Duapuluh

255 30 6
                                    

Keesokan harinya...

Wonyoung menyunggingkan senyumnya saat ada yang masuk ke dalam ruangannya. Sedari tadi ia sangat bosan karena tidak ada yang menemani.

"Gimana keadaan kamu?"

"Pas kamu dateng langsung membaik." Jawab Wonyoung dengan senyumannya.

Haruto menarik kursi di samping ranjang Wonyoung. Ia menatap nanar ke arah Wonyoung.

"Kenapa?" Wonyoung mengernyit melihat sikap Haruto sedikit berbeda hari ini, "Apa ada masalah?"

Haruto memaksakan senyumnya, "Gak ada kok.Kamu udah makan?" Haruto berusaha mengalihkan topik.

"Udah." Wonyoung menggapai tangan Haruto, "Cerita sama aku kalo ada yang ganggu pikiran kamu."

"Hmm? Gak ada, aku cuma khawatir keadaan kamu."

"Liat! Aku baik-baik aja Ruto. Jangan bohong, mata kamu gak bisa bohong." Wonyoung mempoutkan bibirnya kesal. Ia belum puas dengan jawaban Haruto.

Haruto tidak 100% berbohong, ia memang khawatir pada Wonyoung.

Hening...

Beberapa menit mereka hanya terdiam karena sibuk dengan pikiran masing-masing.

Tok! Tok! Tok!

Pintu terbuka perlahan, muncul Hikaru membawa sebuket bunga dan sekeranjang buah-buahan.

"Hikaru?" Gumam Haruto dan Wonyoung. Mereka masih tidak percaya jika Hikaru datang untuk menjenguk Wonyoung.

Hikaru mempercepat langkahnya, "Kenapa? Ada yang aneh sama penampilanku?"

Haruto mengerjap, "Gak ada, cuma..."

"Aku datang kesini cuma mau mastiin kalo dokter Wonyoung udah mati atau belum." Sungguh! Bukan itu yang ingin Hikaru ucapkan. Ia merasa gengsi jika mengatakan yang sejujurnya.

Wonyoung menahan senyumnya, ia paham. Bukan itu maksud Hikaru, "Makasih udah mau menjengukku."

"Lain kali kamu harus hati-hati! Dasar dokter ceroboh!" Hikaru menyilangkan kedua tangannya.

"Hikaru!" Ucap Haruto tak enak hati.

"Iya, aku akan lebih berhati-hati." Wonyoung mengangguk.

"Kamu datang sama siapa?" Tanya Haruto pada Hikaru saat melihat ada seseorang yang sedang berdiri di dekat pintu.

Hikaru berdecak, "Ck! Bukan siapa-siapa. Dia hanya penguntit."

"Ajak dia masuk, kasihan." Haruto mengingatkan.

"Kak Ruto! Dia itu menggangguku terus." Rengek Hikaru.

"Masuklah!" Perintah Haruto dengan suara agak kencang agar seseorang yang berdiri di balik pintu bisa mendengar.

Kkkrrrttt!

"Hai semua!" Sapa si laki-laki dengan canggung. Haruto dan Wonyoung membalas dengan senyuman, tapi berbeda halnya dengan Hikaru yang terlihat menekuk wajahnya.

"Dia pacarmu?" Goda Wonyoung.

Hikaru melotot, "Bukan! Aku cuma suka sama kak Ruto! Titik!"

Other Side || Travicky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang