Minju memberikan secangkir kopi pada Wonyoung, "Salahmu sendiri! Beli rumah tanpa tahu asal usulnya."
Beberapa kali Wonyoung mengembuskan nafas beratnya, "Kamu mau membantuku, kan?"
"Aish! Gak!" Tolak Minju langsung. Tentu saja ia akan menolak, Minju tidak mau berurusan dengan hal-hal berbau mistis. Wonyoung hanya mencebikan bibir melihat respon sahabatnya itu.
"Hari ini kamu lembur?" Tanya Minju.
Wonyoung menggeleng, "Nanti sore aku pulang. Gak ada jadwal operasi."
"Bagus!" Minju merangkul bahu Wonyoung, "Nanti sore kita makan di caffe yang ada di dekat sini ya?"
"Gak mau!"
"Ayolah! Jaehyuk, Jihan dan Jeongwoo juga ikut." Minju memasang puppy eyesnya. "Kalau kamu gak ikut, aku gak bakal bantuin buat nyari tubuh hantu yang kemaren neror kamu!" Ancam Minju.
"Ah, baiklah! Nanti sore aku ikut." Ucap Wonyoung pada akhirnya.
17.30 KST
Setelah selesai dengan tugasnya, Wonyoung segera mengambil tas untuk bersiap ke caffe. Ia yakin teman-temannya sudah menunggu.
Saat di depan gerbang rumah sakit, Wonyoung berpapasan dengan laki-laki yang tak ingin ia temui. Ia berniat berbalik arah, namun sayangnya si laki-laki sudah terlanjur menyapanya.
"Mau pulang sekarang?" Tanyanya ramah.
Wonyoung menggeleng, "Aku ada urusan sebentar. Permisi!"
"Dokter Wonyoung~" Haruto menahan lengan Wonyoung tanpa sadar, ia pun segera melepaskannya. "Maaf, itu refleks." Ucapnya kikuk.
"Ada apa?"
"Aku punya salah sama kamu ya? Benci banget kayanya?" Tanya Haruto dengan ragu, ia selalu heran dengan tingkah
Wonyoung yang selalu menghindar darinya. Padahal jika pada orang lain Wonyoung tidak seperti ini, ya walaupun sikap Wonyoung tetap cuek.Wonyoung terdiam cukup lama, Haruto salah paham. Sungguh, Wonyoung tidak membenci Haruto. Namun ada sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan kenapa bersikap seperti itu pada Haruto. "Memangnya penting aku jawab?"
"Penting, aku kan..." Haruto menggaruk kepalanya yang tak gatal itu, "Eh maksudku kita kan rekan kerja, jadi aku pengen kita akrab seperti yang lain."
Wonyoung melihat jam di tangannya, "Aku harus pergi." Ia berjalan dengan cepat meninggalkan Haruto sendiri.
'Aku suka sama kamu Won, tapi kamu ngehindar terus' Batin Haruto.
At caffe
Jihan merebut ponsel di tangan Jeongwoo, "Kamu lagi nonton apasih?"
"Yak! Aku lagi nonton film horor." Jeongwoo merebut kembali ponselnya.
"Hilih! Itu mah bohong, gak ada di dunia nyata." Cibir Jihan.
Minju menepuk pelan punggung Jihan, "Ada, tapi-"
"Sssttt! Jangan ikut-ikutan kaya Wony deh, percaya sama hantu-hantuan." Jihan membekap mulut Minju dengan tangannya.
Jaehyuk menepis tangan Jihan yang membekap mulut pacarnya itu, "Kamu gak percaya soalnya belum liat. Aku sumpahin semoga kamu diganggu sama hantu." Ucap Jaehyuk berbisik untuk menakuti Jihan.
Jihan bergidik, "Udah, udah! Itu Wonyoung udah datang." Jihan menunjuk Wonyoung yang baru sampai di caffe.
"Wey! Kalian datang bareng?!" Pekik Jeongwoo heboh.
Wonyoung menoleh ke belakang, "Dokter Ruto?! Kamu ngikutin aku?"
"Gak kok, aku diundang mereka buat kumpul di sini." Jawab Haruto santai.
Wonyoung menatap tajam ke arah Jihan dan Minju dengan tatapan seakan berkata Kenapa kalian mengajaknya juga?!
Jihan dan Minju yang ditatap tajam seperti itu oleh Wonyoung hanya tersenyum tanpa dosa.
Wonyoung dan Haruto mau tak mau harus duduk bersebelahan karena tidak ada kursi kosong lagi. Semuanya menjadi hening, entahlah mungkin karena aura Wonyoung yang dingin.
"Kita pesan makanan sekarang aja, laper banget nih!" Jeongwoo berusaha mencairkan suasana. Yang lain pun langsung menyetujuinya kemudian melihat-lihat daftar menu.
"Oh ya, kamu udah pindah ke rumah barumu?" Tanya Jaehyuk pada Wonyoung, dan hanya dijawab anggukan oleh gadis itu.
"Nanti malam, aku dan Minju akan menginap di rumahmu Wony." Ucap Jihan heboh.
"Yakin? Di rumah Wonyoung itu banyak hantunya." Goda Minju.
Jihan mencubit lengan Minju, "Hantu lagi hantu lagi! Stop! Aku gak percaya."
Wonyoung menghela panjang, "Dateng aja, ntar aku tunggu di rumah." Minju dan Jihan mengangguk semangat.
"Aku sama Jaehyuk juga ikut ya? Tapi kita gak nginep." Jeongwoo merangkul Jihan. Namun Jihan langsung menepisnya. Mereka semua sudah terlihat sangat akrab, jadi seperti itulah.
Kecuali, Wonyoung dan Haruto selalu terlihat canggung. Bahkan Haruto atau pun Wonyoung selalu memanggil nama dengan embel-embel Dokter."Ya, boleh. Aku bakal masak buat kalian." Jawab Wonyoung
"Ruto, kamu mau ikut gak?" Minju menatap Haruto.
Sebenarnya Haruto ingin sekali ikut. Namun melihat sikap Wonyoung, ia menjadi ragu jika perempuan itu akan mengizinkannya bergabung. "Malam ini aku ada urusan." Jawab Haruto pada akhirnya. Yang lain mengangguk paham.
'Jangan dekati dia...' Bisik sesosok perempuan yang sedari tadi berada di samping Haruto tepat di telinga Wonyoung.
Wonyoung langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah agar tidak melihat sosok tersebut.
To Be Continue...
Mulai mengertikah kenapa Wonyoung menghindar dari Haruto?
Oya guys, jangan harap di ff ini pure horor. Asli ku gak pandai.
Aku masih tetep bakal menaburkan cerita romancenya juga ya hihiHope u like it...
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side || Travicky [Completed]
Fanfiction[Horror Romance] Percayalah! Kau akan tersiksa jika merasakan apa yang aku rasakan. ©DeviKim30, 2022 Cover by me