8

1.7K 197 16
                                    

Di dalam kamar bernuansa monochrome terlihat seorang lelaki tengah tidur pulas. Tapi beberapa menit kemudian terdengar suara gaduh dari kamar sebelah. Jaya terbangun berusaha mengumpulkan kesadarannya, lalu melangkah keluar, berniat melihat apa yang tengah istrinya lakukan sepagi ini.

Ia memutar kenop pintu dan masuk ke kamar Alana. Di kasurnya ada sebuah koper yang telah terisi beberapa baju.

"Ngapain lo dikamar gue?" Tanya Alana yang baru saja selesai dari kamar mandi. Alana memperhatikan gerak gerik Jaya, dia mengatakan 'Kamu mau pergi kemana?'

Alana mengabaikan pertanyaan lelaki dihadapannya, lengan Alana di tarik pelan oleh Jaya.

"Bukan urusan lo" ujar wanita itu sambil membereskan kopernya.

Jaya mengetikkan sesuatu di handphonenya dan menunjukkannya pada Alana.

"Kenapa harus bawa koper? Kamu mau tidur dimana?"

"UDAH GUE BILANG BUKAN URUSAN LO!" Sentak Alana kemudian menyeret kopernya keluar dan pergi entah kemana.

Jaya berusaha tetep sabar menghadapi Alana, ia yakin perlahan semuanya akan membaik. Tuhan tidak pernah tidur, Jaya yakin suatu saat akan ada saatnya ia bisa hidup bahagia bersama Alana. Jaya memutuskan mengalihkan pikirannya dengan merawat tanaman di taman belakang rumah.

Akhir-akhir ini Jaya suka menanam bunga-bunga di taman belakang, ia merasa bahagia bisa menyaksikan pertumbuhan bunga-bunga itu. Karna itu sekaligus mengingatkannya bahwa suatu saat Alana juga pasti berubah menjadi lebih baik, saat ini ia hanya perlu berusaha merawat dan memberi perlakuan yang baik untuk Alana. Ia percaya bahwa hasil tak mengkhianati usaha. Semua hanya butuh waktu.

"Den Jaya"

Jaya tersenyum lalu meletakkan alat penyiram tanamannya, jemarinya bergerak "Ada apa bi?"

"Maaf kalau saya lancang, bi Ina cuma mau tau kenapa den Jaya ga pernah marah ke non Alana? Menurut saya apa yang dilakukan non Alana itu sudah diluar batas den..." ucap bi Ina, lagi-lagi Jaya menanggapinya dengan senyuman. Lalu tangannya tergerak menjawab pertanyaan bi Ina, ia menjawab "Jaya yakin ini hanya cobaan dari Tuhan, Tuhan ingin tahu seberapa kuat saya mempertahankan rumah tangga ini"

Jawaban Jaya selalu mampu membuat hati lawan bicaranya terenyuh, Jika siapapun bertanya 'Siapa orang paling sabar?' Maka Jaya akan otomatis masuk ke dalam list orang paling sabar.

*:・゚✧*:・゚

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 dan Alana masih belum pulang ke rumah, berkali-kali Jaya mencoba menghubunginya namun tidak ada respon apapun.

Pintu depan diketuk beberapa kali "Assalamualaikum" itu suara bunda.

"Waalaikumsalam" jawab Jaya dalam hati, ia bergegas menuju ruang tamu. "Eh Jaya, Alana kemana nak?" Tanya Nissa, seketika otak Jaya berputar mencari alasan yang pas, Jaya tak ingin ada masalah antara bunda dan Alana.

Sebuah alasan terlintas di kepalanya, ia menulis sesuatu di catatan yg selalu ia bawa dan menunjukkannya kepada mertuanya "Alana sedang ke supermarket, bunda"

"Jam segini? Sendirian?"

Sepertinya Jaya memilih alasan yang salah. Disaat ia mencari jawaban yang tepat, bi Ina datang dan menjawab "Iya nyonya, tadi mau ditemani den Jaya tapi non Alana gak mau, katanya ada yang perlu dibeli sebentar"

Nissa terlihat mengetikkan sesuatu di handphone nya.

"Ternyata Alana masih lama pulangnya, kapan-kapan aja deh bunda kesini lagi ya, sebenernya hari ini bunda cuma mau mampir ngeliat kalian berdua" ujar Nissa sebelum memutuskan untuk berpamitan dan kembali ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata Alana masih lama pulangnya, kapan-kapan aja deh bunda kesini lagi ya, sebenernya hari ini bunda cuma mau mampir ngeliat kalian berdua" ujar Nissa sebelum memutuskan untuk berpamitan dan kembali ke rumah.

"Den Jaya kenapa bohong ke nyonya?" Tanya bi Ina setelah kepergian Nissa, lelaki yang tengah ditanya itu kembali menulis sesuatu di catatannya.

"Saya gak mau bunda berantem sama Alana"

"Den Jaya baik harusnya mah dapet yang baik juga, nggak kayak non Alana" celetuk bi Ina, Jaya terkekeh sejenak mendengar ucapan bi Ina.

"Sabar ya den..."

Sabar, yaa Jaya akan selalu bersabar. Ia benar-benar berharap suatu saat nanti dapat hidup bahagia selayaknya pasangan suami istri bersama Alana. Tak pernah sekali pun luput dari do'anya, hampir setiap selesai berdzikir ia akan berdo'a dan memohon kepada Tuhan agar ia selalu diberi kekuatan sampai tiba waktu dimana dirinya dan Alana akan saling mencintai.

*:・゚✧*:・゚

Haloo, sudah lama tidak update kann?

Haha maaf yaa aku nyelesaiin versi AU nya dulu biar ga ribet.

Mulai hari ini akan aku maksimalkan untuk update disini.

Yang udah baca versi AU sampe end jangan di spill endingnya kayak gimana, nanti ga seruuu

Jaya AzhariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang