Tiga

326 57 7
                                    

Wonyoung segera menghabiskan makanannya, "Aku udah selesai, pulang duluan ya." Wonyoung berdiri dari kursi kemudian mengambil tasnya.

"Biar aku antar pulang." Haruto menawarkan jasa.

"Aku bisa pulang sendiri." Wonyoung pun berjalan keluar dari caffe.

"Maafin sikap Wony ya Ruto, dia mungkin lagi buru-buru." Jihan merasa tak enak hati karena sikap sahabatnya itu.

Haruto tersenyum, "Iya gak papa."

"Aku heran sama dia, padahal kamu itu ganteng, baik, tajir. Tapi Wony selalu nyuekin." Jeongwoo terlihat sedang berpikir.

"Hey! Udah, Wony kan emang gitu sifatnya. Mending sekarang kita pulang aja." Ucap Jaehyuk dan disetujui oleh yang lain.

" Ucap Jaehyuk dan disetujui oleh yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19.30 KST

Seperti yang sudah direncanakan, Minju dan Jihan malam ini akan menginap di rumah Wonyoung untuk membantunya beres-beres.

Wonyoung membuka lemari esnya yang terlihat masih kosong, "Aku mau belanja ke mini market yang di dekat sini. Kalian mau ikut?"

"Aku di rumah aja, lagian ntar kalo Jeongwoo sama Jaehyuk datang kan gak ada yang nyambut." Sahut Jihan  di dekat pintu dapur.

"Alesan aja, padahal males pergi keluar kan?" Minju berdecak, "Ya udah, aku sama Wony pergi dulu. Hati-hati di rumah!"

Setelah kepergian Wonyoung dan Minju, di rumah hanya tertinggal Jihan yang bosan. Akhirnya ia memutuskan untuk menyeduh kopi ke dapur.

Kriiiiiiiiit!

Jihan menoleh, "Kalian udah pulang? Cepet banget."

Tak ada jawaban sama sekali, Jihan berpikiran positif saja. Mungkin tadi itu pintu yang tertiup angin.

Saat Jihan menyesap kopi hangatnya, ia merasa ada seseorang yang melintas di belakangnya. Dengan cepat ia menoleh, "Siapa itu?!" Tanyanya dengan suara agak kencang. "Won? Minju?"

Jihan berjalan dengan was-was, keringatnya mulai bercucuran. "Jangan bercanda dong kalian! Aku gak takut!" Jihan berjalan ke dekat tangga.

Deg~

Hampir saja Jihan akan menjatuhkan cangkir yang sedang ia genggam. "K-kamu s-siapa?" Tanyanya ragu saat melihat ada sesosok wanita berambut panjang dan bergaun putih berdiri di dekat jendela sambil membelakanginya. Belum sempat Jihan bertanya lagi, sosok itu menghilang menembus jendela.

"Aaaahhhh!" Jihan langsung berlari secepat mungkin menuju pintu keluar. Ia tak henti berteriak histeris. Ia tahu jika tadi itu adalah hantu, namun ia tidak mau meyakini bahwa makhluk halus itu memang ada.

"Aaahhh tolong akuu!" Jerit Jihan sambil membuka knop pintu keluar.

Duk!

Jihan menabrak Jeongwoo yang baru datang bersama Wonyoung, Minju dan Jaehyuk.

"Ada apa?" Tanya Jeongwoo kaget.

Tadinya Jihan ingin memberi tahu yang sebenarnya, namun ia mengurungkan niatnya.

"Apa ada hantu di dalam?" Tanya Minju. Wonyoung mencubit lengan Minju yang bertanya asal itu. Minju hanya terkekeh pelan.

"G-gak ada, tadi aku mimpi buruk. Jeongwoo mau gigit aku." Jihan beralasan. Otomatis semua yang ada malah tertawa, kecuali Jeongwoo.

Jeongwoo memberikan sebuket bunga mawar pada Wonyoung, "Tadi Ruto nitip ini." Wonyoung terdiam dan hanya memandangi bunga tersebut.

"Terima aja, dia cuma pengen temenan kok." Saran Jaehyuk.

Wonyoung menerimanya dengan ragu, "Bilangin sama dia, makasih."

"Yuk ah kita masuk!" Ajak Minju sambil menggandeng lengan Jaehyuk.

Berhubung jam sudah menunjukan pukul 10 malam, Jaehyuk dan Jeongwoo berpamitan untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhubung jam sudah menunjukan pukul 10 malam, Jaehyuk dan Jeongwoo berpamitan untuk pulang.

Terlihat Jihan sudah tertidur di sofa sambil memeluk toples makanan. Wonyoung dan Minju lebih memilih untuk mencuci piring di dapur.

"Won?"

Wonyoung menoleh pada Minju yang sedang mencuci piring, "Kenapa?"

"Aku penasaran alasanmu benci sama Ruto."

"Aku gak benci sama dia, gak sama sekali!" Wonyoung menegaskan.

Minju mengernyitkan keningnya, "Lalu?"

"Sebenarnya..." Wonyoung menarik nafasnya perlahan, "Ada sesosok perempuan yang selalu ngikutin dia. Dan dia selalu bilang biar aku jauhin Haruto kalo gak mau celaka."

"Seriusan?!" Minju membelalakan matanya, "Apa semacam Gwisin? Atau hantu penasaran lainnya?"

"Entahlah, tapi aku rasa dia hantu yang berbahaya."

"Ah aku paham sekarang, apa si hantu itu suka sama Haruto? Jadi siapapun yang deketin Haruto, dia akan celaka?" Tebak Minju.

Wonyoung mengangguk mantap, "Aku rasa iya."

"Kasian banget Ruto, padahal dia suka sama kamu." Minju langsung menutup mulutnya yang keceplosan itu.

"Gimana?"

"Eh? Gak kok lupain aja!" Minju tersenyum kikuk, "Btw, kamu gak penasaran kenapa Jihan bertingkah aneh kaya tadi?"

"Entah." Jawab Wonyoung singkat, ia sibuk membereskan piring dan gelas ke tempatnya.

"Apa mungkin dia lihat sesuatu?"

"Wajar aja, di sini emang ada penunggunya. Sosok itu lagi merhatiin kamu loh." Ucap Wonyoung dengan santainya.

Minju melompat mendekati Wonyoung, "Yak! Wony! Aku takut!"

Wonyoung tertawa pelan, "Aku cuma bercanda."

"Huh! Dasar kamu ini!" Minju mempoutkan bibirnya.

"Huh! Dasar kamu ini!" Minju mempoutkan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue...

Gaiseu, menurut kalian aku lanjutin atau jangan nih cerita ini?
Takutnya pada gak suka...

Other Side || Travicky [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang