QUEEN of the BULLIYING • 05 •

72 17 18
                                    

Hay Hay Hay semua....


Jangan lupa vote dan komen

Hati-hati banyak typo yang bertebaran

Awal mula•

Setiap pagi di kediaman keluarga Gabriel ayah Shena, selalu melakukan sarapan pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap pagi di kediaman keluarga Gabriel ayah Shena, selalu melakukan sarapan pagi. Yang tidak boleh terlewatkan. Keluarga tersebut tersebut terlihat sangat harmonis dan lengkap tanpa, terkecuali. Meskipun sempat, beberapa Minggu kepala keluarga tidak ada dirumah. Mereka setiap makan tidak pernah berbicara sebelum makanannya habis atau selesai.'kalo makan tidak boleh bicara, pamali' begitulah kira-kira kata yang tersematkan di keluarga Gabriel atau juga bisa disebut abad saat makan.

Setelah selesai makan, semua yang ada di meja dibersihkan oleh para maid. "Papa harap kamu ikut dan juara satu!" ucap Gabriel memulai pembicaraan dan melirik anak pertamanya, hanya sesaat.

"Gunakan kepintaranmu dan kecerdasan otakmu. Untuk bisa juara satu. Papa sudah bosen kamu, selalu saja juara dua," lanjut dan meninggalkan meja makan. Serta, menarik tangan istrinya untuk ikut dengannya.

Shena yang mendengar itu memutar bola matanya malas. Selalu seperti itu. "Kalo Shena ga bisa dapat juara satu. Apa yang akan papa lakuin terhadap Shena?" Tanyanya menghentikan langkah kedua orang tuanya. Yah, meskipun kalimat itu, hanya sebuah tanyaan, tapi mampu membuat Gabriel marah.

"Seperti biasa bahkan, bisa lebih parah," balasnya sambil mencengkram erat tangan istrinya. Istrinya mengusap lengan suaminya agar, tidak lepas kendali. Setelah itu kedua pasangan itu, langsung saja pergi dari sana tanpa, menunggu balasan dari Shena.

Kedua adiknya yang dari tadi masih ada di situ dan melihat semua. Mereka saling tatap tanda tidak mau ikut campur dan gak mau tau. Setelah kepergian orang tuanya, mereka langsung saja pergi dari meja makan, untuk kekamarnya. Meninggalkan Shena yang notabenenya sang kakak tanpa, berbicara apapun. Atau, sekedar basa-basi.

Shena yang melihat kepergian kedua adiknya, hanya menatapnya tanpa, berniat menghentikan. Adiknya itu terlalu dingin untuk diajak berbicara.

༼ つ ◕‿◕ ༽つ

Dirumah yang terkesan elegan ada seseorang yang sedang memikirkan perkataan kakaknya tadi. 'menghancurkan atau dihancurkan'. Entah apa yang mereka maksud, dia tidak tau.

Tok

Tok

Tok

"WOI, BUKA PINTUNYA ATAU GUE DOBRAK," teriak seseorang dari luar. Menyadarkan orang yang didalam yang sedang melamun.

Dengan malas ia turun dari ranjang dan menuju pintu. Karena ia sudah tau siapa orang itu, yang tidak tau dengan sopan santun kepada yang lebih tua. Iya, dia lebih tua daripada orang yang ada diluar kamarnya itu. Cuma selisih 3 bulan sih. Tapi, dia kan emang lebih tua.

QUEEN of the BULLYING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang