13

1.3K 165 11
                                    

Suara memasak dari dapur nampaknya mengusik tidur Alana, saat matanya terbuka, ia disuguhi pemandangan wajah Jaya dari samping. Alana akui Juan mungkin memang tampan, namun Jaya bukan hanya tampan, Jaya itu sangat indah. Seperti sekarang, hanya dengan menatap wajah lelaki itu dari samping, Alana bisa merasakan segala syaraf yang ada di tubuhnya perlahan melemah.

Netranya mulai menelusuri lekuk wajah Jaya, dari alis, mata, ke hidung, kemudian terhenti di bibir, ia menelan ludahnya kasar.

"Alana, jangan mikir yang aneh-aneh" lirihnya sambil berusaha mengusir pikiran liarnya, namun usahanya gagal, pandangannya beralih ke kedua bola mata Jaya, memastikannya benar-benar tertutup rapat, ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Jaya, tiba-tiba netra Jaya terbuka, ia reflek menjauh dari tubuh Jaya.

"Jangan mikir aneh-aneh, a-aku tadi cuma mau bangunin kamu"sergahnya, kemudian berdiri berniat pergi ke kamarnya, namun tangannya ditarik oleh Jaya hingga ia terduduk kembali di kasur.

"Jay-"

Belum sempat ia protes, Jaya sudah terlebih dulu mengecup bibirnya singkat. Alana terdiam sesaat, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, ketika ia mulai menyadari kejadian barusan, ia segera berlari pergi ke kamarnya. Jaya hanya terkekeh melihat tingkah lucu istrinya.

Sesampainya di kamarnya, Alana menyentuh bibirnya, jatungnya berdegup kencang sedari tadi.

"AAAAAA BISA GILA GUE" teriak Alana sambil mengacak-ngacak rambutnya, ia tak mengira Jaya akan menciumnya. Ralat, hanya sekedar 'kecupan'. Nyatanya hanya dengan sebuah 'kecupan' mampu membuat Alana segila ini. Suara ketukan dari balik pintu mengalihkan perhatian Alana.

"Non, sarapannya udah siap ya di bawah" ucap bi Ina dari luar.

"Iya bi, Alana mau mandi dulu"

"Oke, anggep aja pagi ini ga ada kejadian apapun, harus tetep keliatan tenang" gumamnya meyakinkan diri, ia bergegas membersihkan tubuhnya.

~♡~

"Kalau makan itu fokusnya ke makanan, jangan ke aku" nyatanya perkataan Alana tak membuat lelaki dihadapannya mengalihkan pandangannya.

Oh ayolah, Alana hanya ingin makan dengan tenang. Kalau begini bagaimana bisa ia makan dengan nyaman, tatapan Jaya ditambah dengan senyuman manis itu membuatnya merasa gugup.

"Jayaa"

"Non Alana salting itu den" ujar bi Ina dengan terkikik geli. Alana memicingkan matanya tajam, bisa-bisanya bi Ina mengatakan itu pada Jaya.

"Bi Ina tau dari mana sih kata-kata kayak gitu?"

"Dari pesbuk non hehe, non Alana mau pollow bibi? namanya @/inasayangasep"

"Asep siapa lagi bii? Bukannya kemarin sama jamal?"

"Jamal kepergok selingkuh sama itu loh non, yang biasa jualan jamu keliling"

"Mbak inem? Parah-parah"

"Iya, dasar inem pelakor, padahal cantikkan aku kemana-mana huh" gerutu bi Ina lalu kembali ke dapur, meninggalkan sepasang suami istri yang tengah tertawa seusai mendengar curhatan bi Ina tadi.

Alana berdeham canggung saat melihat Jaya kembali memusatkan perhatian kepadanya. "Kamu ngapain sih ngeliatin aku kayak gitu?" tangan Alana menyendok sesuap nasi terakhir, matanya melihat gerak gerik Jaya, menunggu jawaban.

Jaya menunjuk Alana, lalu membuat gerakan seakan mengusap wajah yang mengartikan kata 'cantik'.

(seperti ini)

"Uhuk uhuk" Alana mencoba meraih segelas air, Jaya beralih ke samping Alana, membantunya minum dan mengambilkan beberapa tisu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uhuk uhuk" Alana mencoba meraih segelas air, Jaya beralih ke samping Alana, membantunya minum dan mengambilkan beberapa tisu.

"Lain kali jangan gituu, udah tadi nyium gak pake aba-aba, sekarang malah muji cantik pas aku lagi makan, kamu kira jantung aku bakal aman digituin?" omelnya seraya mengalihkan pandangannya, mencoba tidak terlihat gugup didepan lelaki yang berstatus suaminya itu.

Senyum Jaya semakin lebar mendengar omelan Alana, telapak tangannya mengelus lembut surai istrinya. Setelah itu meraih piring kotor miliknya dan Alana dan membawanya ke dapur, meninggalkan Alana yang makin menggila akan perlakuan Jaya barusan.

"JAYA GILA JAYA GILAAA, HARUS BANGET NYERANG TITIK LEMAH GUE HAH?!" teriak Alana dalam hati sambil sesekali menendang-nendang kecil dibawah meja. Tapi seketika ia teringat Juan, ia sedikit merasa bersalah pada kekasihnya itu.

"Apa ini memang akhir hubungan gue sama Juan?" lirihnya.

*:・゚✧*:・゚



Aku up 1 chapter dulu ya, yang satunya masih separuh tulis😭

Besok aku up lagi, buat yg masih nungguin kalian sabar banget sihh wkwk

Aku akhir² ini sering lembur jadi ga sempet up hehe

Jaya AzhariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang