Lewat jemari-jemari kecil langit Yogyakarta, hingga baiknya doa dari paras ayu sang nabastala, pun ribuan rasi bintang yang mengukir di setiap detak jantung hati manusia.
Selamat datang di semesta Tiga Ribu Senja.
Selamat bersua dengan sepasang temu dari bentuk perasaan bahagia. Perasaan dari sebuah cerita yang menemukan kita pada sebuah pekan raya dari kisah-kisah lama patah rasa; tentang kisah jingga di antara sebait pertemuan jeda, hingga cerita ini bersua dengan sebuah festival perayaan manusia... bernama jatuh cinta.
Semesta, dan inilah kisah pertualangan kecil tentang kita. Saya perkenalkan padamu, sebuah alkisah dari Bhumi Paradesenja.
Serupa Lakon Ceritera
Karakter #01: Lee Jeno sebagai Narajengga Alugara
Dari satu titik warna sederhana, lahirlah manusia yang hidup dan bersembunyi di balik tebalnya dinding rasa. Jagat semesta, inilah Narajengga... nama yang telah Yogyakarta sematkan untuk raganya.
Perihal suka tidak suka, begitulah ia menerima dengan hati terbuka. Jengga adalah pemuda berhati beku yang kadang sedingin embun Puncak Mandala. Namun, terkadang juga ia menjelma sesosok netra seindah sorot langit senja, pun menorehkan senyuman sehangat sinar surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiga Ribu Senja
Genç KurguCeritêra 02 • Barangkali tujuan dari setiap pertemuan, untuk menyambut kembali kehadiran perpisahan. Copyright © 2019 Navaenra | #Bersemesta