22;

106 65 28
                                    

•••

Helaan napas lolos begitu saja dari pemuda yang sedang berdiri dibawah lampu jalan. Abim memilih untuk mencari angin serta melihat langit malam yang terdapat sedikit bintang.

"Anginnya dingin tapi enak." Ratu mendatangi Abim dengan kedua tangan yang dia lipat di dada bermaksud menghangatkan diri karena dinginnya malam.

"Kalo dingin di dalem aja," tentu saja Abim menyadari gerak-gerik Ratu yang kedinginan.

Dugaan dia benar, bahwa Abim tengah badmood tetapi Ratu tidak tau karena apa.

"Badmood kenapa?"

Abim tertawa kecil, meskipun baru beberapa bulan Ratu berada di sisinya, gadis itu sudah hapal akan segala macam tingkah dia.

Ratu diam memandangi Abim yang tertawa kecil dengan penuh tanda tanya.

"Lain kali kalo ketawa pukul aku aja."

Tawa Ratu pecah, dia benar-benar tidak menyangka Abim akan berterus terang seperti itu. Ratu menghentikan tawanya ketika Abim mengambil tangan kanan dia untuk di genggam.

"Ujian minggu depan, kamu udah siap?" pertanyaan Ratu di angguki oleh pemuda di sampingnya.

"Saat ujian mulai, kurangin nonton sama begadangnya," peringat Abim serta mencubit gemas hidung Ratu.

"Ck, saat ujian kurangin main game sama ke warkopnya!" ikut Ratu memperingati Abim dengan kata-kata yang terkesan sama.

"Iya bawel."

~~~

Tawa yang begitu keras memenuhi seisi ruangan. Terdapat 5 orang sedang serunya bermain, mereka masih melanjutkan bermain sampai sekarang.

"Cukup. Gue cape," dengan tawa yang mulai mereda, Gezza langsung mengambil minum yang berada di sampingnya.

Gezza sangat puas tertawa karena kelakuan Dean dan Farel. Mereka berdua selalu kena, terlebih saat Farel memilih dare untuk menirukan macam-macam suara hewan lalu Dean yang menebak.

Sangat konyol kedua pria itu, mereka menghidupkan suasana. Naya sesekali hanya tertawa kecil merasa lucu sedangkan Kean menyoraki Dean dan Farel yang bermain.

Ketika Ratu dan Abim masuk dengan senantiasa tangan yang bergenggaman itu membuat atensi mereka melihat ke kedua insan yang baru saja bergabung lagi kedalam permainan yang sudah selesai.

"Nyantol terus kayak sendal," celetuk Dean.

"Elit dikit dong kayak Romeo dan Juliet gitu," sudah pasti Ratu akan membalas setiap perkataan Dean.

"Alay cih," desis Dean.

Tidak menonton perdebatan keduanya, Gezza lantas melirik Kean dan dapat dia lihat mimik wajah pemuda itu yang bisa dibilang seperti menahan cemburu.

Farel menyadari lirikan Gezza ke arah Kean, pikirannya selalu mempertanyakan apa arti lirikan gadis itu kepada Kean.

"Ok ok cut! bubar."

Pekikan Farel membuat Gezza tersadar dan membuang tatapan dari Kean.

Dean mendecih,"rumah gue woi seharusnya gue yang beri perintah pembubaran."

"Sama aja yailah, gue duluan." Farel langsung menyambar tasnya dan pergi keluar.

"Gue juga," ujar Kean kepada para temannya lalu melihat ke Ratu. "Duluan ya Zie," pamitnya yang diangguki pelan oleh gadis itu.

When I Love You (✓) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang