"Nayla!tunggu!"
"Apa sih Fan?"
"Aku ingin main kerumah mu, boleh ya?"
"Sudah ku bilang, jangan sekarang."
"Emang kenapa sih?kangen nih sama tante Karin". Nayla menaikkan sebelah alisnya.
"Yaudah deh"
**
"Ada apa?"
"Aku dijodohkan dengan teman mama,bang"pernyataan Nayla, berhasil membuat kopi yang sedang diminum Daniel keluar lagi dari mulutnya.
"Apa?!"
Daniel Skye Antonio.Anak pertama di keluarga Antonio.Daniel adalah abang Nayla, mereka sangat dekat.Nayla selalu menceritakan tentang apa saja yang ingin ia ceritakan kepada abangnya itu, begitu juga sebaliknya.
"Iya bang, bagaimana ini?"
"Biar abang yang urus."
Ting tong....
"Fanny?"ucap Nayla kaget saat membuka pintu rumahnya.Ia lupa kalau tadi ia meninggalkan Fanny begitu saja.
"Ninggalin gue seenaknya aja."protes Fanny dengan raut wajah kesal.
"Sorry, tadi ada hal penting.Lu sih lama, gue juga udah bilang jangan sekarang". Fanny hanya menanggapi dengan memutar bola matanya.
"Yaudah,ayuk masuk"
**
"Ahh"desah Sarah saat lelaki dihadapannya melumat leher jenjangnya dengan penuh bergairah.
Lalu Julian beralih lagi, melumat bibir sexy milik Sarah dengan sedikit kasar.
"Kau kenapa babe?mphhh"
"Tidak apa-apa"jawab Julian saat melepaskan ciumannya.
"Aku ada meeting, lebih baik kau pulang"
"Hanya mencium bibir dan leher ku saja?aku mau lebih babe"
"Aku tak pernah melakukan kepada wanita mana pun sebelum menikah Sar"
Kecuali dengan gadis lugu itu.
"Hmm baiklah, aku pulang mungkin kau nanti akan berbubah pikiran"ucap Sarah dan langsung mengecup pipi Julian.Lalu pergi meninggalkan ruang khusus CEO itu.
"Ada apa memanggil ku boss?"tanya Ricky saat memasuki ruangan khusus CEO itu.
"Mama menjodohkan ku, Rick"
"Ohya?bagus dong"
"Loh?apanya yang bagus coba?"
"Bagus lah, berarti kau tak menikah dengan nenek lampir itu."
"Tapi aku kan tidak tau anak temen mama seperti apa"
Apakah dia cantik?polos?imut?pintar?kalo memang iya, boleh juga.
"Jalanin saja dulu siapa tau cocok, daripada pada sama nenek lampir itu"
**
Setelah Fanny pamit pulang, suasana dikediaman keluarga Antonio sedang memanas.Daniel berusaha membela Nayla tetapi sang ayah hanya menjadi penengah walaupun sedikit setuju dengan rencana perjodohan ini.
"Bun, biar Nayla yang menentukan sendiri siapa yang akan mendampingi hidupnya kelak"
"Bener juga apa kata Daniel, tapi ayah juga setuju kalo Nayla menikah dengan anak tante Keyra.Ayah kenal baik kok bagaimana anaknya itu". Dasar Ayah labil.
"Ayah gak bisa gitu lah, bagaimana pun juga ayah belum tau keburukannya apa dan jika ada apa-apa dengan Nayla bagaimana?"
Nayla hanya bisa berdiam diri melihat pertengkaran ini.Ia tidak bisa membela dirinya sendiri apalagi mengingat betapa senangnya sang bunda saat merencanakan ini semua.
"Jangan berlebihan, adikmu sudah besar"
"Betul tuh kata Ayah, belum tentu juga pilihannya tepat dan mama yakin pasti harus menunggu lebih lama lagi, apalagi setelah kejadian itu.."
"Ma!"
Tak terasa air mata Nayla jatuh begitu saja, tanpa bisa dibendung lagi.Kenapa masa lalu harus diungkit lagi, aku.. aku tidak tahan kenangan itu terus berputar diotakku.batin Nayla.
Nayla akhirnya pergi meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya.Menangis dalam diam di kamarnya seperti biasa.
"Nay,buka pintunya"
"Nay!"
"Aku ingin sendiri dulu bang"
"Baiklah."
**
"Seharusnya bunda tidak harus membawa-bawa masa lalu"ucap Hendra yang masih berada diruang keluarga bersama Karin.
"Bunda gak sengaja yah"bela Karin.
"Jangan mengulanginya lagi bun, kasian anak kita.Kau mau dia jadi gila?"
"Tidak. Maaf"
"Sudahlah, lebih baik kau hampiri Nayla.Kasian dia"
**
Setelah meeting dengan klien, Julian dan Ricky memilih makan malam di sebuah resto dekat dengan apartemen Ricky.
"Apakah kau jadi dijodohkan?"tanya Ricky disela-sela acara makan mereka.
"Ya"
"Kau tak mau mencari tau tentang wanita yang akan dijodohkan denganmu?". Julian hanya menjawab dengan gelengan kepala.Julian memang tipe pria yang cuek dan paling tidak suka mengejar-ngejar seorang perempuan, justru sebaliknya perempuan yang harus mengejarnya bilang ingin berhubungan dengan Julian.
Julian Edward Dixon.Lahir dikeluarga berada, namun dari kecil Levin Satrio Dixon-papa Julian- selalu mendidik anaknya agar mandiri.Selain meneruskan perusahaan sang papa, Julian juga mempunyai usaha sendiri yang ia bangun saat usianya masih terbilang remaja.
"Kenapa tidak kau putuskan saja si Sarah dari sekarang?"
"Nanti dulu, jika aku sudah cocok dengan anak temen mama baru aku akan mutusin hubungan ku"
"Kalau tidak cocok?kau akan kembali ke Sarah?". Julian menjawab dengan anggukkan.
"Kau yakin?"
"Ya."
"Aku harap tak menjadi masalah untuk mu kedepannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
Romance"Aku tak menyangka akan bertemu lagi dengannya"gumam Julian sambil tersenyum sinis "Katakan semua ini mimpi, tidak mungkin aku bertemu dengan lelaki yang sudah menghancurkan ku"batin Nayla