian yang selalu menajamkan matanya bagai elang yang sedang mengintimidasi mangsa. Cewek yang suka tinju, berkelahi, balap liar, pergi ke bar, dan emosi. Sering dipanggil dengan sebutan Mars. Planet merah tanpa kehidupan. Mempunyai atmosfer tipis, yang membuatnya menjadi emosional.

Shelyn berjalan keluar kelas, hanya ada delapan orang dikelasnya termasuk dia. Tujuh orang yang lain hanya memilih untuk tidur atau bermain ponsel. Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Hanya suara suara ponsel dan ketukan kaki yang sengaja mereka buat.

Shelyn berdiri diambang pintu. Dia melirik ke kelas lain, terlihat ramai. Shelyn mengedipkan matanya. Dan saat membuka matanya,

Sederet kelas terlihat sepi, hanya beberapa anak lulu lalang membawa setumpuk buku sambil berjalan tergesa gesa. Padahal tadi kelasnya sangat ramai.

Shelyn mengerutkan keningnya, apa yang terjadi? hingga seorang gadis berjalan kearahnya yang masih berada ditengah pintu. Shelyn menyingkir agar tidak menabrak. Gadis itu berjalan santai masuk kedalam kelas bagai tak melihat shelyn. Shelyn mengikuti arah pandang gadis tak dikenalnya itu.

Dia kaget bukan main saat melihat kelasnya berubah. Sangat usang. Tak ada senyum diantara mereka mereka yang duduk di kursi sana. Shelyn tak mengenal mereka siapa.

Kepalanya memusing, bayangan ini membuat kepalanya pusing dan ingin pingsan.

Dia tak tau apa yang dilihatnya, dia tak tau apa yang ada dipikirannya. Dia tidak suka dengan ini.

Shelyn memegang kepalanya sambil memejamkan mata, "aaarrghh!!"

"Shel !?" Satu gadis menepuk pelan pundak shelyn, membuat dia membuka matanya.

Penglihatannya memulih. Berjejer kelas yang ramai dan banyak anak bergerombolan berjalan sambil tertawa, bukan suasana sepi yang mencekam seperti tadi.

"Lo kenapa teriak teriak gitu?" Tanya gadis itu.

"Gue nggak tau, gue nggak tau apa yang terjadi." Shelyn menggelengkan kepalanya stress.

"Li, antar gue ke UKS"

Lily mengangguk mendengar permintaan Shelyn. Ya, Lilyanna Mada Cybelle. Salah satu teman sekelas Shelyn.

Sebelum mereka pergi, lily menoleh kebelakang. "Bang! Gue anter Shelyn ke UKS bentar." Teriaknya pada salah satu murid disana.

Laki-laki yang duduk dipaling ujung melirik Lily, dan berdehem mengiyakan.

Lily dan Shelyn pergi ke ruang UKS.

Tunggu, tadi Lily bilang apa? Bang?

Bang yang dia maksud adalah Lyon. Saudara yang lebih tua empat menit darinya. Ya, mereka saudara kembar. Wajah, hobi, fav food, kerjaan mereka sama. Hanya sifat mereka yang berbeda.

Hobi dengan beberapa olahraga, menyukai beragam bakso dan bekerja sebagai penghabis beras.

Lily memiliki sifat periang, sedangkan Lyon lebih suka diam.

Black Card In The ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang