2. Keanehan Libra

13 3 5
                                    

Plak!!

Alea membalikkan badannya sambil mengibaskan tangannya tepat mengenai kepala Gangga, dengan sengaja karena mendengar kata kata menyebalkan dari mulut Gangga.

"Dambrat!"

"Eh sorry nggak sengaja" Alea membalikkan badannya lagi.

"Lo tu ya-" Ucap Gangga terputus.

"Itu yang ada dibelakang kelas dua belas IPA satu ngapain ?!" Suara bapak bapak tadi membuat Gangga sedikit menekuk lututnya agar tak terlihat karena tubuhnya yang tinggi.

Semua menoleh ke arah sumber. Begitu juga seluruh murid kelas IPA 1. Gimana ngga noleh, orang ngomong nya pake mic.

Gangga menggulum bibirnya menahan tertawa dan malu.

"Hay!" Sapa Gangga sambil merenges melihat semuanya menoleh ke arahnya dengan raut wajah berbeda-beda.

....

"Gue suka gaya lo, bro. Keren abis." Kata Andrew sambil menepuk punggung Gangga yang tinggi nya selaras.

"Apanya yang keren?" Gumam Libra jengah dengan teman delapan bulan yang lalunya itu.

Mereka berjalan ke kantin bertiga. Dengan Andrew berjalan di tengah sambil merangkul keduanya seperti The best friend forever. Libra risih. Ini sedikit memalukan. Tapi jika tidak begini, Libra pasti sudah putar balik karena enggan untuk pergi ke kantin.

Andrew Adipsy Garfel, cowok yang dikenal setia padahal belum pernah sama sekali pacaran. Tapi dari dunia pertemanan, memang dia setia. Andrew juga cowok asik, suka bercanda dan benci kucing. Andrew alergi kucing. Dia akan bersin bersin dan badannya akan memerah. Andrew juga benci penghianat. Garis bawahi itu.

Mereka bertiga sampai dikantin, memilih meja yang berada paling pinggir.

"Pesen apa pak, bapak?" Tanya Andrew ala ala pelayan pada kedua temannya yang sudah duduk.

"Back so, nggak pake kol, the ball ball pentol nya banyakin, Sambelnya jangan banyak banyak mulut kang bakso nya udah pedes, no keep cap, sama es teteh aning nya satu." Ucap Gangga dengan santai.

"Keep cap, keep cap. Kecap!" Balas Andrew.

"Kalo babang Cali abrakadabra, mau pesen apa?" Masih dengan senyuman ala ala pelayan. Calibra, not cali abrakadabra!

"Coffee latte ga pake susu." Ucap singkat Libra. Setelah itu kembali memainkan ponselnya.

"Kopi doang? Yaudah tunggu bentar ya mas, mas" Andrew pergi untuk memesan makanannya.

....

"Teh aning yang cantik jelitong, pesen bakso nya tiga, coffee latte satu sama es teh manis nya dua. Teh nya disenyumin aja, kan senyum teteh udah manis." Goda Andrew sambil menaikkan alisnya.

"Ditunggu ya mas Dipsy." Teh Aning tersenyum manis menahan tawa melihat Andrew merubah wajahnya. Dia tidak suka dipanggil Dipsy, tapi selalu saja di panggil Dipsy. Dia bukan salah satu teletubbies yang berwarna hijau.

Setelah menunggu sekitar 5 menit, akhirnya pesanan Andrew tiba. Menggunakan nampan, Andrew berjalan pergi ke arah kedua temannya.

Keduanya sibuk dengan ponsel. Gangga yang melihat ponselnya sambil senyum senyum dan Libra yang melihat ponselnya tanpa ekspresi.

Black Card In The ClassroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang