15 (a)

330 32 115
                                    

Warn: Bagian ini mengandung kata² vulgar dan kasar, seperti: meniduri dan mencumbu.

Saran: Set your font to the smallest size with the black background while reading this part. Also, play 'Still With You' song by Jungkook of BTS. Enjoy!

***

Dulu sekali, mendiang sang ayah pernah bilang, Ruby hanya cukup menangis jika sedang bersedih tidak usah ditahan. Kalau perlu, keluarkan isakan keras hingga sesak di dada benar-benar hilang dan terkuras tanpa sisa.

Katanya lagi, jika menangis belum bisa meredakan gejolak emosional yang tak kunjung pergi, peluk saja Kak Heeseung, karena si bambi akan dengan mudah menyerap perih dan menukarnya dengan percik kebahagiaan.

Lalu yang terakhir, kalau semua masih belum bisa mengusir sedih, maka sudah seharusnya Ruby berdamai dengan sakit hatinya, karena tidak ada yang lebih bertanggung jawab untuk masalah hati selain diri sendiri.

Sekarang Ruby mengerti, mengapa patah hati mampu membuat seseorang merasa depresi hingga rela bunuh diri. Karena rasanya memang sesakit itu. Menangis saja belum cukup untuk meredakan kecamuk perih yang sungguh luar biasa. Kalau Ruby bisa menjelaskan dengan kata, ia yakin puluhan lembar tidak akan cukup untuk menampung ratusan paragraf yang menceritakan patahnya saat ini.

Konyol sekali, bagaimana bisa suatu gejolak emosi bernama 'cinta' mampu membuat seorang Lee Ruby--yang luar biasa kaku--bisa semenyedihkan ini? Selamat Niki, kamu sungguh berbakat membuat gadis selugu Ruby menangis tanpa henti.

"Terima kasih, silahkan berkunjung kembali."

Si mungil memelankan langkah kaki setelah keluar dari minimarket, berjalan di bawah langit gelap sembari menenteng kantungan plastik berisi empat kotak susu matcha-nya tanpa minat. Seharusnya, setelah Ruby berhasil membeli apa yang dimau, ia harus sesegera mungkin kembali ke rumah mengingat Heeseung bahkan hanya memberinya lima belas menit untuk ke luar--karena jika tidak pria itu akan menjemputnya dengan paksa, mengabaikan fakta bahwa jarak kompleks perumahan ke tempat yang dituju tidak sampai memakan ribuan meter.

Bukan apa, Heeseung hanya kelewat khawatir meninggalkan Ruby walau hanya sekian menit. Tidak tepat membiarkan bungsu kesayangannya seorang diri di saat suasana hati masih sekalut ini. Si sulung Lee sudah tahu semua, tepat saat Ruby menelepon di pagi buta dengan isak tangis--yang membuat Heeseung kepalang panik bukan main di dalam laboratoriumnya--empat hari yang lalu.

Jangan ditanya lagi bagaimana murkanya Heeseung pada pemuda bernama Niki. Yang jelas, saat ini lelaki itu masih berusaha sekuat mungkin untuk tidak bertamu ke ke diaman Kei dan memberikan bogeman mentah kepada si Nishimura. Nanti, pasti ada waktunya sendiri.

Ingatan Heeseung masih jelas saat ia menjemput Ruby--yang hanya mengenakan kemeja dan rok tipis--sedang duduk sendiri di halte dekat rumah sakit, waktu itu. Pukul dua lebih sepuluh menit, dini hari. Heeseung tergesa menepikan mobil, berlari keluar dan segera menyelimuti tubuh mungil Ruby dengan mantelnya yang besar. Tidak ada suara hingga si bungsu memeluknya erat sembari menangis tersedu-sedu.

Sampai akhirnya Ruby meminta untuk pulang. Benar-benar pulang--bukan ke rumah Suno ataupun laboratorium Heeseung di kampus. Ruby memang sudah kembali ke rumah seperti semula. Tapi, jangan kira semua sudah baik-baik saja di antara Ruby dan Bunda. Ah, mari bicarakan ini nanti.

Bruk

Kantungan plastik jatuh begitu saja ke atas aspal, membuat Ruby membungkuk sejenak untuk memungut lalu kembali berjalan dengan langkah yang lebih pelan. Masa bodoh dengan peringatan Heeseung untuk keluar tidak lebih dari lima belas menit. Ruby hanya ingin menikmati jalan malam yang cukup sepi. Ia akui kepalanya pusing luar biasa dan tubuhnya sungguh lemas tak bertenaga, setelah empat hari ia habiskan untuk menangisi apa yang telah terjadi di antaranya dengan Niki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anemone [Ni-Ki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang