11

1.4K 175 9
                                    

Kicauan burung yang saling bersahutan & pemandangan anak-anak kecil yang asik berlarian kesana kemari.

Jaya memejamkan kedua matanya, menikmati desir angin yang menerpa wajahnya. Suasana hatinya sudah sedikit lebih baik dari sebelumnya, seakan-akan angin benar-benar membawa rasa sedihnya.

"Papa!"

"Papa!"

Mata Jaya kembali terbuka ketika merasa baju atasannya ditarik-tarik pelan. Dihadapannya seorang gadis kecil tengah memandanginya dengan antusias.

"Papa, mawu es klim!"

Anak kecil itu memanggilnya apa tadi? Papa? Ia tak salah dengar kan? Sejak kapan ia memiliki anak? Kira-kira begitulah isi pikiran Jaya.

Tangan mungil anak itu berusaha meraih tubuh Jaya, seakan meminta digendong. Namun Jaya masih diam terpaku, sepertinya ia masih terkejut di panggil 'papa'.

Jaya tersadar dari lamunannya saat ia mendengar suara tangisan.

"Huaaa papa, Nana mawu es klim"

Tangisan Nana semakin keras, Jaya segera menggendongnya lalu menepuk pelan punggungnya berusaha menenangkan tangisan Nana.

Setelah merasa Nana tak lagi menangis, Jaya membawanya menuju booth es krim di ujung taman.

Nana terlihat begitu lahap memakan es krim yang dibelikan oleh Jaya. Ia tersenyum begitu bahagia dengan sudut bibirnya yang belepotan karna es krim. Jemari Jaya terulur mengusap sisa es krim di bibir Nana.

"Nana! Astagaa kamu mama cariin kemana aja sih?!" Teriak seorang wanita yang tengah berlari ke arah mereka berdua.

"Mama!"

Jaya segera menurunkan Nana dari gendongannya, membiarkannya menghampiri mamanya.

"Aduh maaf ya, Nana pasti ngerepotin" ucap wanita itu. Jaya segera menuliskan sesuatu di catatannya, kemudian menunjukkan kepada wanita didepannya.

'Tidak apa-apa, Nana tidak merepotkan saya kok'

"Terimakasih yaa, saya dan Nana pamit dulu, permisi"

Jaya menundukkan kepalanya sejenak, seakan berkata 'silahkan'.

Dari kejauhan Nana terlihat melambaikan tangan beberapa kali. Jaya tersenyum, ia juga ingin hidup bahagia bersama Alana dan memiliki putri kecil yang melengkapi keluarga mereka.

Ia melirik jam di tangannya, tak terasa sudah hampir 2 jam ia berada di taman ini. Jaya bergegas pulang untuk memastikan apakah Alana sudah memakan makanan di depan pintu tadi.

~♡~

Jaya benar-benar tak mengira bahwa akan turun hujan di perjalanan ia pulang. Alhasil ia pulang dengan keadaan basah kuyup. Namun sesampainya di rumah ia melihat sebuah mobil sport terparkir di halaman rumahnya. Persis seperti dugaannya, di ruang tamu sudah ada Juan yang tengah duduk berdua dengan Alana.

"Eh si bisu dateng, ambilin minum dong, gue haus" ujar Juan. Alana yang merasa hawa disekitarnya mulai memanas, akhirnya memutuskan berdiri hendak mengambil minum untuk kekasihnya.

"Ga usah sayang, kamu disini aja nemenin aku, biarin si bisu yang ambilin minum"

Jaya berusaha meredakan emosinya, lalu berjalan ke dapur untuk mengambil minum.

"Kamu keterlaluan gak sih?" Tanya Alana kepada lelaki disampingnya.

"Kenapa kamu peduli sama dia? Jangan bilang kamu udah mulai suka ya sama si bisu itu?"

"N-Nggak kok! Aku cuma ngerasa kasian aja sama dia"

"Ohh bagus deh kalau gitu, inget janji kamu!"

"I-Iya aku inget kok"

Jaya datang dengan nampan berisi 2 gelas minuman, satu jus jambu dan satu kopi susu. Namun beberapa saat ketika Juan baru menyeruput sedikit, ia sudah memuntahkannya kembali. Juan melempar gelas itu ke lantai.

"Bisu sialan! Lo mau ngeracunin gue?! Gue alergi susu, dan lo kasih gue kopi susu?!!" Teriakan Juan memenuhi ruang tamu. Alana segera membersihkan baju Juan dengan tisu.

Jaya tidak tau kalau ternyata Juan alergi susu. Juan minta diambilkan minuman dan tidak bilang apapun kalau ia alergi susu.

"Keluar aja yuk sayang, muak aku ngeliat muka si bisu ini" ujar Juan sambil menarik Alana keluar. Melihat Alana yang tak keberatan ditarik keluar oleh Juan, sedikit membuat Jaya merasa kecewa.

Tangannya mulai mengambil serpihan gelas yang berserakan di lantai lalu membersihkannya.

"Aduh den Jayaa kenapa basah kuyup begini? Itu biar bibi yang bersihkan, den Jaya mandi dulu" ujar bi Ina yang baru datang dengan dua kantong plastik berisi sayuran.

"Udah biar bibi aja yang bersihin yaa" ucap bi Ina berusaha meyakinkan Jaya.

Tangan Jaya bergerak menyentuh dagunya lalu menggerakkannya lurus ke depan, yang berarti 'terimakasih'.

(seperti ini)

(seperti ini)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




*:・゚✧*:・゚

Janjinya pagi, eh baru up sekarang, emang dasar si veve wkwk.

Aku membawa foto Jayaa, ini gambaran Jaya waktu masakin Alana.

Aduh idaman banget, author juga mau dongg dapet satu cowo kek Jaya😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aduh idaman banget, author juga mau dongg dapet satu cowo kek Jaya😌

Jaya AzhariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang