"Bang, gimana Renjun?" Tanya Jeno, begitu Mark tiba di kost-annya, ternyata sudah ada Jeno di sini.
Bukannya menjawab, Mark malah bertanya kepada Jeno. "Ngapain lo di sini?" Ketus Mark, seraya menendanf kecil kaki Jeno yang menghalangi jalannya.
"Di usir gue sama Jung Jaehyun." Ujar Jeno, di iringi helaan nafas kasar.
"Daddy lo itu! Maen manggil pake nama aja!" Peringat Mark, yang tidak di gubris Jeno.
"Buat ulah apalagi lo, sampe bisa di usir gitu?" Tanya Mark, yang langsung di balas decakan kasar oleh Jeno.
"Otak lo gak pernah berpikiran positif buat gue!" Rutuk Jeno kesal, yang langsung di sambut kekehan oleh Mark.
"Emang gak ada. Kalau lo gak buat ulah, kenapa Daddy lo sampai ngusir lo gitu?" Tanya Mark.
"Mau buat anak dia." Jawab Jeno, yang mencak-mencak sendiri, begitu mengingat kejadian tadi di rumahnya.
"Hah? Buat anak?" Sahut suara baritone yang baru saja masuk ke dalam kost-an Mark.
Mark meringis, begitu melihat kedatangan Jaemin. "Lo ngapain ke sini?" Ketus Jeno.
"Bapak gue mau praktek. Jadinya gue di suruh ke kost-an abang." Ujar Jaemin.
"Tadi siapa yang mau buat anak?" Tanya Jaemin, membalikkan fokus pembicaraan mereka.
"Iya! Bapak gue nyuruh gue pergi duli dari rumah hari ini, supaya dia bisa puas buat anak sama Emak gue. Padahal mah gue gak suka kalau ada ade lagi!" Ujar Jeno, di sertai rengekkan tak suka.
"Beomgyu aja udah repot gue. Apalagi kalau di tambah yang laen. Kalo iya akhlaknya kagak kayak Beomgyu. Kalo kayak Beomgyu? Bisa mati muda gue!" Sambung Jeno, di iringi helaan nafas kasar.
"Kalo lo sendiri, bapak lo mau bikin praktek apa Na? Sampai-sampai lo di usir ke sini?" Tanya Mark.
"Praktek bokep sama ibu gue." Jawab Jaemin, di iringi helaan nafas frustasi. Berbeda dengan Jeno yang langsung tertawa, sedangkan Mark menggelengkan kepalanya heran.
Orang tua Jaemin sama Jeno gak pernah bener. Pantas aja anaknya gak jauh beda sama orang tuanya. "Gue nginep ya bang di kost-an lo." Pinta Jaemin, seraya menatap Mark dengan tatapan memohonnya, yang langsung di hadiahi sambitan bantal oleh Mark.
"Jijik anjing!" Maki Mark, yang sangat geli melihat wajah Jaemin yang sok polos dan sok menggemaskan ini.
Jaemin meringis kesal begitu mendapatkan lemparan bantal oleh Mark. "Gue juga ya bang? Nginep sehari di sini." Sahut Jeno.
"Gak ada, gak ada! Lo berdua gak gue izinin buat nginep di sini! Lo gak lihat kasurnya cuma ada 1 di sini?" Tolak Mark.
"Tapi gede bang. Gue sama Jaemin juga bisa tidur di sofa atau di bawah sini. Bertigaan juga kayaknya muat." Seru Jeno.
"Kalau gue gak nginep di sini? Gue mau tidur di mana?" Tanya Jeno, yang langsung di balas anggukkan setuju oleh Jaemin.
"Jangan kayak orang susah ya kalian berdua. Lo berdua bisa chek-in hotel ya anjing! Gak mungkin orang tua lo ngusir lo, tanpa adanya hadiah." Ujar Mark, yang masih kekeh untuk tidak mengizinkan mereka berdua.
"Bodo amat! Gue bakalan tinggal di sini!" Seru Jaemin dan Jeno secara bersamaan.
Mark hanya bisa menghela nafasnya pasrah, begitu mendengar jawaban kompak dari mereka berdua. Mau nendang mereka dari sini juga gak bakal kuat.
"Terserah lo." Balas Mark, yang langsung beranjak untuk mengambil minum di dalam kulkasnya.
