Mimpi Buruk

908 93 18
                                    

✨ Happy reading ✨

Hingga di minggu-minggu berikutnya, sampai ada yang berbeda dari hidupnya, kenyataan pahit bahwa kini teman baiknya sudah jarang sekali berbicara dengannya. Sekalinya ada kesempatan, Beccanya malah membahas orang lain saat bersamanya.

Seperti sekarang, antara Kun dan Becca ketika mereka berhasil memiliki waktu untuk bicara, Becca malah lebih antusias ketika dirinya membahas sang kakak, Freen. Atau mungkin wajahnya akan sangat antusias saat membahas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua setelah pertemuan pertama dirumah Kun. Diam-diam hati Kun panas, seperti cemburu meski sadar jika dirinya bukan siapa-siapa, jantungnya serasa diremas oleh rasa yang bernama cinta.

Tapi tidak apa-apa, selagi itu membuat Beccanya tersenyum, Kun akan baik-baik saja. Senyum Kun ikut pudar saat Becca menceritakan bahwa kakaknya sempat tak membalas pesannya kemarin. "Dianggurin aja gitu?" Tanya si perempuan yang tingginya lebih 5 Cm dari Becca.

Becca mengangguk. "Iya serius deh, P'Freen gak bales chat gue kemarin, aaa sebel padahal gue kangen P'Freen." Tepat dihadapan Kun, Becca mempoutkan bibirnya.

Kun gemas dibuatnya, perasaannya semakin kacau.

Kini Kun jadi paham, kenapa mereka sudah jarang sekali mengobrol lewat chat. Jawabannya sederhana, karena Becca sudah menemukan orang baru untuk menemaninya mengobrol setiap malam. Ck, sakit.

-

Tugas pertama Minggu ini berkelompok. Kun mengundang Becca dan teman-temannya yang lain untuk mengerjakan tugas bersama dirumahnya. Semua temannya sudah datang, termasuk Becca. Setelah bertukar senyum. Kun menyuruh Becca untuk duduk dan dirinya langsung menyiapkan sajian untuk para tamunya.

"Segini cukup kan ya? Atau kita pesen go food aja?" Sambil menggaruk kepala, Kun menatap layar ponselnya dengan wajah kebingungan. "Becca mau makan apa?" Selalu, nama yang pertama selalu Kun sebut adalah teman favoritnya, Becca.

Dan kini yang lain malah terlihat antusias dengan ucapan Kun. "Anjay, seru juga ya punya temen kaya raya, mau apa-apa langsung dibeliin, Kun gue mau donat dong." Celetuk Nong. Yang lain langsung setuju.

Kun masih memperhatikan Becca, gadis itu masih diam. "Becca Lo mau makan apa?" Saat namanya dipanggil, Becca menoleh. Ia menggeleng pelan.

"Engga Kun, makasih, ini udah banyak makanan maaf ya kita jadi ngerepotin." ucap Becca dengan penuh rasa tidak enak.

Dengan cepat Kun menggeleng, "enggak ish! Kan gue yang ngajak kalian kesini." Kun lalu menyodorkan ponselnya. "Beneran gamau nih? Burger atau susu pisang, gamau?" Tawar Kun sekali lagi.

Berfikir sejenak, otak Becca tiba-tiba teringat dengan ucapan Freen kemarin saat di telfon. Buru-buru ia langsung bilang pada Kun. "Kun, gue mau milk tea."

"Hah?!" Kaget, Kun langsung membelalakan mata. "Milk tea? Tumben.. lo suka? Rasanya aneh loh gue gak yakin lidah Lo suka" Jelas Kun.

"Ya gapapa emang kenapa? Gue belum pernah nyobain, tapi kata P'Freen sih enak." Ini yang membuat moodnya jadi sedikit berubah, selalu, setiap saat, Becca jadi sering menyebut nama sang kakak daripada dirinya.

"Iya" dengan satu kalimat Kun menjawabnya, lalu dengan berat hati pula ia mencarikan Milk tea untuk Becca nya.

-

Saat yang lain tengah bersantai karena tugas kelompoknya sudah dikerjakan oleh Nong. Kun izin ke belakang untuk mengambil minuman baru dari dapurnya.

Lalu saat pintu dapur dibuka, disana ada Freen dengan Becca yang sedang berbicara.

Freen dan Becca langsung berhenti mengobrol ketika Kun terkejut karena melihat mereka. Alis Kun terangkat. "Eh sorry, maaf gue ganggu." Becca menggeleng, sementara Freen menatap malas pada Kun, adiknya. "Aku cuma ambil minum aja kok, yang lain kehausan, makan donat bikin tenggorokan seret ternyata, kalian- silahkan lanjutin ngobrolnya." Canggung

One Day Imagine | AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang