5. Musibah dan Biru

9 3 0
                                    

Alea dan Gangga serta nenek juga kakek tengah menyantap Spageti yang berlumur saus.

Alea dan kakek diam, hanya Gangga dan nenek yang asik mengobrol.

Tiba-tiba, ponsel Alea berdering. Nama pak RT terlihat dilayar ponsel. Dia memencet icon hijau dan menempelkan ponselnya ditelinga.

Alea terbelalak saat pak RT itu mengatakan sesuatu, "apa? Kebakaran?" Alea syok.

Nenek dan kakek menoleh begitu juga Gangga.

Alea meneteskan airmata nya, "saya pulang sekarang."

Nenek yang melihat nya pun bertanya, "ada apa Ale?"

"Rumah kita kemalingan, sekarang dalam kondisi habis terbakar." Ucapnya mulai terisak.

Dia menangis.

Keempat nya beranjak dan pergi keluar. Gangga sempat menelpon karyawan disana untuk menyelesaikan pembayaran.

Mereka menaiki mobil sedikit lebih cepat dari sebelumnya.

Sampai pada rumah yang sedikit hangus dan dikelilingi oleh orang banyak.

Mereka keluarga dari mobil Gangga, berlari kearah keramaian itu.

Alea dan nenek menangis saat melihat rumah mereka habis hanya tersisa runtuhan arang kayu.

"Ada beberapa orang memasuki rumah kalian dan mengambil semua barang dan setelah itu membakar rumah ini. Tidak ada yang berani karena mereka membawa senjata. Hingga kami tidak bisa menyelamatkan rumah kalian. Tolong kalian  yang sabar." Ucap pak RT menenangkan nenek dan Alea yang menangis.

Mata kakek menajam, "Derdion, sialan." Gumamnya.

"Jika kalian ada dirumah, kemungkinan kalian sudah dihabisi oleh mereka. Untung saja kalian pergi." Tambah pak RT.

Untung saja mereka pergi? Apa Alea harus berterima kasih pada Gangga yang sudah membawanya pergi? Kenapa seolah olah Gangga tau jika dirinya akan tertimpa musibah?

Alea tak ingin memikirkan hal itu, pikirannya sekarang buntu. Dia tak punya apa apa.

"Kalian bisa tinggal dirumah saya sementara waktu-"

"Nggak, saya akan carikan hotel. Bapak nggak usah repot repot." Gangga memotong ucapan pak RT.

"Hotel mahal nak, mereka butuh penginapan bukan hanya untuk semalam." Tambah pak RT.

"Saya yang tanggung semua."

Alea menoleh ke arah Gangga. Kenapa Gangga seakan-akan memberi nya harapan?

Alea makin pusing.

Gangga mengambil ponselnya dari dalam saku celana dan menghubungi seseorang.

"Har, cari hotel penginapan sekarang. Sherlock ke HP gue. Nggak pake lama." Ucapnya setelah itu memutuskan sambungan.

Gangga mendekati nenek yang masih menangis, "nek, kita istirahat sekarang. Besok kita cari tempat tinggal."

Gangga menggandeng nenek untuk masuk kedalam mobil. Diikuti oleh kakek.

Alea menghadap pak RT. Dia mengusap air mata di kantong matanya. "makasih banyak pak, saya permisi dulu." Ucapnya yang masih terbata bata karena isakan.

"Iya, nak hati hati.

Alea meninggalkan kerumunan yang mulai bubar, dan pergi kearah mobil Gangga.

....

Alea merebahkan tubuhnya dikasur king size. Alea sudah berada dihotel. Gangga sengaja memesan dua kamar.

Agar Alea tidak menganggu nenek dan kakeknya.

Black Card In The ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang