Sudah 15 menit Renjun tiba di tempat les, dan sudah 15 menit juga Renjun menunggu kedatangan Mark. Tapi orang yang ia tunggu tak kunjung menampakkan batamg hidungnya.
"Hah~~" helaan nafas kasar keluar begitu saja dari mulut Renjun.
Tadi sebelum pulang sekolah, ia melihat Mark yang pulang bersama dengan Mina. Iya! Mark memboncengi Mina dengan motornya sendiri.
Renjun cemburu? Tentu saja iya! Ia sabgat cemburu ketika melihat banyak wanita yang mendekati Mark. Ia bahkan cemburu ketika Mark baik kepada banyak orang.
Kita gak pernah tau orientasi seksual seseorang. Maka dari itu Renjun tidak suka Mark baik kepada semua orang. Baik itu laki-laki maupun perempuan. Ia takut orang itu jadi menyalah artikan kebaikannya, seperti dirinya sendiri.
Atau mungkin Mark terjebak dengan kebaikkannya sendiri, dan malah terpincut dengan seorang gadis yang ia perlakukan baik.
Karena sungguh, Renjun bisa bersaing dengan banyaknya wanita yang menyukai Mark. Tapi ia tidak bisa bersaing dengan satu wanita yang di sukai Mark.
Maka dari itu Renjun bertekad bahwa ia akan terus mengejar seorang Mark Lee. Sampai Mark Lee sendiri yang menunjukkan kekasihnya kepada Renjun.
Dan target Renjun saat ini adalah, menjadikan Mark sebagai kekasih hatinya. Ah tidak! Menjadikan dirinya sebagai kekasihnya Mark. Karena sungguh! Ia sudah sangat lelah menahan rasa ini. Menahan rasa suka, sayang dan mencintai Mark. Ia sudah menahan perasaan ini dari Junior Highschool. Tepatnya ketika dia baru masuk sekolah, awal mopdb atau pelatihan anak baru. Ia langsung kepincut dengan aura seorang Mark Lee. Bahkan sampai saat ini, tepatnya sampai dirinya kelas 2 sekolah menengah atas, dirinya masih menyukai seorang Mark. Bukannya memudar, dia malah makin mencintai Mark.
Kalian tau? Renjun bahkan sampai ikut masuk ke sekolah yang Mark tempati. Bersyukurlah kala itu ia berteman dengan Jeno dan Jaemin sewaktu JHS. Ia jadi tau sekolah apa yang Mark masuki saat itu.
"Hai Njun!" Sapaan seseorang, yang sukses membuat Renjun tersentak kaget.
Spontan Renjun langsung menutup matanya, guna menahan rasa ingin memaki orang yang mengagetkannya secara tiba-tiba. Kalau orang itu Jeno ataupun Jaemin sih Renjun langsung bisa memaki, atau memukul mereka. Pasalnya orang yang ada di hadapannya ini adalah orang yang ia sukai. Jadi tidak mungkin kalau ia memukul orang yang ia sukai.
Sedangkan Mark yang melihat Renjun terkejut pun langsung merasa bersalah. Ia langsung meminta maaf ke Renjun. "Sorry-sorry. Maafkan aku Njun." Ujar Mark.
"Tidak apa-apa bang. Salah aku sendiri yang melamun hehehe. Makasih telah mengagetkan aku. Karena kalau sampai aku masih melamun? Bisa-bisa aku kerasukan." Ujar Renjun, yang berniat untuk bercanda, agar keadaan mereka tidak canggung-canggung amat.
Mark langsung tersenyum mendengarnya, dan langsung memberikan satu kaleng soda untuk Renjun, dan yang satunya lagi untuk dirinya. "Untuk-mu." Ujar Mark, yang langsung di ambil oleh Renjun.
"Makasih." Ujar Renjun, dengan senyumannya.
Dan les pun segera di mulai. Yang semuanya langsung fokus kepada pelajaran yang tengah di jelaskan oleh kakak pembimbing. Termasuk dengan Mark dan Renjun yang fokus pada diri masing-masing.
Mark yang fokus mendengarkan pekajaran. Sedangkan fokusnya Renjun terbagi menjadi 2. Fokus kepada pelajaran yang sedang di jelaskan, dan juga fokus akan kehadiran Mark saat ini, yang tengah duduk di sampingnya.
Jujur saja, Renjun masih tidak menyangka kalau dia bisa duduk bersebelahan dengan Mark. Karena apa? Karena biasanya Renjun selalu melihat punggung belakang Mark.
Maka dari itu ia mengira kalau Mark tidak akan mengenal dirinya. Terlihat sikap acuh Mark, walaupun mereka sering kali bertatap muka di tempat les.
Tapi apa yang Renjun lihat dan Renjun rasakan saat ini? Seorang Mark Lee yang pertama kali menghampiri Renjun. Duduk di sebelah Renjun, seraya memberikan sekaleng soda untuk Renjun.
Entah sudah berapa lama dirinya melamuni Mark Lee yang ada di sampingnya. Lebih tepatnya menatap wajah Mark Lee dari samping dengan tatapan yang sangat memuja.
Rahang tegas yang sangat pas di wajah Mark, hidungnya yang mancung, alisnya yang sedikit menukik karena sangking fokusnya menatap pelajaran saat ini.
'Aish! Maka Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan Ren?! Mau sampai kapan kamu hanya memandang Mark, tanpa menjadikan Mark milik-mu?!' Batin Renjun yang selalu ia lontarkan, begitu melihat wajah tampan Mark.
"Ren. Ayo." Seru Mark, yang membuat lamunan Renjun buyar lagi.
"Eoh--hah? Ayo kemana?" Tanya Renjun, masih kikuk akan ajakkan yang Mark lontarkan.
"Ayo kita pulang." Ujar Mark, yang sukses membuat Renjun langsung menatap sekitar.
Ah iya! Kelas udah mulai bubar. Yang mana les kali ini telah berakhir! Bisa-bisanya ia melamuni Mark selama itu, sampainia tidak memperhatikan materi les kali ini.
"Renjun." Panggil Mark sekali lagi, dengan senyumannya.
"Ah iya Mark." Ujar Renjun, yang mulai memasukkan bukunya, dan beranjak dari duduknya.
Tanpa tunggu lama, Mark langsung menggandeng tangan Renjun. Mereka berjalan bersama keluar dari ruang les.
Sampai di parkiran Les, Mark langsung memasangkan helmet ke kepala Renjun. Bagaimana dengan Renjun? Tentu saja dia diam! Dia masih terkejut dengan sikap Mark yang sat set sat set kayak gini. Perasaan, hati, dan jantungnya belum siap dengan sikap Mark yang seperti ini.
Dan seakan sadar kalau dia tidak boleh bersikap seperti ini, karena takut membuat Mark risih, jadi Renjun mulai bertanya kepada Mark. "Bang, kita mau kemana? Ceritanya abang ngajak Renjun pulang bersama, atau ngapain nih?" Seru Renjun yang mencoba untuk bersikap santai.
"Loh, aku belum ngomong ya sama kamu? Kita kan mau ngerjain tugas kelompok tadi. Mewawancari para pedangang. Mulai dari pedagang kecil sampai pedagang besar." Seru Mark.
"Oh--ah gitu ya. Tapi kayaknya abang beluman bilang. Maka dari itu aku sedikit bingung hehehe." Ujar Renjun.
"Maaf ya kalau bertindak semaunya kayak gini." Ujar Mark yang sedikit meringis.
Berbeda dengan Renjun yang langsung menggeleng panik! "Ah enggak bang! Gapapa kok, abang bisa bertindak sesuka hati abang. Aku lebih suka abang yang apa adanya, daripada di buat-buat." Ujar Renjun yang panik setengah mati.
Pasalnya ia lebih menyukai Mark yang bergerak sat set sat set jadi. Daripada Mark yang bergerak lamban. Karena pada dasarnya Renjun sendiri tipikal orang yang bingung untuk mendekati seorang pria lebih dulu. Apalagi pria ini adalah pria yang Renjun sukai.
"Ah gitu ya?" Tanya Mark, memastikan kembali ucapan Renjun. Dan Renjun pun langsung menganggukkan kepalanya.
"Oke. Mulai saat ini aku mulai jadi diriku sendiri. Dan aku juga minta sama kamu, supaya kamu jadi diri kamu sendiri ya? Aku menyukai-mu apa adanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/313926302-288-k604801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S THAT YOU? - MARKREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...