Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam namun sekelompok pemuda masih bergerak tanpa henti didepan cermin besar dengan alunan melodi hype yang berulang kali berhenti untuk saling mengkoreksi gerakan masing masing.
"Kau, iya kau.. bisa kah menambah power di gerakan tanganmu?", kata si pemuda berdiri di depan selaku pemimpin dance kali itu.
"Ah..saya?, Baiklah Hyung.. maafkan saya semuanya", jawab si pemuda satunya dengan gestur tadinya menunjuk muka nya lalu membungkuk sopan dihadapan pemuda lainnya.
"Okey, let's go.. kita mulai dari awal.. 1...2...3 GO !!", pekik si pemuda didepan berlanjut dengan gerakan powerfull yang diikuti serempak oleh ke tujuh pemuda belakangnya.
BRUUUGGHH....
"Hahh... Hahh..Haarrrrgghh...", lenguh beberapa pemuda dengan kaus setengah basah oleh keringat, Seugmin disusul Han, Felix dan Jeongin yang saling berhamburan diatas lantai setelah selesai dance malam itu.
"Jika performa kita seperti tadi, ku yakin seratus persen kita akan lolos, iya kan?", celetuk Changbin dengan nada bicaranya yang melengking disertai tawa puas setelahnya. Meskipun yang berbicara tadi dia dengan terengah engah namun kali ini ia masih sempat melakukan push up dengan tangan mengepal. Ucapannya kemudian mendapat anggukan dari sang leader, Bang Chan.
"Aku percayakan koreo semua kepadamu. Untuk arransemen lagu, aku, Changbin dan Han sudah putuskan yang tadi kita pakai untuk latihan itu saja. Selebihnya, seperti yang sudah ku bilang, koreo dan stage perfomance aku percayakan padamu dengan aku akan mendukung dibelakangmu", ujar si leader.
Belum si lawan bicara menjawab, ia kemudian berlanjut dengan kata katanya "Oiya, apa kau merasa Hyunjin tadi belum begitu bagus? Apa kau keberatan jika kau bimbing dia sedikit lagi?, kau tau kan kompetisi itu tinggal satu minggu lagi", jelas Chan yang kali ini kata katanya diakhiri muka serius sembari menepuk pundak kiri si lawan bicara kemudian beranjak berdiri."Ne..Hyung", jawab singkat si leader dancer group itu, Lee Minho.
Setelah Chan menghilang dari pandangan, manik Minho kemudian mengitari ruangan kaca itu.
Kosong, ternyata semua member telah meninggalkan ia sendiri diruangan itu.Entah berapa lama tadi ia terlamun sampai tak sadar jika ia sudah tak berkawan.
Oh Tidak..!! Dia belum sendirian.
Masih ada seseorang disana, posisinya sedang membelakangi Minho. Mengikat surai panjangnya yang hitam sambil bercermin.Minho mengamati itu dengan jarak sepuluhan meter dari tempatnya duduk kini berdiri.
Hyunjin menoleh mendengar ada suara ringsakan dibelakangnya.
"Oh Hyung, kau sudah bangun".
"Ne.".
"Baiklah, Hyung.. aku akan ke dorm ku", ucap Hyunjin yang kemudian membungkuk sopan. "Terimakasih hari ini".
"Sepertinya memang benar apa kata orang diluar sana", ucap Minho dengan smirk kecil dibibir nya.
Hyunjin yang sudah menapakkan kaki nya barang satu meter dari arah Minho, kini berbalik.
"Maksudmu apa Hyung?", jawabnya dengan dahi mengkerut.
"Ya kau memang hanya berbekal paras mu yang tampan, sehingga kau bisa lolos debut. Bahkan dance berulang kali kuajarkan pun, kau masih lemah", kini Minho sedikit melangkahkan kakinya ke arah Hyunjin.
Yang diajak bicara hanya mematung, dengan sudut manik yang mulai berair, pipinya memanas, bibir pun bergetar entah ingin mengucapkan kata yang bahkan kalimat kalimat itu masih berjejalan di kepalanya saat ini.
Mereka berdua kini saling berhadapan dengan hanya jarak dua kilan saja. Minho yang awalnya tertunduk, kini mendongakan wajahnya ke arah Hyunjin.
"Aku tidak ingin Chan kecewa padaku. Kompetisi itu akan datang kurang dari sepuluh hari. Anggap saja kau adalah penentu reputasi grup. Jika kau hanya terus berdiri dari bayang bayang member lain, maka kau lebih baik menyerah!", bentakkan Minho kali ini sangat menyayat hati kecil Hyunjin.