"Bang ish! Gimana Renjun tadi?" Tanya Jeno, yang baru saja ingat kalau misalkan pertanyaan dia belum di jawab.
"Gimana apaan maksudnya? Gue ngikutin apa yang lo perintah." Jawab Mark seadanya, walaupun setengah yang dia lakukan, di luar perintah Jeno.
"Udah di balikin anaknya sampai rumah?" Tanya Jeno, yang di balas anggukkan kepala oleh Mark.
"Udah di anter sampe rumah. Kagak ada yang lecet sama sekali. Lo boleh tanya langsung sama anaknya." Jawab Mark, yang langsung membuat Jeno bisa bernafas lega.
****
Pagi yang cerah ini, sama seperti cerahnya wajah Renjun pagi ini. Di pagi yang cerah ini, Renjun sudah siap untuk pergi ke sekolah.
Bagaimana tidak cerah, kalau dirinya sudah ada progress dalam mendekati Mark. Padahal kemarin dia bingung, bagaimana cara mendekati seorang 'Mark Lee'. Tapi ternyata Tuhan sangat baik kepada dirinya. Dia dapat dengan mudahnya dengan dengan Mark. Sepertinya dia harus berterima kasih, atau mentraktir Jeno nantinya.
Dan begitu sampai di sekolah, senyuman Renjun yang cerah pun luntur seketika, begitu melihat Mark yang tengah boncengan dengan seorang wanita.
Sebenarnya sih ini bukan pertama kalinya Renjun melihat Mark memboncengi wanita ini. Renjun paham kalau Mark itu sering berangkat bareng atau pulang bareng dengan wanita ini. Tapi entah kenapa dia selalu gak suka melihatnya.
"Pagi Njun." Sapa Mark, yang tiba-tiba sudah di hadapan Renjun.
Renjun yang di sapa pun langsung membuyarkan lamunannya. Netranya langsung menatap wajah Mark yang tengah tersenyum kepada dirinya. Yang sukses membuat Renjun mau tidak mau mengangkat senyumannya juga. "Pagi juga bang." Sapa Renjun.
"Baru sampe juga?" Tanya Mark basa basi.
Baru saja Renjun ingin menjawab, suara perempuan sudah mengintrupsi dirinya. "Mark ish! Kok gue di tinggal sih?!" Rutuk sang perempuan kesal.
"Lagi lo lama." Balas Mark seadanya.
"Oh hai Njun!" Sapa perempuan itu, begitu sadar akan Renjun yang ada di hadapannya.
"Hai juga kak Mina." Sapa Renjun, kepada perempuan cantik yang ada di hadapan Mark.
"Kalian berdua lagi deket?" Tanya Mina, seraya menatap Mark dan Renjun secara bergantian.
Renjun yang di tanya seperti itu, langsung menggelangkan kepalanya panik. "Dekat apa nih kak? Sebagai senior dan junior sih emang kita deket." Jawab Renjun, yang berusaha untuk tidak panik, serta gugup.
"Enggak! Bukan gitu maksudnya. Maksud gue tuh deket buat ke tahap jadian?" Tanya Mina, yang langsung membuat Renjun menggeleng panik lagi.
"Enggak kok kak! Udah seharusnya kita semua deket satu sama lain bukan? Bang Mark kan sepupunya Jeno sama Jaemin, yang notabennya teman aku. Masa iya aku gak deket sama bang Mark." Jawab Renjun, yang hanya mengeluarkan apa yang ada di pikirannya.
"Tapi--" Ucapan Mina terhenti, karena Mark yang sudah lebih dulu memotongnya.
"Sstt... udah! Jangan di tanyain mulu anaknya. Kasihan ish! Lagi lo mau tau aja sih! Mau gue deket sama siapa aja juga bukan urusan lo Kang Mina!" Tegas Mark.
"Ya iya gue tau tapi--"
"Udah ah! Yuk ke kelas!" Potong Mark.
"Njun, aku duluan ya ke kelas! Nanti les kan?" Tanya Mark sebelum pergi dari hadapan Renjun.
Renjun menganggukkan kepalanya. "Iya." Jawab Renjun kikuk, yang membuat Mark langsung pergi dari hadapannya, menarik Mina.
'Jadi selama ini bang Mark sadar kalau gue sama dia satu tempat Les?'
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S THAT YOU? - MARKREN
ФанфикшнCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...
