Saat ini Haruto dan Wonyoung berada di depan sebuah rumah yang mereka yakini adalah tempat tinggal keluarga Hyunri. Haruto dan Wonyoung sudah meminta alamat rumah Hyunri pada pihak kampus tempat kuliah Haruto dan Hyunri dulu.
Wonyoung menoleh pada Haruto, "Kamu yakin keluarganya masih tinggal di sini?"
"Aku harap masih." Haruto menatap rumah sederhana yang mulai terlihat usang itu. "Ayo masuk!" Haruto menuntun Wonyoung menuju pintu rumah tersebut.
Tok!
Tok!
Tok!
Seorang wanita paruh baya membukakan pintu dengan ekspresi wajah bingung saat melihat mereka berdua, "Siapa ya?"
"Selamat siang bu! Perkenalkan namaku Haruto dan ini, Wonyoung." Jawab Haruto dengan sopan.
Wanita tersebut mengangguk, "Ada perlu apa?"
"Kami teman Hyunri-"
"Hyunri tidak punya teman." Wanita itu langsung menyela ucapan Haruto dengan cepat.
"Bu, maaf jika kedatangan kami mengganggu. Tapi ada yang ingin kami bicarakan tentang Hyunri." Wonyoung menimpali.
Tiba-tiba wanita yang mereka yakini adalah ibu Hyunri langsung menangis. "Anakku sudah lama meninggal, kenapa kalian ingin membahasnya?"
Wonyoung mendekati ibu Hyunri, "Bisakah kita bicara di dalam? Mungkin lumayan panjang ceritanya bu." Setelah berkata seperti itu, ibunya Hyunri mempersilakan mereka berdua masuk ke dalam rumahnya.
YG Hospital
20.00 KST
Wonyoung turun dari mobil Haruto. Ia merapikan setelan kerjanya, "Makasih udah mau nganterin."
"Aku yang harusnya bilang makasih, seharian ini kamu nemenin nyari informasi tentang Hyunri padahal kamu kerja jam malam."
Wonyoung tersenyum, "Pulanglah! Hati-hati di jalan!"
Haruto menggenggam tangan Wonyoung, "Aku bener-bener minta maaf."
"Kok minta maaf?"
"Aku nyusahin kamu dari sebelum kita jadian sampe sekarang. Kayanya bener apa kata kamu, aku pembawa sial."
"Ih Ruto!" Wonyoung jadi teringat ucapannya waktu itu, ia yakin Haruto tidak akan melupakannya, "Jangan ngomong gitu, aku salah. Aku dulu seenaknya ngomong gitu ke kamu."
"Tapi, sekarang kamu jadi diganggu terus sama arwah Hyunri. Aku jadi gak tenang, takut kamu di apa-apain."
Wonyoung menatap Haruto yang terlihat sangat sedih itu, ia mengelus pipi Haruto dengan lembut, "Terus kamu maunya gimana? Kita putus?"
Haruto terbelalak, "Gak gitu Wony..."
"Aku tau, hubungan kita tuh pasti bakalan beresiko banget. Tapi-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side || Travicky [Completed]
Fanfiction[Horror Romance] Percayalah! Kau akan tersiksa jika merasakan apa yang aku rasakan. ©DeviKim30, 2022 Cover by me