11

469 73 85
                                    

MALAM INI, setelah banyaknya malam terlewatkan tanpa kumpul-kumpul asyik, mereka -Seulgi, Irene, Jennie, Lisa, Joy, Wendy dan Jisoo pastinya yang selalu terlambat. Kini mereka sedang berbagi cerita tentang kesibukan mereka belakangan ini yang membuat kegiatan rutin ini selalu tertunda.

"Jisoo kemana, Wen?" tanya Jennie. Orang yang diantara mereka yang selalu bertanya tentang Jisoo lebih dulu. Selalu sadar kalau Jisoo tidak ada diantara mereka.

"Akhir-akhir ini dia jarang ke cafe, Jen. Pergi terus tapi gatau kemana. Mungkin masih bersangkutan dengan projek bukunya nanti" jawab Wendy seadanya.

Jujur, bagi Wendy kumpul-kumpul seperti ini masih sangat berat. Berat sekali. Ia harus menahan gejolak cemburu atas sikap perhatian dan mesra kedua manusia yang ada di hadapannya ini. Irene dan Seulgi. Mengubur cinta tidak semudah mengubur bangkai. Kasusnya sama persis dengan Jisoo. Ia tidak mudah jatuh cinta dan sekalinya jatuh, ia terjatuh pada tempat yang salah.

"Emm... Mungkin. Padahal kemarin kami habis jalan-jalan ketempat yang aku aja gatau apa namanya" kata Jennie.

"Ya, kau tau Jisoo kan, Jen, dia itu selalu tau tempat keren yang tampak tak berpenghuni sama penduduk bumi. Mungkin kali ini juga dia sedang ke suatu tempat." Joy ikut menimpali. Jennie hanya mengangguk.

"Kalau Jisoo sedang bepergian seperti itu, Chaeng sama siapa, Joy?" sahut Lisa dengan pertanyaan. Jennie melirik sang kekasih yang duduk tepat disampingnya sedang memainkan jari-jemari Jennie.

"Itu Jisoo!!" potong Jennie saat melihat Jisoo masuk ke cafe bersama wanita cantik yang Jennie serta teman-temannya tidak kenal. Joy belum sempat menjawab pertanyaan Lisa tadi.

Mendengar namanya dipanggil, Jisoo mengajak wanita cantik itu ke meja yang berisikan teman-temannya.

"Hai, guys" sapa Jisoo sambil melirik kegiatan Lisa yang memainkan jari-jemari Jennie.

Jennie segera bangkit dari duduknya hanya untuk menyambut Jisoo dengan sebuah pelukan.

"Ehem...." sebuah deheman dari Seulgi menyudahi pelukan keduanya. Jennie kembali duduk ditempat semula.

"Hai, Ji. Hmm... By the way, siapa nih yang disamping kau?" tanya Seulgi dengan wajah meledek.

Jisoo yang lupa dengan wanita cantik itu pun seperti tersadar, "Oh dia, namanya Krystal Jung. Kami ga sengaja ketemu waktu aku pergi ke Kuba. Dia seorang photograper keren. Kalian harus liat hasil fotonya, keren keren banget. Buka blog miliknya, Seul. Ku yakin kamu suka." Seulgi menyukai dunia photography.

"Krystal, kenalkan mereka semua teman-temanku. Yang ini Wendy, lalu ini Jennie, Lisa, yang disana Joy, lalu Seulgi dan Irene" kata Jisoo sambil menunjuk satu persatu temannya. Krystal tersenyum manis kearah mereka semua.

"Hai, my name Krystal Jung. Senang bisa bertemu kalian"

"Oh ya.. Dia asli Korea tapi udah lama banget tinggal di Hawaii. Krystal, teman ku Jennie," kata Jisoo menunjukkan Jennie sebelum melanjutkan, "sangat menyukai Hawaii"

"Really?" Jisoo mengangguk.

"Hawaii itu keren dan hangat" Jennie menimpali.

"Kamu benar Jen, bahkan aku berniat tinggal di Hawaii sepuluh tahun lagi" kata Jisoo.

"Mau ngajak siapa, Ji, untuk tinggal disana?" pertanyaan Wendy terdapat unsur menggoda.

"Hmmm....." Jisoo yang malu-malu, menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Kalau saat itu aku sudah menikah, pastinya sama pasangan, tapi kalau belum ya sendiri saja. Cari pasangan disana" Jisoo tertawa garing, namun disambut antusias oleh teman-temannya. Jarang-jarang Jisoo bicara perihal pasangan. Biasanya pria ini selalu menjadi pendengar saja.

Mesin Waktu (JenSoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang