ff narusasu tapi versi adult nya
Jadi gini...
Ini tuh kek rofan gitu~
Naruto dan Sasuke yang gak bisa bersatu di kehidupan sebelumnya. Kini bertemu lagi di kehidupan yang berbeda. Apakah mereka akan bersatu kali ini? Atau justru akan kembali ter...
Para shinobi yang sedang berjaga kamar terus diam. Walau dibilang kamar itu memiliki kedap udara terbaik, mereka masih mendengar banyak suara. Ada dua orang yang berjaga di depan pintu, dan keduanya berusaha semaksimal mungkin mengurangi kesensitifan telinga mereka.
'Eung..'
'ahh..'
'lebih dalam..'
'ukhah..henghh'
'ahhh..ter..terlalu besar..'
Walau begitu, mereka berdua masih bisa mendengar erangan dan desahan erotis, bahkan suara ranjang yang sepertinya terus bergoyang.
'Shit! Tidak bisakah mereka lebih pelan?'
'Suara ini sungguh mengganggu!'
Mereka tau, menjaga rahasia tuan mereka adalah yang utama, jadi sebisa mungkin, kejengkelan itu tetap ditahan.
.
Sementara itu, di dalam ruangan.
"Haaahh.. lubangmu sangat ketat Sasuke.."
"Henghh..umm..ahh.."
Naruto sudah memasukkan miliknya ke dalam. Tapi lubang Sasuke terlalu sempit untuk memuat semua bagian penisnya.
"Sasuke.., aku akan mendorong lebih.., bolehkah aku cum di dalam?"
Sasuke yang sudah dalam klimaks, hanya mengangguk sambil terus mengerang, mencengkram bantal dengan erat. Posisi mereka masih sama, Sasuke menungging, sementara Naruto memasukkannya sambil terus melakukan handjob pada penis Sasuke. Sasuke sudah cum beberapa kali, bahkan ia sendiri tak bisa menghitungnnya.
Jleb
"AAAHH! UGH..HENGH!"
Sangat dalam, terlalu dalam. Sasuke merasa itu akan menembus perutnya. Naruto terus menggenjotnya, dan Sasuke semakin mendesah.
Crot
"Aaahhh...hengh.."
Krek .. krek..
"Hemm..Na..Naruto.."
"Hm?"
"U..ubah posisi.., aku.. tak bisa melihatmu.."
Dengan itu, Naruto langsung membalik tubuh Sasuke, memperlihatkan wajahnya yang sudah kacau, ekspresinya sudah lebih dari klimaks. Ikatan di tangannya sudah terlepas. Naruto mengangkangkan kedua kaki Sasuke, dan mulai sex dengan gaya selanjutnya.
"Kudengar, ular memiliki waktu ereksi lebih dari lima jam. Jadi Sasuke, kita akan melakukannya sampai besok pagi."
"...! Ap...Kyaak!"
Begitulah, dimulainya kembali adegan seks. Dua insan di atas ranjang terus bergerak. Mencoba semua posisi yang mereka ketahui, dari mentari mulai kehilangan cahaya, hingga munculnya kembali sang surya. Naruto sama sekali tak berniat menghentikan itu, karena ia tahu..setelah ini mereka harus berpisah selamanya.
.
"Jadi. . . , Selamat tinggal"
"Hum, . . Hati-hati"
"Hehe, kenapa tiba-tiba mengucapkan itu? Bukan berarti aku akan mati...mungkin.."
"Yaah..ini terakhir kali kita bertemu, dalam keadaan seperti ini bukan?"
"Kurasa...aku akan benar-benar merindukanmu..., dan maaf..bukankah aku terlalu kasar semalam?"
"Tidak..sebenarnya.., aku cukup senang.., anggap itu sebagai.."
"Salam perpisahan..aku tahu.."
Dua insan sedang saling berhadapan, mencoba menyembunyikan air mata mereka satu sama lain.
Naruto mengangkat genggaman tangannya, dan Sasuke membalas tos tersebut.
"Selamat Tinggal"
.
Pernikahan antara klan Uzumaki dan Hyuga diadakan. Pesta meriah, dihadiri seluruh penduduk desa, kecuali satu orang.
"Na..Naruto, sudah waktunya kita turun"
Seorang wanita berkulit putih, dengan rambut yang biasanya berponi, kini disanggul cantik.
"Baik, ayo turun... Hinata"
Sementara itu, di sisi pegunungan bersalju. Sosok kurus sedang berjalan, dengan luka di pundak kirinya. Tapi entah bagaimana, rasa sakit itu..tak sebanding dengan yang ada di hatinya. Bahkan di cuaca yang bisa membuat semua membeku, air mata panasnya terus mengalir.
"Terimakasih sudah bersamaku, maaf kita tak bisa selamanya bersama."
Takdir yang membawa dua cinta merasuk pada mereka. Namun takdir pula yang memaksa perpisahan itu.
.
Bertahun berlalu, dimana mereka berfikir tak akan kuat melihat satu sama lain lagi, tanpa meneteskan air mata. Mereka ditakdirkan bertemu kembali.
"Hei, Hokage"
Jleb!
Entah bagaimana, panggilan formal begitu menyakitkan.
"Halo tuan Uchiha"
Lama tidak bertemu...
Dua orang berdiri berhadapan, masih sama. Hanya saja, di sisi masing-masing orang itu, berdiri keluarga mereka sendiri. Pasangan , serta anak mereka, dari insan yang berbeda.
Hingga akhir hayat, hatinya masih dimiliki satu sama lain. Begitu kejam untuk pasangan masing-masing. Namun itu sama sekali tak bisa dikendalikan. Mereka harus berpisah.. takdir sudah berkata, dan itu akan terjadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.