Duabelas

285 44 5
                                    

Wonyoung berdiri di depan pintu ruangan Haruto, ia berniat ingin menanyakan sesuatu. Mungkin saja Haruto mengetahui asal usul hantu yang selalu mengikutinya.

'Kalo aku nanyain ini, agak konyol gak sih? Bukannya Haruto gak bisa liat hantu itu? Dia pasti gak bakal percaya.' Pikir Wonyoung. Ia menjadi ragu saat akan memutar knop pintu ruangan Haruto. 'Tapi aku penasaran, Haruto juga harus tau semuanya kalo selama ini ada hantu yang selalu ngikutin dia.'

Wonyoung menarik nafasnya perlahan, 'Semoga hantu itu lagi gak ada di ruangan Haruto.'

Tok!

Tok!

Tok!

Wonyoung mengetuk pintu dengan ragu, beberapa kali ia mengembuskan nafas gugupnya.

"Masuk!" Terdengar suara Haruto menyahut dari arah dalam.

Wonyoung memutar knop pintu kemudian melangkahkan kakinya dengan pelan, terlihat Haruto sedang bersama Jeongwoo sedang membahas sesuatu. Mungkin kondisi salah satu pasien mereka? Entahlah.

"Kamu lagi sibuk? Maaf ganggu, kalau gitu ak-"

Jeongwoo segera menyela ucapan Wonyoung, "Kita udah selesai, aku mau keluar kok Won." Jeongwoo tersenyum jahil menatap Haruto dan Wonyoung bergantian. "Ruto, aku pergi dulu." Pamitnya sambil keluar dari ruangan Haruto.

Sekarang hanya tertinggal Haruto dan Wonyoung. "Ada apa?" Haruto berjalan menghampiri Wonyoung.

"Eung...itu...anu..." Wonyoung menjadi kikuk sendiri. Haruskah ia menanyakan semua pertanyaan yang sudah ia rancang sedari tadi?

Haruto mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa?"

"A-ak-aku... Kangen sama kamu." Malah kalimat itu yang keluar dari mulut Wonyoung, "Udah itu aja."

Haruto tak bisa menyembunyikan senyumnya, ia memegang kedua bahu Wonyoung. "Aku seneng dengernya. Tapi aku tau, bukan cuma itu yang pengen kamu omongin, kan?"

"Dokter Ruto, apa dulu kamu punya teman deket atau pacar yang-"

Cklek!

"Kalian berdua lagi ngapain?" Tiba-tiba Hikaru masuk ke ruangan Haruto tanpa mengetuk pintu. Ia sempat terkejut saat melihat Haruto sedang bersama Wonyoung berduaan.

Wonyoung sedikit menjauh dari Haruto, "Gak ngapa-ngapain." Jawab Wonyoung singkat, ia bergegas keluar dari ruangan Haruto tanpa pamit.

Hikaru berdecih, "Aish! Sombong banget sih dia. Seharusnya dia sopan dan menghormatiku, dia kan bekerja di rumah sakit keluargaku."

"Udahlah, ada apa?" Tanya Haruto mengalihkan atensi Hikaru.

"Nanti malem, kita makan malam di rumahku ya kak? Papa sama mama pengen ketemu kamu." Hikaru bergelayut manja di lengan Haruto, "Gak ada penolakan, kamu harus mau!" Akhirnya Haruto mengangguk pasrah. Ia tidak enak jika menolak datang karena permintaan orang tua Hikaru.

 Ia tidak enak jika menolak datang karena permintaan orang tua Hikaru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Other Side || Travicky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang