9. Thank You (3/fin)

826 82 10
                                    

Manik itu mengercap berkali kali. Memecah bayangannya sendiri yang sedang mengatakan hal sebenarnya pada Hyunjin. Faktanya, sedari tadi Hyunjin lah yang sedang mengoceh di depan Minho, menceritakan bagaimana perkembangan sikap Ye Jun waktu di sekolah. Senyum Minho terbit mendengar suara riang Hyunjin saat sedang banyak bicara dan sesekali tertawa kecil.

" Jika kau tak bisa mengingatku, setidaknya ingatlah jika kau memiliki Ye Jun sebagai putramu Hyunjin"

Tiba tiba, terlihat kilatan dari arah jendela dan setelahnya suara petir yang menggelegar berkali kali. Hyunjin seketika menutup telinganya rapat rapat serta menundukkan kepalanya. Reflek, Minho yang disampingnya itu pun dengan cepat memeluk Hyunjin. Menelungkupkan kedua tangannya, membawa kepala Hyunjin kedalam dadanya.

Di dalam pelukan itu ... seharusnya ia ada di dalam pelukan itu saat ia berjuang dengan kandungannya dan sedang melawan depresinya.

| FLASH BACK IN - HYUNJIN |

Mata sembab itu menatap sisi luar dari jendela dapurnya. Hujan sore itu seakan turut mengikuti suasana hati seorang Hyunjin. Setelah berhari hari ini ia tersiksa dengan kabar yang teramat menyakitkan hatinya. Ia usap lembut perut buncitnya itu, setidaknya untuk menguatkan dirinya sendiri.

Ia langkahkan kakinya menuju kamar. Di ranjang besar itu ia kuburkan dirinya lagi diantara selimut. Hujan kian lebat, terdengar sambaran petir memekakkan indra pendengaran. Ia tutup kedua telinganya itu, memejamkan kedua matanya rapat rapat, berteriak pun tak akan ada yang mendengarnya. Hanya satu kata yang terus mengalun dari bibirnya ..

" Lee Minho .... Lee Minho .... "

Raungan tangisan itu kembali terdengar. Tangannya meraba kasar laci nakas disebalah ranjangnya, mencari benda itu lagi. Seakan sudah menjadi obatnya saat itu. Sebuah cutter, ya .. self harm ..
Lengan putihnya itu kini bagai canvas pesakitannya dikala ia mengingat Minho.

| FLASH BACK OUT - HYUNJIN |

Masih di dalam pelukan itu, di kepala nya terselip bayangan bayangan aneh. Ketakutan yang sedang ia alami, aroma parfum yang sedang ia hirup, pelukan yang hangat ini.

Perlahan pelukan itu mengendur setelah tak terdengar petir itu lagi, hanya tersisa rintikkan hujan. Di jarak sedekat itu perasaan canggung antar keduanya terjadi. Manik keduanya saling menatap dalam hingga perlahan tangan Minho membawa dagu cantik dihadapannya itu kedalam sebuah penyatuan. Bukan nafsu yang sedang berbicara, melainkan kerinduan yang teramat Minho rasakan pada seseorang yang ada di depannya itu.

Hyunjin dengan cepat segera menarik tubuhnya menjauhi Minho.

"Eung.. s-saya permisi Tuan.."

" Hyunjin, maafkan aku .. maafkan aku " ucapnya, hendak menarik tangan Hyunjin yang sedang beranjak.

Hyunjin melangkahkan kakinya cepat meninggalkan Minho.

" Tunggu! Biar ku antar kau pulang "

" Tidak perlu Tuan, saya akan naik taksi "

" Tidak! kali ini saja Hyunjin " ucapnya, mengeratkan genggamannya di tangan sisi kiri Hyunjin. Keduanya saling melempar tatapan, tak sadar jika ada malaikat kecil sedang menatap mereka dari kejauhan.

" Miss Hwang ... " panggil Ye Jun, tangannya kecilnya mengucek mata lucu nya itu.

~~~~

Ketiga nya saat ini sudah berada di dalam mobil Minho. Hyunjin menemani Ye Jun di kursi belakang. Kepala kecil itu menyender di dada Hyunjin, memeluk boneka robotnya. Jika Ye Jun tadi tak menangis maka ia akan tinggal dirumah bersama maid, tapi dia memilih untuk ikut bersama.

Oneshoot : HYUNHO 🐰🥟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang