"Jangan berulah, dong!"
"Seharusnya alumni rumah sakit jiwa nggak boleh sekolah disini!"
"Benar! Bisa-bisa dia mencelakai kita!"
Riuh.
Sekumpulan murid lelaki tengah mengelilingi seorang anak yang malang ; merundungnya.
"Kamu itu nggak diinginkan, dasar orang gila!"
Salah seorang murid lalu menendangi si anak malang, diikuti oleh beberapa temannya. Memukul, menjambak rambutnya, dan menjadikan tubuhnya penuh luka. Meninjunya bagaikan samsak. Begitulah, pukulan demi pukulan ia terima.
Tanpa ada perlawanan, si anak malang hanya menerima perlakuan tersebut dengan wajah datar. Menatap remeh satu-satu anak yang merundungnya.
Wajahnya babak belur, penuh lebam dan sudut bibirnya bahkan berdarah. Tetapi ia tak merasa lemah, sama sekali.
"Astaga, lihat, dia benar-benar diam seperti patung. Dia sungguhan orang gila!"
"Mengerikan!"
"Orang gangguan mental yang menjijikkan!"
Lalu seragam si anak malang diludahi, dan anak-anak itu pergi meninggalkannya sambil mengucap sumpah serapah.
Si anak malang menatap punggung mereka datar seraya mereka menjauh dari pandangannya.
"Kalian pikir kalian sudah cukup menyakitiku?" gumamnya lirih.
Jemarinya bergerak, membersihkan bekas ludah di seragamnya.
"Ini bukan apa-apa dibanding apa yang ku rasakan di Niñogiz dulu, asal kalian tahu, orang-orang bodoh yang nggak tahu bertahan hidup."
Anak malang itu terdiam di sisi koridor, mematung. Pikirannya kosong.
"Sungchan!"
"Sungchan!"
"Hey, Jung Sungchan! Kalau ada yang memanggil, jawab dong!"
Beomgyu menepuk keras bahu Sungchan yang terdiam, tampak setengah melamun. Lalu Beomgyu seketika bungkam saat melihat figur temannya itu yang penuh lebam.
"Astaga, kau dirundung lagi?!"
"Hah?"
"Kau baru saja dirundung lagi oleh anak-anak berandal itu kan?"
Sungchan mengerjapkan matanya,"Dirundung itu apa?"
Beomgyu melenguh malas,"Dipukuli, dianiaya, diejek, di-"
"Oh, sepersepuluh perlakuan suster ke kita dulu? Ya."
Beomgyu segera menarik tangan Sungchan, membawanya pergi menuju UKS. Melihat sosok Sungchan, beberapa murid yang melintasi lorong mulai menggunjing dan saling berbisik. Serta melayangkan tatapan jijik dan jelas-jelas menunjukkan kebencian mereka.
Beberapa hari yang lalu, profil Sungchan diketahui oleh anak-anak di sekolah. Bahwa ternyata dia termasuk salah satu anak yang dibawa ke rumah sakit jiwa yang sempat menggegerkan publik itu.
Anak-anak yang mengetahui itu, segera saja mengucilkannya, bahkan merundungnya dan menjulukinya 'anak gila' atau 'cacat mental'.
Entah dari mana informasi itu bocor. Padahal seluruh media sudah menarik semua artikel laporan anak hilang yang sempat terpublikasi, dengan tujuan agar anak-anak itu tidak dikucilkan oleh masyarakat.
"Lain kali kalau kau dipukul, pukul balik saja. Aku yakin mereka hanyalah anak cengeng yang bahkan nggak bisa berkelahi secara jantan." celoteh Beomgyu sambil mengobati luka-luka Sungchan dan memberinya plester.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Gizhi | ft. ENHYPEN and TXT
Fanfiction[ a sequel of Niñogiz ! ] Jungwon kira, Tuhan sudah mengizinkannya untuk hidup bebas. Nyatanya, tempat bersandar yang ia anggap aman, telah mengkhianati setiap mimpinya. TW !! this story might contains ; gore, disturbing descriptions, suicidal thoug...