Chapter 3 : Grip

125 30 2
                                    

Look, this work is really tempting isn't it?

Bukankah kehilangan adalah hal yang biasa? Setiap orang pasti pernah kehilangan sesuatu apalagi seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

























































































































































































Bukankah kehilangan adalah hal yang biasa? Setiap orang pasti pernah kehilangan sesuatu apalagi seseorang. Seperti lelaki satu ini, ia kehilangan banyak sekali kerabatnya hanya untuk melindunginya.

Kini Yoshinori berlari dengan begitu cepat memasukin pemakaman. Ia melihat banyak sekali batu nisan yang tertata dengan rapi sebagai hiasan rerumputan itu.

Tanpa berpikir dengan lama, ia harus kembali pada wilayahnya. Kota ini bukan tempat tinggalnya. Sudah berapa kaki ia berlari sampai sejauh ini dan menemukan gadis cantik seperti itu?

Yoshinori memasuki hutan lebat itu dan terus berjalan lurus. Hidungnya mengendus bau mencurigakan. Aroma tajam itu sepertinya adalah beberapa hewan buas yang haus akan daging bersih dan murni sepertinya.

Dengan perlahan namun pasti, ia mulai mundur. Wangi dari dirinya sepertinya akan mengundang hewan buas itu, tapi untungnya aroma yang ia keluarkan bisa di tutupi dengan kekuatannya.

KRAK..!

Bunyi ranting terinjak itu membuatnya kaget. Sial, hewan buas itu semakin mendekat!

Matanya mulai menyeringai, melihat dan mencium aroma lain. Tidak asing, pikirnya.

Benar, itu Karina yang nekat menerobos masuk hutan terlarang seperti ini. Tangan lelaki itu mulai menarik lengan Karina yang dingin. Karena sentuhan kulit itu mulai terasa, Yoshinori ikut menyembunyikan aroma menyengat Karina.

"Kau tidak mati."

Seketika ucapan itu membuat Karina membeku. Tetapi dengan cepat, Yoshinori menariknya dan membawanya lari.

...

"Berhenti! Hei, berhenti!" Ucap Karina sambil melepaskan genggaman itu dan mulai meringkuk kelelahan pada lututnya.

"Argh! Kau membuatku jauh dari kota! Sebenarnya kau mau kemana sih? Dan kau ini sebenarnya apa?" Tambah gadis itu.

Tatapan dingin dari lelaki itu tidak menjawab pertanyaan Karina. Ia benar-benar tidak menjawabnya dan kembali berjalan ditengah hutan itu.

"Hei, Nori! Jangan tinggalkan aku, kau mau gadis sepertiku ini di terkam hewan buas?" Ricuh Karina lagi.

"Namaku bukan Nori," gumam lelaki itu, "Salah sendiri masuk kedalam sini." Jawab Yoshinori dingin membuat Karina terdiam.

"Aku mengikutimu—"

"Aku tidak meminta."

Setelah acara adu mulut itu selesai, mereka kembali berjalan sambil terus berjaga-jaga.

Karina makin sebal dengan Yoshinori karena dia yang terus mengelak pembicaraannya. Seakan lelaki itu lah yang harus dimenangi dan Karina yang harus mengalah, agar cepat diam katanya.

Yoshinori melihat Karina yang terus berjalan dibelakangnya, menatap mimik wajah itu yang merengut.

"Berjalanlah disampingku, kalau dari belakang takut ada yang mengikuti."

Setelah beradu dia masih mau melindungiku?!? Pria ini sungguh mustahil.

Karina mensejajarkan langkahnya pada lelaki itu. Matanya sungguh buram karena pencahayaan dimalam hari seperti ini, pun tidak ada penerangan. Benar-benar hanya dari bulan yang memamerkan cahayanya, walaupun remang.

Perempuan itu merasakan kembali tangannya digenggam. Lalu langkahnya juga kembali berjalan sesuai keinginan lelaki disampingnya itu.

"Aku mendengar suara sungai, pasti tidak jauh darisana ada tempat untuk berteduh sementara." Kalimat panjang itu keluar dari mulut Yoshinori. Karina sedikit terkejut, sepanjang ia bertemu dengan lelaki itu sepertinya kata-kata yang benar-benar terucap adalah ini.

Pendengarannya juga penciumannya tajam, manusia tidak ada yang seperti ini. Pikirnya.

Tidak lama mereka berpijak, sungai jernih itu terlihat tepat didepan mata mereka. Karina berbinar dan langsung mendekatinya. Ia meminum seteguk demi seteguk juga membasuh wajahnya.

"Disana," ucap Yoshinori sambil menunjuk tempat yang bisa mereka buat untuk istirahat. Lelaki itu berjalan meninggalkan Karina.

Tentu perempuan itu mengikuti.

Yoshinori membuka tangannya, melahap beberapa ranting kayu itu seperti magnet. Lalu segera duduk untuk membuat api unggun.

Jari-jarinya memberikan percikan api dan mulai membuat api merah itu terlihat jelas.

"Sudah kuduga, kau bukan manusia,"

———————

who miss meeee??huhuuu sebulan ga update book ini masih di library kan?? maaf yaaa semuaaa, rencana mau up seminggu lalu tpi ada kendalaaaa jadi pending dulu hihiithanks yaaa yg masih bacaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



who miss meeee??
huhuuu sebulan ga update book ini masih di library kan??
maaf yaaa semuaaa, rencana mau up seminggu lalu tpi ada kendalaaaa jadi pending dulu hihii
thanks yaaa yg masih bacaa

The Lost Future Throne || YORINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang