QUEEN of the BULLYING • 03 •

80 24 20
                                    

Hayy gaisss.......

(Hargai karya aku yaaaa....)
(MAKASIH YANG UDAH MAU BACA CERITA AKU)
(Jangan lupa vote dan komen)


⚠️Banyak kata-kata kasar dan kekerasan⚠️
⚠️ Adegan yang disini tidak untuk dicontoh ⚠️
⚠️ Pandai-pandailah dalam memilih cerita ⚠️

Hati-hati banyak typo bertebaran

SEKOLAH?•

TENGGG....
TENGGG....
TENGGG....
TIME TO GO TO CLASS. THE TEACHING LEARNING PROCESS WILL BE IMMEDIATELY IMPLEMENTED.

Tiga puluh menit sebelum jam 7 bel sudah berbunyi sangat-sangatlah nyaring, dan terdengar di segala penjuru sekolah. Semua siswa/i berlarian untuk segera masuk ke kelas. Berbeda dengan kelas infatuation class yang sedang bersantai. Banyak sekali yang sedang mereka lakukan, tapi yang lebih menonjol adalah perpustakaan.

Dari banyaknya yang bisa mereka lakukan, perpustakaan adalah tempat favorit infatuation class terlebihnya membaca sebuah novel yang hanya disediakan untuk siswa/i, yang berada di infatuation class. Untuk kelas yang lain hanya disediakan buku-buku yang dibutuhkan dalam belajar belajar dan belajar.

Berbeda dengan geng five ladies yang sedang berada didalam ruang yang kedap suara, yang dibuat khusus oleh pihak sekolah untuk five ladies. Dengan tangan lentik Shena dan mulut manisnya, sedang mencaci maki dan membuat beberapa tanda di lengan sang gadis.

"Lo, itu cuma sampah yang harus dimusnahkan," ucapnya santai sambil tangannya menelusuri wajah cantik yang ada didepannya ini. "Lo, itu perebut. PEREBUT KEBAHAGIAAN GUE, SEMUANYA LO REBUT!" ucapnya dengan penuh amarah.

Reaksi yang diberikan oleh sang mangsa hanya terlihat biasa saja, bahkan terlihat sangat santai. "Lo ga takut? Kenapa reaksi si lo cuma biasa saja," sambil tangannya mengukir sebuah huruf SCM. "Nama gue bagus banget kan terukir indah ditangan lo," sambil memandangi hasil karyanya dengan penuh seyum.

"Gaess.....liat sini bagus kan," tunjuknya kepada para sahabatnya. Dengan rasa malas mereka menuju ke arah Shena.

"Bagus si tapi, ada yang kurang. Lihat wajahnya terlihat biasa saja, ga ada rasa takutnya. Kurang menarik," seru Adel menunjuk muka Chelsea Adine Keisha dengan jari telunjuknya. Semua orang yang disitu menganggukkan kepalanya setuju.

"Kenapa si ga takut?, harusnya lo takut gitu. Biar kita puas," timpal Cia dengan bersedekap dada. Semua hanya terkekeh dengan apa yang diucapkan Cia kecuali, Putri.

Putri menatap sahabatnya satu persatu dengan malas. Apalagi nih orang, sudah berkali-kali diperingati tapi tetap aja. Sampai membuatnya bosen.

"Del, ambilin gue garam dan air," sambil nunjuk barang yang dia siapkan di pojok. "Oke," jawabnya dengan senang hati berjalan kearah barang tersebut dan mengambilnya. Semuanya tersenyum kecuali, Putri. Tetep dengan muka datarnya.

Chelsea? Dia santai dan pasrah apa yang akan dilakukan Shena dan para sahabatnya terhadap dirinya. "Nih Shen, gue bawain juga jeruk nipis biar tambah WOW," ujarnya sambil memberikan apa yang dibutuhkan Shena. Shena dengan senang hati menerimanya.

Shena mulai menaruh garam dihasil karyanya. "Rasain lo," lanjut dengan menyiramkan air yang udah dicampur garam.

Argghhh

"SAKIT BEGO," teriaknya tepat dimuka Shena.

"Anjing Lo. Nih rasain lagi." Sambil memeras jeruk nipis yang dibawakan Adelia tadi dan menyiramkan air garam lagi. Shena melakukan itu dengan berulang-ulang kali sampai puas.

QUEEN of the BULLYING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang