"Lo beneran pulang sama Jeno?" Tanya Winter yang saat ini sudah siap untuk pulang, dan sedang menunggu Renjun untuk memasukkan buku dan alat tulisnya.
"Iya. Lo pulang duluan aja gapapa. Gue yakin si Jeno pasti masih ada di dalam kelasnya. Paling gue nyusul dulu ke kelas. Lo lebih baik duluan aja. Kasihan Jaemin kalo nunggu kelamaan." Perintah Renjun yang membuat Winter tersenyum.
"Lo beneran gapapa ya?" Tanya Winter sekali lagi, yang sukses membuat Renjun mendecak kesal.
"Iya beneran! Udah gih sana!" Usir Renjun, seraya mendorong Winter keluar, dan langsung melanjutkan acar rapih-rapih itu.
Sebenarnya bawaan dia sama Winter itu sama. Cuma yang bikin dia lama tuh, dia harus melipat baju olahraganya dulu. Karena tadi dia cuma masukin asal baju sekolahnya, di karenakan guru jam pelajaran setelah olahraga, sudah masuk.
"Cha! Selesai!" Seru Renjun, yang langsung menggendong tasnya, dan berjalan keluar kelas.
Namun begitu keluar kelas, dirinya di kagetkan oleh keberadaan Mark, yang sudah ada di depan kelasnya. Membuat Renjun bertanya-tanya.
"Bang Mark ngapain di sini?" Tanya Renjun, yang aneh melihat keberadaan Mark.
Bukannya menjawab, Mark malah bertanya kepada Renjun. "Udah selesai? Udah mau balik?" Tanya Mark, yang di balas anggukkan kepala oleh Renjun.
"Udah kok bang. Ini aku mau ke kelasnya Jeno dulu, dia ngajakin aku pulang bareng soalnya." Jawab Renjun.
"Kalo gitu aku pergi dulu ya bang." Pamit Renjun yang hendak pergi, namun di tahan oleh Mark.
"Jeno kata, dia gak bisa anterin kamu pulang, karena dia ada ekskul mendadak; Ekskul musik. Dia suruh aku buat anterin kamu pulang." Ujar Mark, menjelaskan perintah Jeno tadi.
Renjun mendesis kesal begitu mendegar ucapan Mark. "Si Jeno kebiasaan banget deh! Suka banget nyuruh orang, ketika dia lagi gak bisa!" Omel Renjun akan sikap Jeno.
Mark yang melihat itu Renjun yang mengomel, ia terkekeh. Sangat lucu dan menggemaskan kalau Renjun seperti ini. "Ya gapapa dong. Berati dia gak lepas tanggung jawab. Kalo gitu ayo! Sekolah juga udah mulai sepi nih!" Seru Mark, yang langsung menggandeng tangan Renjun, dan membawa Renjun ke parkiran sekolah. Di mana dia menaruh motornya.
Sampai di parkiran sekolah, Mark langsung memberikan helmet yang ia punya kepada Renjun. Lebih tepatnya memasangkan langsung ke kepala Renjun. "Buat abang mana?" Tanya Renjun, karena ia melihat Mark hanya membawa 1 helmet saja.
"Aku mah gak usah. Yang terpenting kamu dulu." Jawab Mark, yang langsung membantu Renjun naik ke atas motornya.
Padahal mah Renjun bisa naik sendiri. Tapi Mark tetep kekeh untuk membantu Renjun. Katanya takut Renjun jatuh, karena badan Renjun yang kecil. Padahal motor yang Mark bawa saat ini adalah motor beat. Bukan motor ninja yang biasa ia bawa.
Setelah memastikan Renjun telah naik, barulah Mark naik ke atas motornya, dan mulai menjalankan motornya, setelah Renjun berpegangan pada dirinya.
"Motor yang biasanya kemana bang?" Tanya Renjun, ketika Mark tengah menyetir motornya.
"Ada di rumah. Lagi pengen make motor ini aja. Kenapa emang?" Tanya Mark.
"Gak, tumben aja. Biasanya kan pake motor ninja. Baru liat juga, abang pake motor ini." Jawab Renjun.
"Emang baru kali ini di pake, dan kamu jadi orang pertama yang di boncengin pake motor ini." Sahut Mark, yang sukses memunculkan semburat merah di kedua pipi Renjun. Untung saja Renjun pakai helmet! Kalau tidak?! Ia yakin kalau saat ini Mark sudah melihat wajahnya yang memerah dari kaca spionnya, karena ucapan yang do lontarkan Mark.
"Makan dulu ya njun?" Tawar Mark.
"Duh bang maaf, aku gak bisa. Ibu udah suruh aku buat pulang ke rumah. Dia udah masak." Jawab Renjun yang merasa tidak enak, karena menolak tawaran Renjun.
"Oh yaudah kalau gitu. Tapi ke mini market dulu ya sebelum pulang? Ada hal yang pengen aku beli dulu." Pinta Mark, yang langsung di iyakan oleh Renjun.
Mark pun langsung melajukan motornya ke mini market deket rumah Renjun. Sebenarnya Renjun ingin langsung pulang saja. Soalnya jarak mini market ke rumahnya tidak begitu jauh. Tapi Mark menolak! Mark kata, kalau dia sudah mengantarkan seorang perempuan, dia harus mengantarkan perempuan itu sampai rumahnya. Dia tidak suka menurunkan perempuan di tengah jalan.
Gimana makin gak cinta Renjun terhadap Mark? Kalau sikapnya Mark ini benar-benar menunjukkan lelaki sejati?! Duh! Rasanya Renjun ingin cepat-cepat jadi kekasihnya Mark--eh.
Setelah selesai membeli bahan kebutuhan Mark, barulah mereka berdua pulang bersama. Mark benar-benar mengantarkan Renjun, sampai di depan rumah Renjun.
"Mampir dulu yuk bang! Abang belum makan kan? Makan sekalian aja di sini! Soalnya ibu udah masak banyak. Kayaknya Ayah aku juga belum pulang. Jadi sayang kalau aku sama Ibu doang yang makan. Gak habis makanannya dan jadinya malah mubazir." Ajak Renjun.
Mark ingin menolak sebenarnya. Dia gak enak makan di rumah seseorang. Tapi sebelum Mark menjawab, Renjun udah lebih dulu narik Mark. Dan dengan spontan, Mark langsung turun dari motornya, dan mengikuti Renjun membawa dirinya.
"Udah ah bang. Jangan banyakan mikir. Aku kan yang ngajakin Abang! Jadi gak usah ngerasa gak enak! Lagi pula abang juga pernah janji, kalau abang bakalan main ke rumah Renjun." Ujar Renjun, di sepanjang jalan menuju rumahnya.
Sampai di dalam rumah Renjun, Renjun langsung berteriak. "Bu! Renjun pulang!" Teriak Renjun, yang langsung masuk lebih dalam rumahnya.
Sampai akhirnya mereka berdua tiba di ruang keluarga, barulah Renjun mendudukkan Mark di sofa ruang keluarganya.
"Bang Mark mau minuman es, panas, atau biasa aja? Renjun gak nerima jawaban terserah atau apa aja ya!" Ujar Renjun, yang membuat Mark tersenyum tipis.
"Yang ada aja di rumah kamu." Jawab Mark, yang membuat Renjun mencebik.
"Di rumah aku ada semua. Abang tinggal pilih aja." Balas Renjun.
"Air putih pakai es aja Njun." Sahut Mark. Agar mempermudahkan Renjun, dan tidak merepotkan Renjun.
"Oke kalau gitu, es teh manisnya 1 buat bang Mark." Seru Renjun, yang sangat jauh dari permintaan Mark.
"Kalau gitu abang tunggu sini dulu ya. Biar Renjun bikinin es teh manis buat abang." Sambung Renjun, yang langsung meninggalkan Mark sendirian.
Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya, begitu Renjun pergi meninggalkan dirinya. "Lucu." Gumam Mark.
Tak selang lama, Renjun pun datang dengan membawa sebuah nampan, yang berisikan 2 es teh manis, dan beberapa camilan, yang ia langsung taruh di atas meja. "Di minum sama di makan ya bang! Awas aja sampai enggak!" Seru Renjun, yang langsung menatap Mark penuh peringatan.
Mark menganggukkan kepalanya, dan mengambil gelas yang Renjun taruh di atas meja. "Aku minum ya njun." Izin Mark, sebelum minum es teh manis buatan Renjun.
"Mama kamu mana Njun?" Tanya Mark, setelah selesaj meminum es teh buatan Renjun.
Belum sempat Renjun menjawab, sang ibu sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangan. "Renjun, mana pria yang kamu suk--"
"Ibu!" Peringat Renjun, seraya menatap sang ibu penuh peringatan, sebelum sang ibuu melanjutkan ucapannya.
Sang ibu langsung terdiam, begitu melihat tatapan Renjun. Matanya langsung beralih ke pria yang ada di hadapan Renjun saat ini. "Oh jadi ini pria yang Renjun sukai dari dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S THAT YOU? - MARKREN
Fiksi PenggemarCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...