Are they coming?
Bulan sudah mau menggantikan matahari. Warna gelap dari langit menunjukkan sisi lainnya. Seorang gadis yang kini melihat benda bulat itu terbenam, Karina."Indah." Gumamnya.
Ia adalah perempuan yang cukup santai dalam hidupnya. Bekerja sesukanya, memiliki uang yang banyak, waktunya selalu ada jika ingin bepergian ke suatu tempat. Semua ia miliki, tetapi hanya saja ada suatu hal yang ia harus dapatkan.
"Hei, Karina!" Ucap seorang lelaki dari belakang yang membuat Karina menoleh.
"Eh! Park Jihoon, ada apa?" Tanya Karina.
"Acara akan dimulai, ikutlah untuk menonton. Yoshinori juga mencarimu daritadi." Jawabnya.
Yoshinori? Ada apa mencarinya? Tentu itu membuat Karina bingung.
"Baiklah, aku menyusul!"
Beberapa menit kemudian, Karina berjalan di tengah ramainya para penduduk desa yang sedang menikmati acara ini. Jujur, ini adalah pertama kalinya ia ikut serta dalam pesta yang seperti ini. Ada lampion tergantung, beberapa makanan yang dijual, juga ada pertunjukkan yang menghebohkan.
Karina tentu ingin melihat itu, tapi tiba-tiba pundaknya tidak sengaja tersenggol cukup keras yang membuatnya hampir terjatuh.
Namun, seorang pria dengan sigap menangkapnya. Mereka bertatapan cukup lama sampai akhirnya Karina kembali berdiri.
"T-terima kasih." Ucap Karina.
Yang membantunya hanya tersenyum dan mengangguk, "setidaknya kau berhati-hati, Karina."
"A-aku ingin melihat pertunjukan itu sebelum aku melewatkannya, Yoshinori." Jawab Karina.
Segerombolan orang terutama anak-anak berlari pada arah yang sama. Dan pria Kanemoto itu menarik pergelangan tangan Karina agar berada pada awasannya, tidak ingin gadis itu terjatuh lagi.
"B-bagaimana kalau kita ikut melihatnya? Sepertinya akan seru jika kita tidak melewatkan acara itu!" Ucap gadis itu lalu ikut berlari bersama para orang-orang itu.
Yoshinori tidak mau Karina terjatuh, ia mengikutinya dari belakang sembari melihat keadaannya.
...
Semua penghuni desa melihat keadaan pria yang punggungnya terkena api berwarna biru. Ia berteriak kesakitan. Dan mengeluarkan sayap berawarna hitam kebiruan dari belakangnya.
"Hei," panggil seseorang dari belakang sambil memegang punggung Yoshinori. Karina yang disampingnya pun juga menoleh.
"Ini para pejuang yang berhasil untuk menuju ke gunung Isarix. Api itu membuat sayap itu tumbuh untuk mempermudah mereka mendaki." Jelas pria itu yang ternyata Park Jihoon.
"Apa memang sesakit itu? Aku tidak tega melihat mereka yang terkena api biru itu kesakitan." Tanya Karina.
"Berjuang adalah salah satu kunci utama bagi mereka, jadi hal yang seperti ini tentunya harus mereka tanggung. Ah! Saatnya untuk pejuang kedua!" Jawab Park Jihoon.
"Memangnya jumlahnya sampai berapa?" Park Jihoon mengeluarkan tiga jarinya untuk menjawab pertanyaan Karina lagi.
Mereka kembali fokus melihat salah satu pejuang terpilih dengan tulisan nama mereka yang tergambar dengan api. Lalu, orang yang terpilih akan maju dan duduk di tengah lingkaran.
Api biru itu bergerak untuk mencapai punggung pejuang tersebut. Membaluri rasa panas dan sakit. Ia menyerngit, merasakan aliran darahnya semakin kencang dan menumbuhkan sayang hitam kemerahan. Dan diakhiri dengan teriakan juga riuh para warga desa.
"Dan saatnya pejuang terakhir, penentuan yang sangat ditunggu-tunggu." Ucap Park Jeongwoo yang tiba-tiba berada didekat mereka.
Api itu mulai menuliskan salah satu pejuang yang akan mereka pilih untuk terakhir kalinya. Karina, Park Jihoon, Park Jeongwoo begitu terkejut setelah membaca tulisan itu.
Kanemoto Yoshinori
Mereka membulatkan mata. Dan seketika, ricuhan warga desa menghilang. Yang ada hanya kesunyian. Tangan Yoshinori gemetar melihatnya. Kedua bola matanya melirik Karina yang begitu khawatir akan dirinya.
Para warga desa tiba-tiba memundurkan kaki mereka karena api biru itu membuat jalan untuk Yoshinori.
Pria itu ragu, ia berjalan perlahan seakan seperti ada seseorang yang menariknya untuk masuk kedalam lingkaran tersebut.
Yoshinori terduduk setelah berada dalam lingkaran. Terkena asap apinya saja sudah sangat membuatnya menderita. Dan mulailah api itu masuk menjalar ketubuhnya.
"ARGHH!!" Teriak pria itu.
Karina terus bergumam kata tidak setelah melihat itu, ia tidak sanggup melihatnya.
"AAAAKH...!!" Jeritnya lagi. Tangannya mengepal kuat menahan rasa sakit itu. Ia merobek bajunya agar tidak merasa kepanasan tetapi nihil, usahanya tidak terbayarkan.
Tangannya turun mulai meremat celananya erat. Ia berdiri dan menyugun rambutnya, "PANAS...!! EURRGHH!!"
"Park Jihoon! Bagaimana cara menghentikannya! Yoshinori kesakitan!! Tolong bantu dia! Siapapun tolong bantu dia...!!" Teriak Karina meminta pertolongan, tubuhnya yang ingin menyelamatkan Yoshinori ditahan oleh Park Jihoon.
"Ini adalah kehendak alam, Karina. Kami tidak bisa berbuat apa-apa..." ucap Jihoon luruh.
Sayap itu mulai terbentuk, mulai membesar, dan menampakkan warnanya. Tetapi semua orang bingung dengan warna yang terlihat.
"AAAAARRRGHH..!!" Jeritan terakhir Yoshinori setelah akhirnya bebas dari panasnya api biru itu.
Langkahnya tidak pasti, kepalanya begitu pening, matanya tidak bisa terbuka, dan punggungnya yang terasa begitu berat.
"SAYAP PUTIH! RAJA KITA!!" Ucap seseorang dan membungkuk, membuat semua orang juga ikut melakukannya.
BRAK...
Tubuh Yoshinori terjatuh, Karina dengan sigap berlari dan membawanya kepangkuannya. Badannya begitu panas, tetapi tangannya dingin seperti es.
———————
HMMZZ HMZZZ
cepet kaannn update kuuuu...!!!
HIHIIII gila gasihhh iniii perdana aku update cepetttt!! Yaudah klo gtuuu jangan lupa apa?? ISTIRAHATTT ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Future Throne || YORINA
FantasyPerempuan dengan wajah tajamnya melihat di sekitarnya. Menemukan seseorang yang terus memperhatikannya sejak tadi. Rasa penasarannya begitu tinggi sampai akhirnya mereka bertemu. Perasaan yang membingungkan, apakah ini semu? © goldenbllu 2022