Kau adalah satu hal
Yang slalu ku inginkan
Tlah ku lakukan sgala hanya untuk bisa denganmu
Namun kini ku tlah rapuh
Lima hari bicara
Empat minggu berjalan
Kau gantungkan diriku bagai tiga windu menunggu
Dua insan tuk bersatu
Kau datang di saat ku membutuhkan cinta
Yang akan temani hidupku
Ternyata hanya lamunanku
Dan aku tak punya hati
Untuk memilih dirimu bila
Kau masih juga tak bisa lupakannya
Salahkah aku meminta
Sudah ku coba pahami
Mengerti perasaanmu yang minta aku tuk jadi pengganti dirinya
Sampai kapan ku bertahan untuk dirimu
Bila hati yang kau beri bukan untukku
Lima hari bicara
Empat minggu berjalan
Kau gantungkan diriku bagai tiga windu menunggu
Dua insan tuk bersatu
Kau datang di saat ku membutuhkan cinta
Yang akan temani hidupku
Ternyata hanya lamunanku
Dan aku tak punya hati
Untuk memilih dirimu bila
Kau masih juga tak bisa lupakannya
Salahkah aku meminta
Sudah ku coba pahami
Mengerti perasaanmu yang minta aku tuk jadi pengganti dirinya
Sampai kapan ku bertahan untuk dirimu
Bila hati yang kau beri bukan untukkuKamu Dan Masa Lalu
~Febinda Tito~°°°
00. DIAAku menulis ini untuk Aghitsny laki-laki menyebalkan tetapi juga sangat baik, laki-laki yang entah bagaimana bisa membuat aku berharap lebih kepadanya
Dia sangat indah bahkan lebih indah, terlalu indah akan senyumannya dan sifatnya yang sedikit kaku, laki-laki yang bisa dikatakan soleh, dan dia sering merasa rendah diri dari segalanya, dia sempurna, bahkan bisa dibilang sudah sempurna??
Keadaan membawa ku pergi untuk menjauhinya namun hati ku terus menolaknya, seakan dia memang untukku, namun aku juga harus sadar diri dengan kekurangan ku yang sama sekali tidak pantas untuknya
Aku membencinya, sangat membencinya, dia ciptakan rindu dengan begitu dalamnya, tak ada sapaan sedikitpun darinya yang mampu menyembuhkan rindu ini selain diriku sendiri, hingga hari-hari ku tak lagi seindah dulu, aku telah jatuh karenanya
Dan aku menyadarinya patah hati ini muncul karena akulah yang salah
Iya aku yang salah, salah karena sudah menempatkan ekspetasi ku kepadamu.Terimakasih sudah membuatku mengerti pedihnya sebuah pengharapan. terimakasih sudah mengajariku arti sebuah keikhlasan. terimakasih sudah membuatku merasakan nikmatnya merindu, dan juga, terimakasih sudah menyadarkanku bahwa mencintai itu tidak harus selalu memiliki, terimakasih..
Aku terdiam, menarik nafas mengeluarkannya dengan perlahan, tanpa aku sadari air mata itu keluar, entahlah aku ingin tertawa melihat tulisanku sendiri, haha dasar!
°°°
terkadang cinta itu bagai proklamasi. bisa kita rasakan dengan seksama, lalu hancur dalam tempo sesingkat-singkatnya.