Minho melalui Hyunjin. Keduanya bertolak belakang. Hyunjin masih dengan posisi awalnya bahkan sampai Minho hilang dari pandangannya.
"Jika kau mau berubah, ku tunggu kau tiap jam 3 sore disini", ucap Minho ketika akan membuka knop pintu.
Selepas suara pintu ditutup, Hyunjin lalu mengambrukan badannya ke lantai. Bulir air mata yang sedari tadi menggantung akhirnya kini bercucuran, beradu dengan isakan kecilnya. Ia tundukkan kepalanya.
"Tidak, Minho hyung sedang tidak memarahiku. Aku yakin dia ingin melihatku bersinar. Ya.. dia ingin aku lebih baik", gumamnya sendiri kini dengan tangan yang berulang kali mengusap kasar matanya.
Sungguh malam itu adalah malam yang terlalu menyedihkan baginya.
***
Ini sudah hari ke tiga semenjak hari pertama dimana mereka latihan bersama. Ya, latihan berdua. Jika kalian menanyakan member lain, mereka akan selalu datang tiga jam setelahnya.
Ucapan Minho malam itu bagai cambuk bagi Hyunjin. Entah dia seperti mendapat extra energi di dalam dirinya. Tak ingin ia diperlakukan seperti tempo hari oleh orang lain, bahkan itu oleh para member.
"Baiklah Hyunjin, istirahatlah", ucap Minho sambil mematikan sound.
"Ne.. Hyung..", jawabnya dengan nafas menderu dan peluh bercucuran di pelipis, menahan rasa lelah setelah beberapa kali melakukan sesi latihan.
Minho menghampiri Hyunjin yang sedang tiduran terlentang menatap langit langit ruangan. Dadanya masih meraup oksigen dengan brutal.
"Ini, minumlah", ucap Minho menyodorkan botol mineral.
Ia posisikan badannya menyamai Hyunjin, kedua pasang mata menatap arah langit langit ruangan.
......
"Apa aku terlalu keras padamu?", tanya yang lebih tua memecah keheningan yang terjadi selama beberapa menit.
Hyunjin menolehkan wajahnya ke arah Minho sekejap kemudian kembali ia menatap atas.
"Anni .. ", jawab nya singkat dengan senyum mengulas di bibir tebalnya.
"Mian ... ",
"Untuk ?"
"Membentakmu ... ", ucap Minho lirih yang kemudian beranjak duduk dari posisinya tiduran tadi.
Hyunjin kini menatap punggung orang yang dua tahun lebih tua darinya itu.
Punggung yang sedari kecil selalu menggendongnya dikala ia sakit.
Orang yang sama ketika dulu selalu mengajarkan PR nya yang susah.
Setelah mereka berdua beranjak remaja dan memutuskan untuk menjadi idol dengan tekad keras, mereka memutuskan untuk tidak saling mengenal selama mereka trainee dan lolos menjadi idol di sebuah agency pemula saat ini. Bahkan tidak menunjukkan identitas sebenarnya bahwa mereka bukan dari keluarga utuh yang memiliki ayah dan Ibu.
Ya, Minho dan Hyunjin adalah kakak beradik yang dipertemukan dan dibesarkan oleh sebuah panti asuhan.Hyunjin mendudukan badannya, memposisikan berdekatan dengan Minho.
"Tidak Hyung, hanya kau yang aku miliki. Apapun yang terjadi dimasa depan, kita akan bersinar bersama. Ya kan..?", kata Hyunjin dengan senyum yang juga beradu dengan lelehan air mata di pipi tembamnya.
Kedua pasang netra saling menatap dalam. Terbesit kerinduan mendalam di sana, yang bahkan hanya ingin mengelus surai adiknya pun tak bisa ia lakukan lagi ...
"Teruslah ada disisiku, Hyunjin-ah..."
"Esok bahkan selamanya aku akan bersamamu, Minho Hyung..."
~ fin ~
>> Pemanasan dulu ygy ... :D
Happy reading, keep vomment.
Tysm ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot : HYUNHO 🐰🥟
Teen FictionWelcome to HyunHo / HyunKnow stan ❣️ Kumpulan One/Two/Three Shoot BxB HYUNHO Minho (dom) x Hyunjin (sub) ~ sorry aku gak nulis Minho as Sub 😋. ~ bahasa semi baku [ Disclaimer ] •Mungkin akan mengandung 🔞 •Gay Phobia silakan leave ya Ini cerita j...